Oiya, kaitannya dengan judul di atas adalah berikut ini.
Setelah lelah menjalani area pelestarian primata itu, petugas berteriak mengatakan bahwa ada pemutaran film satwa di gedung bioskop. Kami pun tidak tinggal diam dan langsung menuju gedung pemutaran film. Tempatnya nyaman dan adem, persis seperti di bioskop.
Lalu mengapa Jokowi itu polos dan apa adanya? Ya tentu saja. Saya memiliki kesimpulan seperti itu setelah menonton film satwa. Kami melihat-lihat sekitar gedung bioskop yang diatur menjadi lokasi pameran untuk menampilkan jenis-jenis primata. Lalu, saya mengambil gambar sebuah bingkai yang berisi tulisan seperti di bawah ini.
[caption id="attachment_350059" align="aligncenter" width="384" caption="Testimoni Jokowi, Polos dan Apa Adanya (niko)"]
Jokowi yang pada saat mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan kala itu sudah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Bandingkan dengan pendahulunya, Fauzi Bowo.
[caption id="attachment_350060" align="aligncenter" width="512" caption="Testimoni Fauzi Bowo (niko)"]
Apalagi dengan testimoni berikut.
[caption id="attachment_350061" align="aligncenter" width="384" caption="Testimoni Presiden SBY (niko)"]
[caption id="attachment_350062" align="aligncenter" width="384" caption="Testimoni Ibu Negara, Ani SBY (niko)"]
[caption id="attachment_350063" align="aligncenter" width="384" caption="Testimoni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu (niko)"]
Tentu judul di atas sesuai dengan apa yang saya sampaikan di tulisan ini. Jokowi memang polos dan apa adanya. Di saat orang lain menyampaikan kesan dan pesan yang formal dan instruktif, Jokowi justru menggambarkan kesan masyarakat biasa. Bukan basa-basi.