Awalnya saya ragu meyakininya, apa maksudnya coba pasang target serealistis mungkin? Apa indikator dari term realistis itu? Hingga saya tersadar, maka realistis dapat mengacu pada beberapa hal, semacam prioritas utama, dan target yang terdekat. Lantas kejarlah itu dan ingat konsisten adalah kuncinya.
Masa depan yang kian pekat
Banyak orang mengira, semakin dekat dengan kelulusan, maka semakin terang pula masa depan yang akan menerjang. Yup, pemikiran semacam itu tidak salah, akan tetapi mari kita telisik kembali hal fundamental yang perlu kiranya menjadi perhatian.Â
Masa depan merupakan suatu gambaran kehidupan yang akan kita hadapi dan jalani, tidak heran manakala orang -- orang berlomba untuk mengejar masa depan yang baik nan berkemajuan. Hal ini tentu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah mengingat apa yang hendak kita capai adalah suatu batu terjal, bukan bermaksud menumbuhkan pesimis ya, tapi inilah dilema hidup.Â
Oleh karenanya, jangan sampai masa depan yang seharusnya cerah malah berubah menjadi pekat, ups jangan sampai deh itu terjadi. Buat bangga orang -- orang yang telah berjuang untuk kita, buat mereka bangga akan masa depanmu, dan hanya ada dua cara yang dapat saya rekomendasikan, ialah berusaha dan berdoa. Yuk, bisa yuk.
Waktu luang yang menggiurkan, Bagi mahasiswa semester akhir, karena sudah hampir menyelesaikan SKS (Sistem Kredit Semester), maka tak heran bilamana terdapat waktu luang yang harus berhati -- hati terhadapnya, ya saya katakan, berhati -- hati terhadap waktu luang. Ingat kawan -- kawan, seyogyanya waktu luang yang sudah ada di depan mata kita, malah membuat kita tergoda dan membuang -- membuangnya, dengan liburan misalnya.Â
Dan hasilnya boom skripsi di depan mata, tema harus segera ditentukan, judul harus segera dibuat, penelitian kuantitatif dan kualitatif, hehehe. Maka, gunakanlah strategi time management, manfaatkan waktu sebaik mungkin, asah kemampuan diri, luangkan untuk belajar, refreshing boleh, asal atur sesuai porsi yang sesuai agar tidak terlalu menguras waktu berharga kita. Bukankah waktu adalah penentu keberhasilan?
Bingung menentukan langkah selepas lulus
Inilah yang sering menjadi problematika umum yang dihadapi oleh sebagian mahasiswa, termasuk saya. Lihatlah bagaimana ketika kita sudah memasuki semester akhir, terbilang sukar menentukan arah langkah selanjutnya. Apakah akan bekerja? Melanjutkan atau malah mengarungi bahtera rumah tangga dengan pasangan?Â
Yup, semua punya hak untuk menentukan. Namun, tidak serta merta jalan kemudian mudah, masih banyak unsur keraguan yang kadang menerjang, hehehe. Alangkah baiknya, buat resolusi, intinya hidup harus melangkah ke depan, bukannya mengalami kemunduran, mau kerja, lanjut S2 atau nikah sekalipun merupakan suatu hal yang positif, namun lebih baik tentukan dulu prioritas utama yang hendak dicapai, hingga merembet ke prioritas lain, yuk semangat yuk.
Nah, mungkin itulah beberapa hal yang menjadi suatu keresahan dan kegundahan bagi mahasiswa tingkat akhir, yang saya maksud tingkat akhir, bukan hanya yang mau lulus atau akan lulus, melainkan yang akan menjalani skripisi, termasuk bagi kita yang berada di semester 6. Oleh karenanya, waktu akan terus berjalan, dan tidak akan berhenti, hanya karena kita merasa lelah atau resah. Ingat baik -- baik, banyak orang yang menantimu, eitss bukan hanya pacar lho ya, wkwk.Â