Mohon tunggu...
Nikodemus Yudho Sulistyo
Nikodemus Yudho Sulistyo Mohon Tunggu... Dosen - Menulis memberikan saya ruang untuk berdiskusi pada diri sendiri.

Saya bergabung di Kompasiana sekedar untuk berbagi mengenai beragam hal. Saya menyenangi semua yang berhubungan dengan bahasa, sosial, budaya dan filosofi. Untuk konten yang berhubungan dengan kritik sastra, dapat juga ditonton di kanal YouTube saya yang bisa diklik di link profil.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Partikel Penegas dalam Bahasa Melayu Dengan Pengaruh Aksen dan Dialek China/Tionghoa

1 Mei 2013   15:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:18 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

2. Analisis

Sebuah gejala yang unik adalah bahwasanya Pontianak adalah sebuah propinsi di Indonesia dengan komunitas etnis tionghoa terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu, tidak heran bila budaya dan bahasa saling mempengaruhi dan erat hubungannya dalam kehidupan sosial di kota ini. Setelah ratusan tahun, orang-orang tionghoa yang bermukim di Kalimantan barat, khususnya Pontianak, mengembangkan ‘gaya’ bahasa yang khusus dan unik. Tidak jarang bahasa mereka juga terpengaruhi dengan bahasa melayu atau Indonesia. Dua bahasa dialek China yang dominan adalah tio ciu (teochew) dan hakka (khe’). Dalam dialek tio ciu, banyak sekali kata yang diadopsi dari bahasa melayu atau Indonesia. Misalnya mangkali (barangkali/mungkin), liulien (durian), dan mangkoang (bengkoang).

Selain itu, tidak jarang orang-orang tionghoa mencampurkan gaya bahasa China dengan bahasa melayu atau Indonesia sehingga menciptakan sebuah ciri khas yang cukup menonjol dan unik atau identitas mereka. Gaya khas tersebut adalah penggunaan partikel penegas yang kerap digunakan dalam bahasa China ke dalam bahasa melayu. Partikel-partikel tersebut adalah a, wa, lé, da, dan la.


  1. A


Partikel a adalah sebuah partikel yang digunakan untuk menegasan sebuah pernyataan. Misalnya dalam kalimat,

-          ‘Tak bisa a, udah segini dia punya harga.’

-          Bahasa Prokem: ‘Gak bisa lah, mang dah segini harganya’

-          Bahasa Indonesia: ‘Tidak bisa, harganya sudah tidak bisa ditawar.’

Partikel a mungkin setara maknanya dengan partikel e atau je dalam bahasa jawa dan lah dan nih dalam prokem Indonesia, dimana partikel ini membantu menjelaskan sebuah ekspresi ‘kekecewaan’ dalam tingkat yang kecil. Misalnya seseorang yang mencoba menyalakan sebuah alat elektronik, namun kesulitan dan tidak berhasil, ia dapat mengekspresikannya dengan

-          ‘Tak bisa a, tak mau nyala.’

-          Bahasa Prokem: ‘Gak bisa nih, gak mau hidup.’

-          Bahasa Indonesia: ‘Ternyata alatnya tidak bisa menyala.’

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun