Pada hari Rabu, 26 Juli 2023 mulai pukul 12.00-14.15 saya mengikuti Rukol (Ruang Kolaborasi) melalui gmeet bersama fasilitator Bapak Dwi Sulistyono, Ibu PP Sujatmiani dan Ibu Ida Yuanita (PP dari kelompok lain) serta 11 rekan CGP. Rukol kali ini kami dibagi dalam kelompok-kelompok sesuai jenjang untuk membahas sebuah skenario pembelajaran untuk kasus SD/SMP/SMA. Saya sebagai guru SD tentu berdiskusi dengan rekan-rekan CGP dari jenjang SD pula. Keesokan harinya, Kamis, 27 Juli 2023 saya kembali mengikuti Rukol mulai pukul 18.30-20.45 untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di hari sebelumnya. Diskusi berjalan lancar dan seru karena pada point Asesmen yang terdiri dari asesmen formatif dan sumatif menjadi bahasan dari berbagai jenjang. Diskusi ditutup dengan Quotes dari bapak Fasil, "Yang penting dimulai dan dicoba terlebih dahulu.."
2. Feelings (Perasaan)
Selama mempelajari materi budaya positif dan diskusi dengan rekan CGP tentang pembelajaran diferensiasi saya merasa senang mendapat banyak pengetahuan baru tentang posisi kontrol guru, motivasi murid, dan segitiga restitusi. Juga merasa tertantang dan bersemangat mempelajari hal baru dalam kurikulum merdeka yang baru mulai saya terapkan yaitu tentang berdiferensiasi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Karena ini hal baru untuk saya tentu akan banyak tantangan yang harus saya hadapi. semisal menyiapkan konten pembelajaran sesuai kebutuhan murid dan merancang asesmen for learning, as learning, atau pun of learning.
3. Findings (Pembelajaran)
Hal baru yang saya dapatkan adalah reward tidak selamanya baik. Selama ini saya pribadi memahami bahwa reward adalah apresiasi dan motivasi ternyata apresiasi adalah proses yang dijalani murid menjadi lebih baik dengan motivasi intrinsik yang mencul pada murid. Tugas kita adalah menuntun murid memunculkan motivasi intrinsik tersebut supaya murid menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. ketika murid melakukan sesuatu bukan karena mengharap imbalan atau takut dihukum tetapi mereka melakukannya karena ingin menghargai diri sendiri dan bertanggung jawab. Dan ketika terjadi kesalahan kita tidak lantas menghakimi namun dapat menerapkan segitiga restitusi yang terdiri dari menstabilkan identitas, menvalidasi tindakan, dan menanyakan keyakinan kelas supaya murid dapat menemukan solusinya sendiri.
4. Future (Penerapan) Â
Yang bisa saya lakukan dengan lebih baik adalah melihat murid merupakan pribadi yang unik dengan segala kebutuhannya. baik itu kebutuhan dasar sebagai individu seperti rasa kasih sayang, bertahan hidup, kesenangan, kebebasan, dan pengakuan. Juga memperhatikan kebutuhan belajarnya yang terdiri dari kesiapan, Minat, dan Profil Belajarnya. Dengan mengetahui kebutuhan murid saya akan bisa mengambil tindakan yang tepat baik dalam pengembangan karakter dan mengembangkan belajar murid melalui pembelajaran diferensiasi baik diferensiasi konten, proses, maupun produk demi mencapai tujuan pendidikan menuntun murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Semoga dapat mewujudkannya. Aamiin..
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H