Mohon tunggu...
Febrianiko Satria
Febrianiko Satria Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Iqra

Selanjutnya

Tutup

Book

Belajar Mengenal Diri Bersama Kucing: Resensi Buku Jika Kucing Lenyap dari Dunia karya Genki Kawahara

20 November 2022   21:03 Diperbarui: 20 November 2022   21:27 1660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster arisan buku Komunitas Jari Menari (dokpri)

Dokomentasi Arisan Materi (dokpri)
Dokomentasi Arisan Materi (dokpri)


Bujang sendiri sebenarnya tidak menginginkan benda itu hilang. Dia lebih memilih benda tidak berguna seperti coklat untuk menghilang. Kenyataannya transaksi Iblis membutuhkan barang berharga jadilah 4 hal yang sangat berarti dalam hidup Bujang dihapus satu persatu. Ya seperti kata pepatah, ada uang ada barang. Mau nambah umur ya hal berguna untuk hidupmu kita buang.

Dalam perjalanannya Bujang sadar bahwa iblis sengaja menghapus 4 hal tadi karena memiliki alasan-alasan tersembunyi. Alasan ini sengaja tak diberitahu kepada Bujang agar dia merasakan dampak kehilangan sesuatu yang tampak berharga padahal ga penting-penting amat. Nah mari kita urai satu persatu alasannya

1. Telepon
Harus diakui kita selama ini kecanduan gawai. Duduk sebentar dapat dipastikan kita wajib megang ponsel. Pokoknya hp adalah salah satu bagian tubuh kita yang mesti kita perhatikan karena kalau nggak dipastikan hidup kita bakal terasa hambar.

Nah hal ini juga terasa dalam tokoh Bujang. Bujang begitu bergantung dengan telpon. Saking bergantungnya dengan telpon dia mau pacaran, bahkan mencegah putus harus melalui telpon. Telpon menjadi narkoba yang efeknya begitu bikin nagih lagi dan lagi.

Kita bisa membaca efek ketagihan itu melalui kutipan berikut ini:

"Masa itu kami bisa berbincang bincang terus selama dua tiga jam atau lebih melalui telepon. Padahal jarak antara rumahku dan rumahnya bisa ditempuh hanya dalam 30 menit dengan berjalan kaki. Adakalanya kami berbicara melalui telepon sepanjang delapan jam dan tertawa bersama sambil berkata, "Kalau begini, sebaiknya kita bertemu saja untuk mengobrol, ya."

Tapi itu tidak benar. Saat kami bertemu muka, tak ada yang kami bicarakan. Sensasi jarak khas percakapan melalui telepon yang jauh secara fisik, tapi terasa dekat secara psikologis itulah yang menyediakan kami hal-hal yang ingin dibicarakan dan memberi warna cemerlang pada hal-hal yang sebenarnya tak berarti."
Kenyataannya Bujang adalah remaja masa kini pada umumnya. Kalau dichat, telpon atau VC bisa sampai berjam-jam. Giliran ketemu cuma diam saja tanpa bicara sedikitpun. Kamu pasti pernah mengalami ini juga kan?

Dalam perjalanannya Bujang berlibur dengan pacarnya ke Buenos Aires, Argentina. Bujang bertemu dengan seorang pria Jepang yang ramah bernama Tom. Setiap bertemu Tom selalu bicara pengalamannya keliling dunia. Sayangnya umur Tom tidak panjang, beberapa hari kemudian Tom meninggal dunia karena kecelakaan.

Selepas Tom meninggal hubungan Bujang dan pacarnya memburuk bahkan mereka bisa berdiam lama sekali dalam penerbangan pulang. Bujang berharap memiliki telpon agar hubungan mereka yang renggang ini bisa di selamatkan. Walau kenyataannya Bujang ketika sudah pulang malah memutusi pacarnya dengan telpon dengan durasi bicara tak lebih dari 5 menit. Sungguh nyesek.

Dokumentasi Arisan Materi Komunitas Jari Menari (dokpri)
Dokumentasi Arisan Materi Komunitas Jari Menari (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun