Mohon tunggu...
Nila NurilHidayati
Nila NurilHidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku adalah seseorang yang suka berimajinasi dan menuangkan nya dalam tulisan . Aku juga suka musik dan menyukai tantangan serta mencoba hal - hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Presfektif Antropologi Budaya Pada Tradisi Rokat Tase di Kalangan Masyarakat Pesisir Madura

27 Januari 2023   16:34 Diperbarui: 27 Januari 2023   16:33 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

              PRESFEKTIF ANTROPOLOGI BUDAYA PADA TRADISI ROKAT TASE’ DI KALANGAN MASYARAKAT PESISIR DI MADURA

                        

   Abstrak 

Rokat tase’ atau petik laut adalah sebuah tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarkat di Madura untuk mengungkapkan rasa syukur kepada tuhan atas hasil laut dan meminta keselamatan serta kesejahteraan bersama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih mendalam mengenai kebudayaan Rokat Tase’ yang dikaji menggunakan ilmu antropologi budaya serta mengetahui bagaimana masyarakat melaksanakan upacara tradisi Rokat Tase’ di Madura. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian kebudayaan yang dikaji melalui aspek fenomena social di dalam maasyarakat,  dengan penyajian data berupa narasi , dan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif fenomenalogy. Pemerolehan data dilakukan dengan cara study literatur. Hasil dari penelitian ini adalah masyarakat pesisir di Madura masih melestarikan tradisi Rokat Tase’ .Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu kala dan dilaksanakan setiap setahun sekali. Rokat  Tase’ biasanya diselenggarakan pada bulan enam atau tujuh  dikarenakan pada bulan tersebut nelayan mendapatkan hasil ikan yang melimpah dan acara tarsebut dilakukan ditempat yang biasa digunakan untuk pelelangan ikan. Para nelayan akan menghias perahunya untuk mengikuti tradisi ini. Biasanya masyarakat Madura akan menyelenggarakan tradisi ini dalam lima hari berturut – turut dengan berbagai rangkaian kegiatan seperti perlombaan sapi betina yang telah didandani, acara tayuban,pementasan ketoprak, pengajian dan hari terakhir para nelayan akan menghiasi kapal mereka dan malarung sesaji di tengah laut.

Keywords: Rokat Tase’, nelayan, Madura, tradisi, rangkaian kegiatan.

 PENDAHULUAN 

  Indonesia adalah negri yang kaya akan budaya , adat istiadat, dan karakteristik masyarakatnya yang beragam. Indonesia adalah negara kesatuan dengan sejuta keberagaman. Di dalam kehidupan sehari – hari masyarakat tentunya tidak akan terlepas dari budaya atau kebudayaan yang mengiringi kehidupan mereka dalam keseharian nya. Suatu kebudayaan tentunya sudah ada sejak zaman terdahulu yang kemudian turun – temurun dan diimplementasikan oleh generasi selanjutnya. Salah satu contoh kebudayaan yang hidup dan berkembang di kalangan masyarakat adalah adat istiadat atau tradisi. Kebudayaan merupakan cerminan dari kehidupan, perilaku serta tingkah laku masyarakat terhadap lingkungan. Adat istiadat adalah suatu kebiasaan yang berkembang di dalam masyarakat dan dilakukan secara berulang yang kemudian menjadi sebuah kepercayaan yang dihormati. Sedangkan tradisi adalah suatu kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang yang sudah menjadi kepercayaan dan keyakinan serta memiliki tujuan tertentu. Indonesia adalah negri yang kaya akan adat istiadat dan tradisi nya, karena hampir di setiap daerah memiliki suatu adat dan tradisi yang bisa lebih dari satu dan berbeda dengan daerah lainnya.Setiap masyarakat tentunnya memiliki kehidupan social budaya yang membedakan dengan masyarakat lainnya. Di dalam kebudayaaan terdapat niali – nilai serta norma -norma yang berlaku di dalam kehidudpan bersosial.Masyarakat akan menerapkan apapun yang diajarkan oleh nenek moyang mereka dan kemudian berupaya untuk mempertahankan nilai – nilai yang ada, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa nilai – nilai tersebut dapat berubah dan terkikis oleh kemajuan zaman.Sebuah kebudayaan dapat dikaji dengan ilmu antropologi budaya yaitu sebuah ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan pada manusia. Ilmu antropologi penting untuk mengkaji serta mengetahui pola tingkah laku manusia didalam bermasyarakat. Ilmu antropologi budaya berusaha untuk mengekpresikan konsep suatu budaya . Kebudayaan dalam presfektif antropologi budaya adalah sebagai penerapan,cerminan, pandangan seni serta hasil karya cipta manusia yang dipergunakan dalam prosses adaptasi dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Indonesia memiliki sejuta  keberagaman budaya . Salah satu pulau yang memiliki segudang adat istiadat dan tradisi yaitu Madura yang merupakan sebuah pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur yang ditinggali oleh suku Madura , dengan memiliki kebudayaan yang khas dan melekat di dalam kehidupan bermasyarakat nya. Salah satu adat dan tradisi yang masih dilestarikan oleh suku ini adalah tradisi Rokat Tase’atau petik laut.Rokat Tasek’atau petik laut adalah suatu tradisi yang sudah turun temurun dan dilestarikan oleh masayarakat khususnya yang tinggal di pesisir pantai di Madura. Tradisi ini dilakukan guna untuk mengungkapkan rasa syukur kepada tuhan atas hasil laut yang menjadi sumber pendapatan para nelayan, tradisi ini dilakukan juga untuk meminta keselamatan serta perlindungan dari bala’ atau petaka saat melaut. Rokat Tase’atau petik laut  hampir sama dengan acara slametan atau syukuran yang memiliki makna serta tujuan yang hampir sama yaitu untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, namun yang membedakan adalah tata cara serta rangkaian kegiatan nya di dalam tradisi Rokat Tase’di Madura. Dari tradisi Rokat Tase’ini membuktikan bahwasannya begitu pentingnya hasil laut bagi masyarakat pesisir yang bermatapencaharian sebagai nelayan .

    Pulau Madura di kelilingi oleh banyak laut dan pantai, sehingga masyarakatnya sebagian besar sangat bergantung pada laut sebagai penghasila untuk mereka memenuhi kehidupan sehari – hari. Dengan adanya tradisi Rokat Tase’ ini akan lebih membangun semangat bagi masyarakat sekitar pesisir pantai untuk terus giat bekerja dan menjaga kelestarian alam terutama laut untuk kesejahteraan bersama. Tradisi ini dianggap sebagai suatu keistimewaan bagi masyarakat pesisir pantai di Madura. Walaupun di zaman sekarang ini yang sudah canggih akan teknologi dan perekembangan ilmu pengetahuan yang pesat bisa berpengaruh pada perubahan budaya , namun perlu di pahami bahwa sebuah tradisi tidak bisa berubah secara menyeluruh, tetapi ada sebagian yang di tambah ataupun dikolaborasikan sesuai dengan perkembangan zaman dan kehidupan masyarakat nya. Suatu tradisi dipersembahkan kepada yang diagungkan atau dianggap suci yaitu kepada kepercayaan masyarakat atau tuhan mereka dan hal ini akan terus berjalan turun- temurundalam rangka menjaga kewajiban atau suatu keharusan terhaadap yang tuhannya, yang kemudian hal tersebut mejaadi kepeercayaan religi. Ketergantungan masyarakat kepada hal mistis dan gaib sudah ada sejak zaman dahulu kala sampai saat ini atas kepercayaan yang dianggap kebenaranya, ketergantungan ini lah yang masih melekat di kalangan masyarakat khususnya yang tinggal di daerah pesisir Madura. Masyarakat Madura mengganggap tradi Rokat Tase’ adalah sebuah simbol yang dominan bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Tradisi ini rutin dilakukan oleh masyarakat untuk tetap menjaga hubungan yang baik dengan penjaga laut yang mereka anggap sebagai pemberi kesejahteraan,keselamatan serta hasil laut, namun hal ini tidak bermaksud untuk menyimpang dari agama islam, setelah agama islam masuk ke Madura tradisi ini tetap berlangsung namun dengan menghilangkan unsur – unsur yang dianggap bertentangan dengan agama islam dan kemudian dipadukan dengan kaidah – kaidah yang ada dalam ajaran agama islam. Masyarakat pesisir pantai di Madura dulunya meykini akan roh – roh halus atau kepercayaan animisme tetapi setelah masuknya kebudayaan islam dengan adanya nilai  - nilai islam maka kepercayaan itu mulau berubah meski tidak sepenunya karena disesuaikan dengan ajaran agama islam yang mana mayoritas masyarakat pesisir pantai di Madura beragama islam. Dengan memperhatikan pembahasan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebihbmendalam mengenai tradisi ini dengan mwngangkat judul “ PRESFEKTIF ANTROPOLOGI BUDAYA PADA TRADISI ROKAT TASE’ DI KALANGAN MASYARAKAT PESISIR DI MADURA “. 

METODE PENELITIAN

    Dalam sebuah penelitian tentunya harus memperhatikan metode yang akan digunakan, hal ini bertujuan untuk memperoleh data yang valid yang akan mempermudah penulisan dalam penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian kebudayaan yang dikaji melalui aspek fenomena social di dalam masyarakat,  dengan penyajian data berupa narasi dan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif fenomenalogy dengan menggambarkan keadaan mengenai tradisi Rokat Tase’. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena objek yang diteliti adalah fenomena social yang ada di dalam masyarakat Madura . Sumber data yang diperoleh dari studi literatur atau studi kepustakaan.

 HASIL DAN PEMBAHASAN 

    Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya tidak terlepas dari sebuah kebudayaan yang melekat di dalam kehidupan mereka. Kebudayaan hadir dari cerminan kehidupan, tingkah laku dan kebiasaan dari masyarakat setempat. Kebudayaan akan senantiasa hadir dan mengiringi kehidupan pada masyrakat. Kebudayaan atau tradisi yang ada di tengah kehidupan  masyarakat tentunya akan terus berkembang seiring berkembangnya zaman. Hal ini dikarenakan masyarakat masih menganggap bahwa dalam kebudayaan dan tradisi terdapat nilai – nilai luhur yang dianggap sakral, sehingga kebiasaaan atau tradisi akan melekat dan sangat sulit untuk dihilangkan .

    Indonesia adalah negri yang kaya akan budaya.Salah satunya adalah Madura, yaitu sebuah pulau yang memiliki banyak sekali kebudayaan dan tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat. Di Kawasan pesisir di Madura terdapat komunitas masyarakat yang terus menjaga tradisi sebagai sesuatu yang dianggap wajib dilakukan oleh masyarakat yang dikenal dengan tradisi Rokat Tase’ atau petik laut yaitu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pesisir pantai di Madura yang sebagiain besar dari mereka adalah sebagai nelayan.Rokat merupakan Bahasa asli Madura yang berarti membuang selain itu juga dapat diartikan dengan melebur,menghilangkan, dan membebaskan balak atau musibah. Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu yang merupakan warisan dari nenek  moyang mereka, dan turun – temurun dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Didalam tradisi Rokat Tase’ terdapat nilai – nilai dan norma – norma yang terkandung di dalam nya. Tradisi Rokat Tase’ memiliki maksud dan tujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil laut dan meminta keselamatan serta kesejahteraan kepada Tuhan yang maha kuasa . Selain itu tradisi ini juga dianggap oleh masyarakat sebagai cara untuk mencegah dari musibah atau malam petaka yang tidak diinginkan selama melaut . “Saongguna adek se taoh asli ka sejarah wal awalla Rokat Tase’ ariah, engkok ghun neros aghi ben ajegeh kebiasaan se e ajerih bengaseppo ka sengkok makle kebiasaan ariah tak elang. Mon caan reng oreng ka’dissak ngormat dha’ pajegenah tase’ se sabben arena lah aberrik hasel tangkep se benyak” Juhari (2021).. (Sebenarnya tidak ada yang tahu betul dengan sejarah awal adanya Rokat Tase’ ini, saya hanya meneruskan dan menjaga kebiasaan yang telah diajarkan oleh leluhur saya agar kebiasaan ini tidak hilang. Kalau kata orang-orang itu menghormati penjaga laut yang setiap harinya telah memberikan hasil tangkap yang banyak ). Dari penjelasan salah satu warga yang tinggal di pesisir pantai di Madura tersebut dapat kita dipahami jika memang sejarah awal adanya Rokat Tase’ ini adalah sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur mereka, tradisi ini juga ada sejak zaman nenek moyang mereka yang kemudian terus mereka lestarikan hingga sekarang oleh masyarakat sekitar pesisir. Bapak Haenor (44) selaku panitia Rokat Tase’, beliau mengatakan, “mon edinnak pelaksaan Rokat Tase’ riah lakar cek sakrallah, deri lambek bedeh Rokat Tase’ riah jet tujuannah gebey bentuk syukur ka guste Allah dengan perantara aberrik sesajen ka penguasa se bedeh e tase’. Deri pelaksanaanna paste bedeh istighasah e malem areh ben barzanjien kalaggu’ennah, teros melarungkan sesajen ka tase’ se e beddhei bhitek mon can reng dinnak, kabbhi nelayan paste norok pelaksanaan ariah, siang arenah bedeh acara hiburan sinden, teros kalagguennah e lanjut aghi acara tari muang sangkal ban saronin, kalagguennah bekto lem malem e totop acara ludruk”. (disini pelaksanaan Rokat Tase’ memang sangat sakral, dari dulu adanya Rokat Tase’ ini memang tujuannya sebagai bentuk syukur kepada gusti Allah dengan perantara memberikan sesajen ke penguasa yang ada di laut. Dari pelaksanaannya pasti ada istighasah di malam hari dan barjanji keesokan harinya, semua nelayan pasti ikut pelaksanaan ini, siang harinya ada acara hiburan sinden, kemudian esok harinya dilanjutkan dengan acara tari muang sangkal dan saronen, keesokannya pada malam harinya ditutup dengan acara ludruk).

    Pulau Madura adalah pulau yang didalamnya terdapat banyak pantai, karena letak  geografis ini lah  yang mendominani masyarakat pesisir pantai bermayoritas sebagai nelayan yang menjadikan laut sebagai sumber utama dalam mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kehidupan sehari – hari. Dari hal ini lah terdapat tradisi Rokat Tase’ yang dilestarikan para masyarakat pesisir pantai. Tradisi Rokat Tase’ biasanya di selenggarakan pada bulan – bulan panen ikan, yaitu kisaran bulan enam sampai tujuh.Tradisi ini diselenggarakan selama lima hari berturut – turut oleh masyarakat Madura. Tradisi ini dilakukan rutin setiap tahunnya oleh masyarakat pesir di Madura khususnya para nelayan. Tradisi ini disenggelarakan di tepi pantai atau tempat pelelangan ikan. Tradisi ini diselenggarakan oleh para nelayan dan masyarakat pesisir  dengan penuh kesadaran yang menggantungkann hidupnya pada hasil laut. Tradisi ini juga diselenggarakakn untuk tetap menjaga hubungan baik dengan penunggu laut yaitu sosok yang dianggap berkuasa di laut dan diangggap suci oleh masyarakat setempat. Dengan diselenggarakan tradisi ini dapat mempererat hubungan antar warga yaitu terciptanya gotong – royong dan bahu membahu untuk mensukseskan acara tersebut, selain itu di acara pergelaran tradisi Rokat Tase’ juga menjaga hubungan social masyarakat dengan baik dengan menjunjung tinggi solidaritas karena dalam acara ini masyarakat akan saling bertegur sapa dan bersalaman sehingga menciptakan interaksi yang baik.

   Proses persiapan yang dilakukan oleh masyarakat dalam rangka menyambut pergelaran tradisi ini meliputi persiapan fisik dan persiapan mental. Persiapan fisik diartikan  dengan menyiapkan tempat yang akan dipakai untuk menyelenggarakan upacra, panggung untuk pertunjukan, sound sistem, nasi tumpeng beserta jajananya, perahu hias dll. Sedangkan persiapan mental adalah mengenai penyuluhan kepada masyarakat setempat dan para nelayan untuk keikut sertaan serta partisipasinya dalam pelaksanaan acara.  Untuk mendukung keberlanggsungan acara perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1). Perahu, dalam tradisi Rokat Tase’ para nelayan akan menghiasi perahu mereka dengan pita, bendera warna – warni dan bunga – bunga. Didalam perahu yang sudah dihiasi tersebut akan di isi dengan sesajen yang sudah di doakan dan disiapkan oleh juru kunci tersebut ,kemudian sesajen akan dilepaskan di tengah laut.

2). Sesaji  yang dalam Madura disebut dengan Bu-obu , di dalam sesaji terdapat sebuah simbol  yang merupakan lambing dari sebuah peremohonan berkah dari Allah SWT , selain itu juga sebagai sarana untuk menolak mahluk jahat yang akan mengganggu para nelayan saat melaut. Sesaji terdiri dari kebutuhan pokok sehari – hari manusia yaitu kebutuhan akan makanan diantaranya  adalah nasi tumpeng , cendol, daging tusuk, beras kuning, pisang, dan daun kemuning. Sesaji  ini diletakkan didalam perahu dan tidak boleh di makan ataupun diambil oleh siapapun akan jika pantangan ini akan mendapatkan musibah bagi pelakunya.

3). Kepala kambing, yang diletakkan di pangkalan tempat para nelayan meletakkan perahunya.Kemudian kepala kambing tersebut nantinya akan akan ditaruh di tengah laut bersamaaan dengan sesaji.

   Tradisi Rokat Tase’ merupakan warisan dari nenek moyang yanga sudah ada sebelum islam masuk ke Indonesia. Setelah islam masuk ke Indonesia tradisi ini tetap di gunakan karena masih berkaitan dengan islam yaitu meminta keberkahan dari Allah SWT. Di dalam tradisi Rokat Tase’ terdapat beberapa nilai moral yaitu meliputi nilai social, nilai persatuan, nilai gotong – royong, nilai kerukunan, nilai wujud pelaksanaan adat istiadat, dan nilai keagamaan. Pelaksanaan tradisi rokat tasek dapat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai nilai – nilai moral yang terkandung . Di dalam  tradisi Rokat Tase’ di Madura terdapat beberapa rangkaian acara yang di laksanakan dengan berurutan selama lima hari. Pelaksanaan tradisi Rokat Tase’ diawali dengan perlombaan sapi betina yang dihias dengan aksesoris, kategori sapi betina yang memenangkan perlombaan adalah sapi yang dirasa paling cantik dengan aksesoris nya, berat badannya,kebersihannya dan cara berjalannya. Hari selanjutnya akan dilanjutkan dengan pertunjukan seni  sepereti tayuban yaitu dengan pergelaran tari – tarian dan nyanyian yang dibawakan oleh seorang sinden. Di hari selanjutnya acara pementasan  ketoprak, acara ini adalah acara yang di idolakan oleh masyarakat pesisir para orang tua sampai anak – anak akan hadir yang menyaksikan pertunjukan ketoprak. Setelah pertunjukan seni selesai pada malam hari selanjutnya adilanjutkan dengan pembacaan Al- Qur’an dan pengajian yang di datangi oleh para tokoh agama serta kiyai .Kemudian setelah samua rangkaian acara selesai yang terakhir tradisi Rokat Tase’ di tutup dengan penghiasan pada kapal – kapal nelayan  dan melarung sesaji  yang telah disiapkan ditengah laut.

     Menurut Keesing (1999:2), Antropologi budaya merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut bidang yang lebih sempit yang mempelajari adat-istiadat manusia, yakni studi komparatif mengenai budaya dan masyarakat. Ruang lingkup antropologi terus melus seiring dengan perkembangan zaman termasuk perkembangan  budaya pada masyarakata. Presfektif antropologi budaya yaitu mengenaii hasil dari karya cipta manusia serta kebiasaan yang digunakan oleh manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti tradisi Rokat Tase’ yang dilestarikann oleh masyarakat pesisir di Madura merupakan contoh dari presfektif antropologi budaya. Di dalam ilmu antropologi budaya terdapat tujuh unsur kebudayaan yaitu Bahasa, ilmu pengetahuan, organisasi social, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup,religi dan kesenian. Tradisi Rokat Tase’ di Madura sudah memenuhi ke tujuh unsur tersebut. Kebudayaan di dalam tradisi masyarakat Madura merupakan seperangkat aturan yang harus diikutii oleh anggota masyarakat .

KESIMPULAN 

    Masyarakat pesisir di Madura masih melestarikan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Tradisi yang masih dilestarikan oleh masysrakat pesisir pantai di Madura adalah trdisi Rokat Tase’. Tradisi  yang dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa sykur atas hasil laut kepada Allah SWT  dan meminta keselamatan saat mencari ikan di laut. Tradisi ini terus dilestarikan oleh masyarakat karena di dalam tradisi ini terdapat nilai – nilai yang dianggap sakral. Tradisi Rokat Tase’ merupakan wujud dari presfektif antropologi budaya. Tradisi ini diselenggarakan pada bulan enam sampai bulan tujuh, karena di bulan – bulan tersebut nelayan mendapatkan banyak hasil ikan. Tradisi ini diselenggarakan selama lima hari dengan berbagai acara yang diawali dengan perlombaan sapi betina, pentas seni seperti ketoprak dan nyanyian simden , kemudian dimalam berikutnya digelar pembacaan Al – qur’an dan pengajian baru keesokan harinya ditutup dengan penghiasan perahu dan melebur sesaji dan kepala kambing di tengah laut.

 

 

                                                         DAFTAR PUSTAKA

Simbol Keislaman pada Tradisi Rokat Tase'dalam Komunikasi pada Masyarakat Desa Nepa, Banyuates-Sampang Madura. Indo-Islamika, 2(1), 45-58. Ilaihi, W., & Aisah, S. (2012).

Maulidina, h. (2019). Upacara rokat tase’kabupaten pamekasan tahun 2000-2014. Avatara, 8(2).

Laily, t. (2022). Peristiwa komunikasi, nilai, dan makna simbolik ritual petik laut pada komunitas nelayan di desa padelegan kabupaten pamekasan. Jurnal tradisi lisan nusantara, 2(2).

Fajar, A. S. (2020). Sejarah dan pengaruh nilai-nilai Islam dalam tradisi petik laut (Rokat Tase’) di Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya)

Fitrotul, H. (2019). Rokat Tase'pada masyarakat pesisir; kajian konstruksi sosial upacara petik laut di Desa Kaduara Barat Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan Madura (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Isnaini, N. (2010). Pembelajaran nilai moral kepada masyarakat melalui upacara adat" Rokat Tase"(studi praktik pendidikan informal di Desa Dharma Camplong Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang-Madura (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Malang).

Muchtar, K., Koswara, I., & Setiaman, A. (2016). Komunikasi antar budaya dalam perspektif antropologi. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(1).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun