Pada hari Sabtu tanggal 26 Juli 2014, saya dan beberapa teman sudah merencanakan untuk mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan. Kami memasuki area setelah membeli tiket yang cukup terjangkau. Cukup dengan 4500 rupiah, kita sudah bisa menjelajahi Ragunan termasuk asuransi.
Lalu apa hubungannya jalan-jalan ke Ragunan dengan Jokowi yang polos dan apa adanya?
Langsung saja, di sepanjang perjalanan kami langsung menuju Pusat Primata Schmutzer.
[caption id="attachment_350056" align="aligncenter" width="1024" caption="Pusat Primata Schmutzer (niko)"][/caption]
Apa yang membuat kami ke sini? Atas rekomendasi dari teman yang sudah pernah ke sini. Kebetulan juga saya sudah pernah sebelumnya pas masih SMA liburan ke Jakarta dan diajak sama kakak saya ke sini. Masuk ke sini memang harus bayar lagi 6500 rupiah. Sebelum menjelajah ke dalam, saya mengambil pose teman-teman saya dulu seperti gambar di atas.
Lalu, kaitannya dengan judul di atas apa dong.
Oke, kami pun masuk dan menjelajahi pusat primata yang dikelola oleh swasta itu, kalau menurut Wikipedia sih The Gibbon Foundation. Area itu memang diatur sedemikian rupa menjadi tempat pelestarian primata. Dari beberapa primata yang ada, saya tertarik melihat simpai.
[caption id="attachment_350057" align="aligncenter" width="1024" caption="Penjelasan tentang Simpai (niko)"]
Berikut ini adalah penampakan asli simpai.
[caption id="attachment_350058" align="aligncenter" width="768" caption="Simpai yang unik (niko)"]
Menurut saya penampakan simpai itu unik. Wajahnya seperti siluet sehingga tidak seperti primata-primata lainnya.
Oiya, kaitannya dengan judul di atas adalah berikut ini.
Setelah lelah menjalani area pelestarian primata itu, petugas berteriak mengatakan bahwa ada pemutaran film satwa di gedung bioskop. Kami pun tidak tinggal diam dan langsung menuju gedung pemutaran film. Tempatnya nyaman dan adem, persis seperti di bioskop.
Lalu mengapa Jokowi itu polos dan apa adanya? Ya tentu saja. Saya memiliki kesimpulan seperti itu setelah menonton film satwa. Kami melihat-lihat sekitar gedung bioskop yang diatur menjadi lokasi pameran untuk menampilkan jenis-jenis primata. Lalu, saya mengambil gambar sebuah bingkai yang berisi tulisan seperti di bawah ini.
[caption id="attachment_350059" align="aligncenter" width="384" caption="Testimoni Jokowi, Polos dan Apa Adanya (niko)"]
Jokowi yang pada saat mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan kala itu sudah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Bandingkan dengan pendahulunya, Fauzi Bowo.
[caption id="attachment_350060" align="aligncenter" width="512" caption="Testimoni Fauzi Bowo (niko)"]
Apalagi dengan testimoni berikut.
[caption id="attachment_350061" align="aligncenter" width="384" caption="Testimoni Presiden SBY (niko)"]
[caption id="attachment_350062" align="aligncenter" width="384" caption="Testimoni Ibu Negara, Ani SBY (niko)"]
[caption id="attachment_350063" align="aligncenter" width="384" caption="Testimoni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu (niko)"]
Tentu judul di atas sesuai dengan apa yang saya sampaikan di tulisan ini. Jokowi memang polos dan apa adanya. Di saat orang lain menyampaikan kesan dan pesan yang formal dan instruktif, Jokowi justru menggambarkan kesan masyarakat biasa. Bukan basa-basi.
Bravo Our Next President!!!
Salam Kompasiana!
@nikomamora
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H