Mohon tunggu...
Nikodemus Yudho Sulistyo
Nikodemus Yudho Sulistyo Mohon Tunggu... Dosen - Menulis memberikan saya ruang untuk berdiskusi pada diri sendiri.

Saya bergabung di Kompasiana sekedar untuk berbagi mengenai beragam hal. Saya menyenangi semua yang berhubungan dengan bahasa, sosial, budaya dan filosofi. Untuk konten yang berhubungan dengan kritik sastra, dapat juga ditonton di kanal YouTube saya yang bisa diklik di link profil.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Gibran, Anak Muda dan Etika

24 Januari 2024   09:48 Diperbarui: 24 Januari 2024   10:08 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://static.gatra.com/foldershared/images/2024/msw/01-Jan/gibran_debat_iva.jpg

Diluar pendapat saya pribadi, mendukung capres dan cawapres nomor urut berapa, saya hanya akan coba mendapatkan nilai-nilai tertentu dari isu ini serta berusaha menyimpulkannya.

Gibran bagi beberapa pihak dianggap mewakili kaum muda yang cerdas dan bersemangat. Tentu ini ada benarnya. Kaum muda masih memiliki idealisme yang didukung oleh fisik dan semangat mereka yang prima serta membara. Kaum muda masih mampu update dengan isu-isu terkini, memandang dan menginterpretasikan beragam hal dengan perspektif berbeda. Gibran seakan menjadi 'pahlawan' bagi kaum muda yang memiliki sifat dan semangat yang sama. Semangat yang besar ini masalahnya memberikan hal buruk lain, seperti kurangnya tata krama, kasar dan tidak etis.

Yang saya khawatirkan sebenarnya bukan pada performa Gibran di atas panggung debat tempo hari, melainkan lebih pada para pemuda yang menonton debat tersebut. Akan menjadi masalah bila kurangnya tata krama, kasar dan ketidaketisan tersebut tidak dianggap serius dan bahkan tidak diacuhkan sebagai pembenaran sifat mereka yang terlalu bersemangat tersebut.

Terlalu sederhana bila melihat gestur dan perilaku Gibran di atas panggung debat sebagai simbol atau representasi kaum muda Indonesia. Saya sedikit mewajari perilaku Gibran tersebut sebagai bagian dari performa alias penampilan di panggung, yang memang tujuannya sangat politis, kontestasi pemilihan umum tentunya. Namun, kita seagai kaum muda tidak bisa menggunakan contoh Gibran tersebut sebagai pembenaran atas perilaku negatif dan buruk kita, atau kaum muda.

Kita sebagai masyarakat, khususnya kaum muda, harus mampu mengambil pelajaran dari kejadian ini, tidak peduli apakah mendukung capres dan cawapres nomor urut 2 tersebut atau tidak. Jangan sampai perilaku buruk dan negatif, tidak etis dan tidak bertatakrama secara ekstrem dicarikan pembenarannya. Ketika seorang anak muda kurang ajar kepada orang yang lebih tua, diluar konteks atau isi dari masalahnya, dibenarkan hanya karena anak muda tersebut terkesan cerdas atau bersemangat. Kita harus mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang tidak. Etika tidak harus selalu dipuja, tetapi sama sekali bukan untuk dihina.

Namun, bagaimanapun juga, saya dengan percaya diri mengatakan bahwa kontestasi Pemilu kali ini bisa dianggap sehat dan aman, paling tidak bila dibandingkan dengan Pemilu-Pemilu sebelumnya yang masih kental dengan nuansa perpecahan dan politik identitas. Semoga ketika pencoblosan yang akan segera dilakukan nanti juga berjalan dengan lancar, aman dan adil. Event debat di ajang Pemilu kali ini saya anggap sangat sehat, terlepas dari kualitas para calon. Dengan debat tersebut kita dapat melihat dengan lebih baik siapa calon yang memiliki kualitas, integritas, dan niat yang baik untuk membangun bangsa dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun