"Terus, anak-anak juga banyak yang ngeluh pusing karena cuaca yang lagi panas-panasnya. Jadi, makin ancur aja itu formasi karena banyak yang tumbang," tambahnya.
Banyaknya kendala yang terjadi dilapangan, tak akan merobohkan semangat Shidiq. Padahal di sisi lain, Shidiq merupakan seorang mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi di kampusnya. Dengan kegiatan yang menggerogoti waktunya, ia tetap rela pulang pergi antara Bandung - Cibatu, hanya demi suksesnya pengibaran. Usaha yang ia persembahkan memang patut diacungi jempol.
"Gak cuma anak-anak yang pusing, aku ge suka pusing kalo udah berdiri lama di lapang teh," ungkap Saripah menanggapi perkataan Shidiq.
"Berat pisan (sekali) emang PUSDIKLATSAR sekarang mah. Cuacana panas pisan (sekali), ditambah udaranya kering," tambah Chica.
Saripah menganggukan kepalanya, ia setuju dengan apa yang Chica ucapkan.
"Makanya aku sok (sering) ngingetin anak-anak buat minum air yang banyak, terus minum vitamin juga," ucap Saripah.
Kegiatan PUSDIKLATSAR sangatlah bergantung pada kondisi kesehatan Capas yang stabil, baik kesehatan fisik maupun psikisnya. Oleh karena itu, Capas selalu dituntut untuk menjaga kesehatannya agar tidak menghambat proses latihan.
Namun, kenyataan tak selalu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pasti ada saja Capas yang tak menggubris apa yang diperintahkan, alhasil menurunnya kondisi fisik pada Capas tak bisa panitia hindari. Jika hal itu terjadi, maka waktunya Kespas (kesehatan Paskibra) untuk mengambil alih keadaan.
Untuk mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan terjadi, tahun ini kepanitian merekrut lima orang anggota Kespas. Salah satu anggotanya yaitu gadis muda berusia tujuh belas tahun bernama Saripah Putri Rahayu. Saat ini, gadis bertubuh mungil ini duduk di kelas dua belas di MAN 5 Garut.