Berinteraksi dengan sosok idola yang kita kagumi, merupakan sebuah impian bagi setiap penggemar. Meskipun berupa interaksi singkat di media sosial, namun hal itu akan sangat berkesan bagi seorang penggemar.Â
Perasaan ketika menyukai public figure seperti selebriti atau persona figure seperti karakter fiksi, merupakan sebuah jenis perasaan yang berbeda ketika menyukai seseorang pada umumnya. Karena hubungan antara penggemar dengan public figure yang menjadi idolanya, itu terjalin hanya sepihak saja.
Biasanya ketika kita mengidolakan seorang public figure, kita akan mencari tahu segala hal tentang orang tersebut, dari karyanya sampai kehidupan pribadinya.
Lewat internet, kita bisa dengan mudah mendapatkan banyak informasi tentang idola kita. Lalu ketika kita mulai mengetahui tentang mereka, tak jarang muncul perasaan dimana kita sebagai penggemar merasa sudah mengenal mereka secara personal dan bahkan merasa memiliki hubungan yang sangat dekat. Jika sudah memiliki perasaan seperti ini, hubungan semu mulai terjalin antara kita dengan sang idola. Â
Hubungan antara penggemar dengan idola merupakan sebuah hubungan semu yang terjalin ketika si penggemar mulai merasakan ketertarikan berlebih terhadap idolanya.
Biasanya mereka juga mulai menganggap idolanya itu bukan sebagai penghibur saja, melainkan sebagai orang terdekat mereka, seperti teman atau pasangan.
Hal ini dinamakan juga parasocial relationship, dimana parasocial relationship ini adalah hubungan imajinatif sepihak antara pengemar dengan idolanya.
Sebenernya tidak semua penggemar mengalami parasocial relationship, karena setiap penggemar memiliki batasannya masing-masing dalam mengidolakan.Â
Biasanya penggemar yang mengalami hal ini adalah penggemar yang merasa bahwa kehadiran sosok idolanya sangat berdampak pada kehidupan di real life nya. Banyak kasus dimana seorang penggemar mampu bertahan hidup karena kehadiran idolanya, bahkan mereka menjadikan kesuksesan idolanya sebagai panutan mereka.
Lalu, apakah parasosial relationship ini dapat berdampak buruk bagi penggemar?
Parasocial relationship ini memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu ada dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari parasocial relationship ini bisa terjadi jika seorang penggemar mulai berhalusinasi berlebih tentang idolanya, dan mereka mulai menganggap apa yang mereka imajinasikan itu sama dengan kenyataannya di real life.
Misalnya ketika seorang penggemar memiliki imajinasi untuk menjadi kekasih dari idolanya, mereka akan mulai terobsesi untuk bisa terlihat sebagai kekasih idolanya di real lifenya.
Biasanya mereka tidak akan segan untuk membeli barang-barang yang sama dengan idolanya atau akan pergi ke tempat-tempat yang pernah dikunjungi oleh idolanya. Hal itu mereka lakukan agar imajinasinya bisa terpenuhi.Â
Selain itu, tak jarang hal tersebut membuat penggemar mulai bersikap brutal ketika idolanya direndahkan oleh orang lain. Demi membela idolanya, mereka tidak akan segan melakukan cyber bullying atau bahkan melakukan penyerangan secara langsung kepada orang yang menghina idolanya.Â
Jika sudah ditahap itu, maka hal itu akan sangat merugikan bagi kehidupan si penggemar. Kehidupan penggemar tersebut akan hancur karena sikap mereka yang mulai obesif, juga mereka akan mulai mengabaikan tugas dan kewajiban mereka di real life.Â
Membela idola memang tidak salah, tapi jika sampai menghancurkan mental orang lain dan bahkan sampai melakukan penyerangan secara fisik hanya demi membela idolanya, itu sudah termasuk kedalam kejahatan.Â
Jangan sampai kita menjadi orang jahat demi public figure yang tak pernah kita temui, bahkan tidak mengetahui keberadaan kita.
Sebagian orang mungkin berpikir bahwa parasocial relationship antara penggemar dengan idola tak memiliki dampak positif, tapi pada kenyataannya banyak sekali sisi positif yang dapat kita ambil. Salah satunya yaitu dapat menjadi support system bagi mental seseorang. Loh kok bisa?
Bagi seorang penggemar pasti akan setuju, jika kehadiran sosok idola dalam hidup merupakan salah satu anugerah dalam hidup. Karena hadirnya sosok idola bisa menjadi sumber kebahagiaan yang tak perlu balasan, menjadi sumber kekuatan untuk mencapai impian, bahkan bisa menjadi alasan seseorang agar tetap bertahan hidup.
Tolak ukur kebahagian setiap orang memang berbeda-beda, tapi bagi seorang penggemar hanya dengan menikmati karya dari sang idola atau mendapatkan kabar dari idolanya, itu sudah cukup untuk memperbaiki suasana hati yang buruk.Â
Terkadang sebagai seorang penggemar, kita tak membutuhkan sesuatu yang rumit untuk bisa bahagia. Namun terkadang semua itu disalah artikan oleh orang awam. Tak jarang orang awam memandang buruk para penggemar yang bereaksi histeris ketika mendengar lagu dari idolanya, padahal itu hanyalah salah satu ungkapan kebahagiaan yang penggemar rasakan.
Ada sebuah kisah nyata yang dibagikan oleh seorang penggemar di media sosial. Penggermar tersebut bercerita bahwa ia hidup di lingkungan yang buruk, ia tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya dan juga ia tak memiliki teman.Â
Dalam keadaan seperti itu sangat sulit baginya untuk bertahan hidup, bahkan ia sering berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Suatu ketika ia tanpa sengaja mendengar sebuah lagu dari salah seorang penyanyi, tanpa sadar lagu tersebut membuatnya menangis dan membuatnya harus bisa bertahan hidup.
Dari sanalah ia mulai mengidolakan sosok penyanyi tersebut dan mulai menjalani hidupnya dengan bersandar pada lagu-lagu yang dihasilkan oleh penyanyi tersebut.
Dari kisah tersebut, bisa kita lihat bahwa hadirnya sosok idola dalam kehidupan seorang penggemar bisa sangat berpengaruh dalam hidupnya.
Karya-karya yang idolanya hasilkan dan sedikit perhatian yang diberikan oleh idolanya, semua itu dapat menjadi sandaran bagi seorang penggemar yang tak memiliki sandaran dihidupanya. Mungkin bagi orang awam ini terlihat sangat tidak masuk akal, namun ini benar adanya.
Dari penjelasan diatas, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa parasocial relationship ini hanya memberikan dampak buruk saja bagi kehidupan para penggemar. Namun, dampak buruk itu pasti ada jika penggemar tidak bisa membatasi dirinya sendiri.Â
Selagi semuanya masih dibatas normal dan tidak berlebihan, dampak buruk dari parasocial relationship ini bisa dihindari. Karena pada kenyataannya, banyak sekali dampak positif yang bisa kita ambil dari parasocial relationship ini. Semua itu kembali lagi pada kita sebagai penggemar yang harus memilih, sisi mana yang akan kita ambil ketika mengidolakan seseorang.
***
Referensi:
Julianti, Erni. "Parasocial Relationship: Bentuk "Kehaluan" Para Penggemar Terhadap Idola". Buletin KPIN, 5 Januari 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H