Mohon tunggu...
Febrianiko Satria
Febrianiko Satria Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Iqra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nenek Penghuni Gunung

6 Januari 2024   19:00 Diperbarui: 6 Januari 2024   20:20 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Bing Image Creator

            Beberapa jam berlalu, Nurul dan teman-temannya tiba di puncak Gunung Tujuh. Mereka memutuskan untuk menginap di Gunung Tujuh, tujuannya adalah mereka ingin menikmati pesona Danau Gunung Tujuh pada pagi hari. Nurul dan teman-temannya mendirikan tenda untuk menikmati bermalam di gunung.

            Nurul tidak bisa memejamkan matanya. Malam itu suasananya sungguh berbeda untuknya. Tak seperti teman-temannya yang lain yang bisa tidur dengan nyenyak, Nurul tidak bisa tidur sama sekali. Berkali-kali dia mencoba berbagai cara untuk tidur, tetapi semua hal yang dilakukan Nurul gagal total. Nurul menyerah dengan ini semua. Dia lalu memutuskan tenda lalu duduk di sekitar tenda.

            Samar-samar dia melihat sesosok wanita cantik  berbaju putih dengan rambut terurai dari balik pohon. Wanita itu hanya berdiri mematung.

            “Siapa kamu?” tanya Nurul.

            Sosok wanita itu tidak menjawab Nurul. Nurul berjalan mengejar sosok wanita itu. Wanita itu berjalan kian menjauh. Nurul tidak ingin kehilangan wanita itu. Dia lalu berlari mengejar sosok wanita itu.

            Tanpa Nurul sadari, dia sudah berada jauh sekali dari tenda rombongannya. Nurul tiba-tiba sampai di rumah yang besar yang tidak dia kenal. Dihadapannya muncul seorang wanita cantik, berambut panjang, berkulit putih menghampiri Nurul.

            “Aku sudah lama menunggumu,” ucap wanita itu.

            “Siapa kau? Ini dimana?” tanya Nurul kebingungan

            “Aku adalah kekasihmu. Sejatinya rumah ini akan menjadi rumah kita,” jelas wanita itu.

            “Kekasih? Sejak kapan?”

            “Pelan-pelan saja nanti kau akan ingat sendiri.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun