Siang itu di bawah teriknya sang surya, terlihat seorang laki-laki berjalan dengan pakaian PDL (Pakaian Dinas Latihan) lengkap dari ujung kaki hingga ujung kepala. Kaus lengan panjang berwarna hitam dan biru, yang bertuliskan 'Pakibra' membungkus indah tubuhnya yang tegap, dipadukan dengan sepatu PDL senada bermaterial kulit, melekat sempurna di kedua kakinya.
Sosok itu tak ragu melangkahkan kakinya, melewati sekumpulan Capas (Calon Anggota Paskibra) dengan penuh wibawa. Parasnya yang garang dan suaranya yang bulat, membuat sosok laki-laki yang biasa dipanggil pelatih itu, mengeluarkan aura tegas yang mencekam.
Mata elang sang pelatih yang mengintimidasi, membuat siapapun enggan untuk bertukar pandang dengannya. Derap langkah yang dihasilkan dari benturan alas sepatu yang keras, bertemu dengan kasarnya permukaan lapangan, sukses menciptakan suasana tegang yang menguji mental.
"Kalian cape?" Tanya sang pelatih.
"SIAP, TIDAK!" Teriak para Capas serentak.
"Kalian dongkol?"
"SIAP, TIDAK!"
"Yakin?"
"SIAP, YAKIN!"
"Turun."