Persiapan Mentalitas sebelum MenikahÂ
Persiapan yang tak kalah penting sebelum menikah adalah persiapan mentalitas. Sesungguhnya pernikahan membutuhkan kesiapan mental ditandai dengan mantap nya niat dan langkah menuju kehidupan rumah tangga. Tidak ada rasa ragu tatkala memutuskan untuk menikah dengan segala konsekuensi atau resiko yang akan dihadapi pasca pernikahan.
a. Mental memimpin dan dipimpin.
Di dalam pernikahan posisi seorang laki-laki adalah memimpin maka harus ada persiapan dalam dirinya untuk bertindak sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Bersiap menjadi pemimpin dan pelindung bagi istri dan anak-anak serta bersiap untuk berfungsi sebagai bapak bagi anak yang akan lahir nantinya dari pernikahan.
Harus ada persiapan dalam diri seorang laki-laki yang untuk menanggung semua beban kepemimpinannya. Misalnya iya harus siap untuk menjadi contoh teladan yang baik bagi istri dan anak-anak, siap untuk membimbing istri dan anak-anak menuju kehidupan yang lebih baik, serta siap untuk berlaku bijak dalam interaksi dengan istri dan anak-anak.
Sedangkan perempuan harus ada kesiapan dalam diri untuk membuka ruang baru bagi intervensi seorang partner dalam kehidupan yaitu suaminya.
b. Mental menafkahi dan mengelola keuangan
Untuk kaum laki-laki harus siap untuk menafkahi seluruh anggota keluarga. Bukan semata-mata terkait finansial yang telah ada dan akan dimiliki, yang lebih penting adalah memiliki kesiapan mental untuk menanggung beban kehidupan secara finansial.Â
Hal ini ditandai dengan etos kerja yang tinggi dan sikap pantang menyerah dalam mencari rezeki yang baik dan halal.Â
Bagi perempuan, ia harus siap mengelola keuangan dengan sebaik-baiknya. Tidak lagi menggunakan uang hanya untuk kemauan saja, namun juga mengutamakan kebutuhan terlebih dahulu.
c. Mental menjadi bapak dan ibu rumah tangga
Dalam kehidupan rumah tangga, seorang laki-laki adalah bapak rumah tangga. Ia harus memiliki kesiapan mental untuk menjadi bapak, disebut sebagai bapak, dan tentu memiliki keterampilan teknis dalam mengelola urusan renik-renik rumah tangga.
Sedangkan seorang perempuan, ia adalah ibu rumah tangga. Ia harus ada kesiapan mental untuk menjadi ibu, kesiapan untuk hamil, melahirkan, dan menyusui. Kesiapan untuk menanggung beban beban baru yang muncul akibat hadirnya anak, siap mendidik anak dan mengantarkannya sampai dewasa.Â
d. Mental membangun keseimbangan
Dalam hal ini, singkatnya, jika Anda menginginkan jodoh dengan kriteria tertentu, maka Anda juga harus memantaskan diri dengan memenuhi kriteria tersebut. Bagaimana Anda berharap dapat suami oppa oppa Korea, jika Anda bukan aktris cantik seperti wanita Korea? Ups, hanya sedikit contoh sederhana saja.
Dalam hal ini, jika Anda berharap mendapatkan pasangan yang baik, maka Anda pun harus berusaha memperbaiki diri pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H