Mohon tunggu...
Nurnilam Sari
Nurnilam Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa unila

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tingginya Angka Kemiskinan di Bandar Lampung

17 Desember 2024   18:05 Diperbarui: 17 Desember 2024   16:12 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ringkasan (Eksekutif)

Tingginya tingkat kemiskinan di Bandar Lampung berkaitan erat dengan tingginya angka pengangguran.  Pengangguran ini berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat dan menghambat pertumbuhan ekonomi daerah.  Penyebab utama tingginya angka pengangguran adalah ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dan ketersediaan lapangan pekerjaan.  Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu dilakukan upaya serius dalam membuka lapangan kerja baru melalui peningkatan investasi.  Pemerintah daerah perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif, memberikan insentif menarik bagi investor, serta menyediakan kemudahan dan fasilitas bagi para pelaku usaha.  Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat mendorong investor untuk menanamkan modal, membuka usaha baru, dan pada akhirnya menyerap lebih banyak tenaga kerja, sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bandar Lampung.  Selain itu, perlu juga dipertimbangkan program-program pelatihan keterampilan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja berbasis ekonomi kreatif dan teknologi yang dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah.

Pendahuluan

Berdasarkan data kemiskinan dari Badan Pusat Statistik dari tahun 2017-2022 Provinsi Lampung sering menepati urutan ke-12 sebagai penduduk miskin terbanyak di indonesia. Data BPS tahun 2017-2022 menunjukkan disparitas tingkat kemiskinan di 15 kabupaten/kota Provinsi Lampung.  Lampung Utara memiliki angka kemiskinan tertinggi (19,94%), melebihi rata-rata provinsi.  Pesawaran menempati posisi kedua (15,22%), sementara Mesuji dan Tulang Bawang Barat terendah (7,39% dan 7,85%).  Fluktuasi ekonomi, peningkatan pengangguran, keterbatasan lapangan kerja, dan inflasi menjadi faktor penyebab kemiskinan tersebut.

 Menurut Mudrajat Kuncoro (1997) penyebab kemiskinan berasal dari teori Nurkse (1953) yaitu teori lingkaran kemiskinan dimana terdapat tiga penyebab utama kemiskinan yaitu: (1) Adanya keterbelakangan , dan ketertinggalan Sumber Daya Manusia (SDM), dilihat dari rendahnya kualitas indek pembangunan manusia; (2) ketidak sempurnan pasar, dan (3) kurangnya modal yang menyebabkan rendahnya produktifitas. Rendahnya produktivitas rendahnya pendapatan yang diterima (terlihat dari rendahnya PDRB per kapita). Rendahnya pendapatan berdampak pada rendahnya tabungan dan ivestasi. Rendahnya investasi berakibat pada rendahnya akumulasi modal sehingga proses penciptaan lapangan kerja rendah (terlihat dari tingginya angka pengangguran).  

Dalam pertumbuhan ekonomi, pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah serius yang harus diperhatikan oleh pemerintah, karena pengangguran yang tinggi mengakibatkan lambatnya pertumbuhan ekonomi. Tingkat pengangguran dan angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk yang mampu menggerakkan proses ekonomi.

Hubungan pengangguran dan kemiskinan sangat erat sekali, karena jika suatu masyarakat sudah bekerja pasti masyarakat atau orang tersebut berkecukupan dan sejahtera, namun di dalam masyarakat ada juga yang belum bekerja atau menganggur, penganguran secara otomatis juga akan mempengaruhi tingkat kemiskinan. Dampak buruknya dari pengangguran ialah rendahnya penghasilan masyarakat yang pada akhirnya berdampak pada kemakmuran yang dihasilkan oleh seseorang. Semakin meningkatnya pengangguran tentunya akan berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan.

Deskripsi Masalah

Penyebab Masalah

Isu Strategis/Masalah Utama

Dampak

Ketersediaan lapangan kerja tidak sebanding dengan tenaga kerja.

Kurangnya lapangan kerja yang disediakan oleh pemerintah.

Kesejahteraan masayarakat kota bandar lampung semakin turun karena kurangnya lapangan pekerjaan tentunya hal ini akan berdampak pada meningkatkan kemiskinan. Apabila pengangguran disuatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangun ekonomi dalam jangka panjang.

Rekomendasi Kebijakan

Solusi yang dapat ditawar kan dari permasalahan kurangnya lepangan pekerjaan yang menimbulkan tingginya Tingkat pengangguran di bandar lampung ialah membuka lapangan pekerjaan baru yaitu dengan ivestasi. Pemerintah perlu menciptakan investasi yang kondusif, memberikan inseatif kepada investor, dan menyediakan fasilitas kemudahan bagi pelaku usaha, sehingga menarik minat ivestor untuk menanam modal dan membuka usaha baru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Kesimpulan

Provinsi Lampung ada di urutan ke-12 termiskin seluruh Indonesia dilihat dari Badan Pusat Statistik tahun 2017-2022. Menurut Mudrajat Kuncoro (1997) penyebab kemiskinan berasal dari teori Nurkse (1953) yaitu teori lingkaran kemiskinan dimana terdapat tiga penyebab utama kemiskinan yaitu: (1) Adanya keterbelakangan , dan ketertinggalan Sumber Daya Manusia (SDM), dilihat dari rendahnya kualitas indek pembangunan manusia; (2) ketidak sempurnan pasar, dan (3) kurangnya modal yang menyebabkan rendahnya produktifitas. Rendahnya produktivitas rendahnya pendapatan yang diterima (terlihat dari rendahnya PDRB per kapita). Rendahnya pendapatan berdampak pada rendahnya tabungan dan ivestasi. Rendahnya investasi berakibat pada rendahnya akumulasi modal sehingga proses penciptaan lapangan kerja rendah (terlihat dari tingginya angka pengangguran). Masalah pengangguran dari tahun ke tahun semakin meningkat dan serius maka dari itu pemerintah harus lebih serius dalam menangangi masalah tersebut.

Dengan itu solusi yang dapat ditawarkan adalah menciptakan lapangan pekerjaan baru yaitu dengan ivestasi. Pemerintah perlu menciptakan investasi yang kondusif, memberikan inseatif kepada investor, dan menyediakan fasilitas kemudahan bagi pelaku usaha, sehingga menarik minat ivestor untuk menanam modal dan membuka usaha baru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Daftar Pustaka

Adiyanti, V., Ramadhani, R., & Yunus, R. (2024). DINAMIKA PEREKONOMIAN BANDAR LAMPUNG: TANTANGAN DAN PELUANG DI TENGAH PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL. Musytari: Neraca Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi, 9(3), 51-60.

Khafidhoh, K. D. (2021). Pengaruh Kepadatan Penduduk, Kemiskinan Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Kriminalitas Di Kota Bandar Lampung Dalam Persepektif Ekonomi Islam Tahun 2008-2019 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG).

Lestari, R. P. (2017). Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Pengangguran, dan Produk Domestik Regional bruto Terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Lampung dalam Perspektif Ekonomi Islam Tahun 2011-2015 (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

RIZKY, F. (2023). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM SKRIPSI (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun