Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing makna
Menunggu hujan reda yang mesti tiba
Â
      Maret 1943
Puisi "Kesabaran" karya Chairil Anwar di atas terdapat beberapa bahasa figuratif yang digunakan untuk menyampaikan makna secara lebih indah. Keindahan puisi tersebut disebabkan karena adanya suatu simbol atau simbolik. Simbol yang digunakan pada puisi di atas salah satunya, yakni metafora. Dalam hal ini, metafora pada puisi "Kesabaran" tersebut bertujuan agar pembaca merasa lebih nikmat saat membaca puisi dengan makna lebih dalam dengan berbagai perbandingan analogis dan dengan cara lebih imajinatif. Â
Beberapa penggunaan bahasa figuratif dalam puisi "Kesabaran" karya Chairil Anwar ini, yakni adanya penggunaan majas hiperbola dan majas personifikasi. Penggunaan majas hiperbola atau majas yang diungkapkan dengan kata-kata yang berlebihan atau terkesan dilebih-lebihkan, terdapat pada penggalan puisi Dunia jauh mengabur, Kelam mendinding batu, Suaraku hilang, Tenagaku terbang, Keras membeku air kali, serta Dan hidup bukan hidup lagi.
Selanjutnya, penggunaan bahasa figuratif berupa majas personifikasi pada puisi "Kesabaran" karya Chairil Anwar, di antaranya terdapat pada Ini dunia enggan disapa, ambil perduli dan Dihantam suara bertalu-talu. Pemaknaan yang terdapat pada majas personifikasi tersebut ialah tidak ada yang mau mendengarkannya sehingga ia berusaha untuk tidak peduli, tetapi dalam puisi ini disajikan dengan majas personifikasi yang seolah-olah tidak mau disapa adalah dunia. Kemudian, pemaknaan selanjutnya, yakni pada larik Dihantam suara bertalu-talu memiliki makna bahwa ia selalu mendengarkan suara-suara yang tidak baik secara terus-menerus yang digambarkan dengan dihantam suara yang berarti menerima hantaman berupa suara-suara keburukan secara berulang kali.
Puisi "Kesabaran" karya Chairil Anwar ini hampir sebagian lariknya menggunakan diksi yang mengandung bahasa figuratif untuk menyampaikan maknanya. Dalam hal ini pembaca perlu memaknai isi dan makna puisi tersebut secara lebih keras lagi dalam menginterpretasikannya. Puisi yang dalam keseluruhannya bermakna kesabaran seorang penulis yang terus-menerus menerima perlakuan serta suara-suara tidak baik semasa hidupnya hingga ia sampai pada titik di mana tidak lagi memedulikan dunia dan orang-orang di sekitarnya yang jahat kepadanya.
Berdasarkan hasil analisis di atas, penggunaan bahasa figuratif di dalam suatu karya puisi sangatlah penting karena dapat memberikan kesan yang lebih menarik dan dapat memberikan kesan unik atau ciri khas puisi tersebut. Bahasa figuratif ini sangat perlu untuk meningkatkan ketertarikan pembaca pada karya puisi. Namun, penggunaan bahasa figuratif ini dapat memberikan interpretasi yang berbeda akan makna yang terkandung di dalam puisi karena perbedaan cara menafsirkan makna oleh masing-masing pembaca. Sehingga perlu adanya penggunaan bahasa figuratif yang sebisa mungkin tidak terlalu berlebihan dan jauh dari makna yang sebenarnya agar tidak terlalu bias makna.
Daftar Pustaka: