Lalu, ketika kita meminta alasan tentang ketidakadilan ini kepada mereka yang mendukung standar ganda, mereka akan menyuarakan alasan-alasan tak mendasar, yang dibalut dengan norma salah kaprah yang disuarakan tanpa ada rasa bersalah.
Pada kasus seperti ini ketika laki-laki tidak bisa membersihkan rumah, hal itu akan dianggap wajar dengan dalih "ya wajarlah, namanya juga laki-laki". Sedangkan jika kejadian tersebut menimpa perempuan, respon yang didapatkan akan sangat berbeda.
Perempuan tidak bisa memasak atau membersihkan rumah akan dianggap pemalas, padahal memasak dan membersihkan rumah merupakan salah satu basic life skill yang harus dimiliki setiap manusia.
Mirisnya ungkapan tersebut biasanya diucapkan oleh sesama gender yang menganggap dirinya berbeda dengan orang lain, dan merasa dirinya paling benar.
Contoh lain dari standar ganda dalam lingkungan sosial, ketika laki-laki tidak mampu mengenai suatu hal biasanya mereka akan menghakiminya sebagai seorang individu. Tapi jika hal itu terjadi pada perempuan, mereka akan berpendapat bahwa perempuan secara umum memang payah.
Kasus lain yang sering terjadi yaitu standar ganda bagi orang-orang yang memiliki penampilan menawan. Orang-orang yang memiliki paras yang rupawan akan lebih mudah diterima daripada orang-orang yang memiliki wajah pas-pas an.
Sekarang masyarakat mulai mengeluh dengan adanya standar ganda ini, tapi tanpa mereka sadari masyarakat sendirilah yang sering melakukan hal itu terhadap suatu objek atau kasus tertentu. Jika pemikirannya dikritik, mereka tidak akan terima dan malah menyalahkan. Tapi ketika standar ganda ini merugikan mereka, barulah mereka akan berusaha dengan keras untuk meminta keadailan atas apa yang mereka alami.
Memang tidak mudah untuk menghilangkan standar ganda ini, namun bukan berarti itu tidak mungkin. Kita bisa mulai dari sekarang untuk melunakan standar ganda ini dan menghapuskannya secara perlahan.Â
Semua itu bisa kita mulai dengan mengubah mindset kita bahwa semua gender itu setara, baik perempuan ataupun laki-laki, kaya atau miskin, berpangkat atau tak berpangkat.Â