Mohon tunggu...
Irvan Ulvatur Rohman
Irvan Ulvatur Rohman Mohon Tunggu... Lainnya - Irvan Ulvatur Rohman

Irvan Ulvatur Rohman Menakar Paradigma Official

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Dilema Mahasiswa Semester Enam, Apa Kabar Masa Depan?

14 Maret 2021   20:33 Diperbarui: 14 Maret 2021   20:59 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Memasuki awal tahun 2021 yang juga menjadi tanda adanya transisi semester atau yang lazim dikenal dengan kenaikan semester. Yup, tak terasa waktu berjalan begitu cepat dan tak disangka perkuliahan saya akan segera berakhir, agak klise sih. 

Sebab saya masih di semester 6, ya meskipun demikian, banyak pihak mulai dari kakak tingkat saya, orang tua, bahkan sampai teman di medsos saja berargumen. Mulai siapkan diri menuju skripsi, awalnya saya mengira mereka hanya sekadar memancing kegundahan saya saja, sampai setelah saya telisik berbagai macam pengalaman mahasiswa yang akan menuju skripsi, barulah di situ timbul kesadaran yang terkesan terlambat. Selama ini kamu ke mana?

Masih lekat dalam pikiran, beberapa tahun lalu, tepatnya 2 tahun lalu, saya mengazamkan dalam diri untuk bisa semaksimal mungkin lulus tepat waktu. Banyak pihak juga yang memberikan sedikit motivasi agar saya sesegera mungkin menyelesaikan study S-1 di kampus tercinta saya.

Huft, agak sedikit risau memang mendengar pernyataan semacam itu, karena sedari dulu saya menyakini bahwa lulus tepat waktu bukanlah ajang gengsi atau apa pun itu, melainkan hanya satu, bukti menepati janji pada kedua orang tua. 

Bayangkan saja, selama ini orang tua telah berderma, berjuang tanpa pamrih, berteteskan keringat yang menandakan betapa besar kerja keras mereka hanya untuk memberikan saya masa depan yang prospektif, meski tidak dapat dipungkiri juga terdapat sebagian besar teman -- teman mahasiswa yang kuliah dengan biaya sendiri. 

Terlepas dari semua itu, dalam tulisan ini, saya meminta kepada pembaca yang arif dan bijaksana untuk berpikir menggunakan metode helicopter view atau memandang dari segala macam perspektif. 

Seperti yang sudah saya tuliskan pada bagian judul, yakni dilema mahasiswa akhir, apa kabar masa depan? Maka izinkanlah saya masuk pada problematika mahasiswa akhir lengkap dengan bagaimana cara untuk mengatasinya yang setidaknya sudah termaktub dengan sangat mantap di beberapa poin di bawah ini:

Antara Ekspektasi dan Realita

Jujur ini yang sangat saya pribadi rasakan, yakni dilema antara ekspektasi dan realita, bagaimana tidak? coba kalau dipikir -- pikir, ekspektasi yang ada di benak dan pikiran adalah skripsi itu gampang, tinggal ketak -- ketik, atau yang baru saja saya alami, magang itu gampang tinggal kerja aja, tapi faktanya tidak semudah itu ferguso. 

Masih banyak hal mendetail lain yang perlu menjadi atensi agar skripsi atau magang sekalipun berjalan seiring seirama serta berkesinambungan. Maka dari itulah, ketika memasuki semester akhir banyak sekali nilai komparasi signifakan yang akan kita rasakan secara ugal -- ugalan. 

Nah, untuk mengatasi hal semacam ini, kawan saya pernah berkata, "pasang target serealistis mungkin, kejar itu, dan yang terpenting konsisten." 

Awalnya saya ragu meyakininya, apa maksudnya coba pasang target serealistis mungkin? Apa indikator dari term realistis itu? Hingga saya tersadar, maka realistis dapat mengacu pada beberapa hal, semacam prioritas utama, dan target yang terdekat. Lantas kejarlah itu dan ingat konsisten adalah kuncinya.

Masa depan yang kian pekat

Banyak orang mengira, semakin dekat dengan kelulusan, maka semakin terang pula masa depan yang akan menerjang. Yup, pemikiran semacam itu tidak salah, akan tetapi mari kita telisik kembali hal fundamental yang perlu kiranya menjadi perhatian. 

Masa depan merupakan suatu gambaran kehidupan yang akan kita hadapi dan jalani, tidak heran manakala orang -- orang berlomba untuk mengejar masa depan yang baik nan berkemajuan. Hal ini tentu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah mengingat apa yang hendak kita capai adalah suatu batu terjal, bukan bermaksud menumbuhkan pesimis ya, tapi inilah dilema hidup. 

Oleh karenanya, jangan sampai masa depan yang seharusnya cerah malah berubah menjadi pekat, ups jangan sampai deh itu terjadi. Buat bangga orang -- orang yang telah berjuang untuk kita, buat mereka bangga akan masa depanmu, dan hanya ada dua cara yang dapat saya rekomendasikan, ialah berusaha dan berdoa. Yuk, bisa yuk.

Waktu luang yang menggiurkan, Bagi mahasiswa semester akhir, karena sudah hampir menyelesaikan SKS (Sistem Kredit Semester), maka tak heran bilamana terdapat waktu luang yang harus berhati -- hati terhadapnya, ya saya katakan, berhati -- hati terhadap waktu luang. Ingat kawan -- kawan, seyogyanya waktu luang yang sudah ada di depan mata kita, malah membuat kita tergoda dan membuang -- membuangnya, dengan liburan misalnya. 

Dan hasilnya boom skripsi di depan mata, tema harus segera ditentukan, judul harus segera dibuat, penelitian kuantitatif dan kualitatif, hehehe. Maka, gunakanlah strategi time management, manfaatkan waktu sebaik mungkin, asah kemampuan diri, luangkan untuk belajar, refreshing boleh, asal atur sesuai porsi yang sesuai agar tidak terlalu menguras waktu berharga kita. Bukankah waktu adalah penentu keberhasilan?

Bingung menentukan langkah selepas lulus

Inilah yang sering menjadi problematika umum yang dihadapi oleh sebagian mahasiswa, termasuk saya. Lihatlah bagaimana ketika kita sudah memasuki semester akhir, terbilang sukar menentukan arah langkah selanjutnya. Apakah akan bekerja? Melanjutkan atau malah mengarungi bahtera rumah tangga dengan pasangan? 

Yup, semua punya hak untuk menentukan. Namun, tidak serta merta jalan kemudian mudah, masih banyak unsur keraguan yang kadang menerjang, hehehe. Alangkah baiknya, buat resolusi, intinya hidup harus melangkah ke depan, bukannya mengalami kemunduran, mau kerja, lanjut S2 atau nikah sekalipun merupakan suatu hal yang positif, namun lebih baik tentukan dulu prioritas utama yang hendak dicapai, hingga merembet ke prioritas lain, yuk semangat yuk.

Nah, mungkin itulah beberapa hal yang menjadi suatu keresahan dan kegundahan bagi mahasiswa tingkat akhir, yang saya maksud tingkat akhir, bukan hanya yang mau lulus atau akan lulus, melainkan yang akan menjalani skripisi, termasuk bagi kita yang berada di semester 6. Oleh karenanya, waktu akan terus berjalan, dan tidak akan berhenti, hanya karena kita merasa lelah atau resah. Ingat baik -- baik, banyak orang yang menantimu, eitss bukan hanya pacar lho ya, wkwk. 

Terkhusus kedua orang tua, yang telah menunggu sekian tahun agar anaknya lulus. Yuk, hilangkan terminology orang -- orang di tiktok bahwa kita beban, jadilah bagian integral dari perubahan dalam dirimu, keluargamu, bahkan bangsamu. 

Mengutip dari apa yang disampaikan oleh Bung Karno bahwa "berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia." Jadi, harapan Bung Karno beberapa tahun lalu, terletak di bahu pemuda, termasuk kita, maka manfaatkanlah amanah sebaik -- baiknya dari Presiden kita yang pertama. Keep fighting and spirit for your dream.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun