Mohon tunggu...
Nilam Mukaromah
Nilam Mukaromah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa dengan jurusan Sistem Informasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Pelaku klitih Tancapkan Celurit di Bahu Ojol Masih Pelajar SMK dan SMA dalam Perspektif Pancasila sebagai Sistem Etik

7 Juni 2024   00:10 Diperbarui: 7 Juni 2024   18:32 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kasus Pelaku Klitih Tancapkan Celurit di Bahu Ojol Masih Pelajar SMK dan SMA Dalam Perspektif Pancasila sebagai Sistem Etik

 Yogyakarta 2 juni 2024, Baru-baru ini, masyarakat dikejutkan dengan kasus klitih di mana seorang pengemudi ojek online (ojol) menjadi korban kekerasan oleh pelaku yang masih berstatus pelajar SMk dan SMA. Insiden ini menyoroti permasalahan serius terkait moral dan etika di kalangan generasi muda. Pancasila, sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, mengandung nilai-nilai etika yang harus dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lima sila dalam Pancasila menawarkan kerangka moral yang dapat digunakan untuk mengevaluasi tindakan pelaku klitih.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Mengakui keberadaan Tuhan dan mengembangkan sikap toleransi antar umat beragama. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelajar tersebut menunjukkan kurangnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama yang mengajarkan kasih sayang, kedamaian, dan penghargaan terhadap sesama manusia.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Prinsip Etik: Menghormati hak asasi manusia dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan. Pelaku klitih telah melanggar prinsip kemanusiaan dengan melakukan tindakan yang mencederai fisik dan mental korban. Kekerasan tersebut adalah bentuk perilaku tidak beradab yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.

3. Persatuan Indonesia

Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Tindakan klitih menciptakan rasa takut dan memecah belah masyarakat. Hal ini berlawanan dengan semangat persatuan dan kebersamaan yang diusung oleh Pancasila.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan permasalahan. Pelaku kekerasan memilih jalan kekerasan daripada menyelesaikan konflik atau permasalahan melalui dialog dan musyawarah. Ini mencerminkan ketidakmatangan dalam memahami dan mengaplikasikan prinsip demokrasi Pancasila.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Menegakkan keadilan sosial dan menghindari segala bentuk ketidakadilan. Tindakan kekerasan merupakan bentuk ketidakadilan sosial. Pelaku klitih mengabaikan hak-hak korban untuk hidup dengan aman dan tenteram, yang merupakan bagian dari keadilan sosial.

Kesimpulan

Kasus klitih yang melibatkan pelajar sebagai pelaku merupakan cerminan dari krisis moral yang harus segera diatasi. Melalui penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etik, kita dapat membangun generasi muda yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun