Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Antara Ukraina dan Kuba

3 Maret 2022   18:03 Diperbarui: 4 Maret 2022   03:29 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran jangkauan rudal Soviet dari Kuba. ttps://intisari.grid.id/read/032356036

Jenis rudal ini berjangkauan menengah dan mampu menghancurkan target di antara 1000-5000 Km. Mexico City, Los Angeles, Denver, Seatle, Chicago, Atlanta, Washington dan New York berada dalam jarak tembak SS-4. Saat terjadi perang nuklir, kota-kota ini akan dihancurkan Soviet tanpa mampu dibalas AS.

Dalam strategi perang nuklir dikenal efek deterensi. Efek ini terjadi karena adanya kemungkinan terjadinya MAD (Mutually Assured Destruction). Kehancuran timbal balik. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Persepsi tentang kemungkinan MAD mencegah kedua pihak menggunakan nuklir.

Kedekatan jarak membuat perbandingan terror yang muncul dari MAD lebih menguntungkan Uni Soviet dibandingkan AS. Washington, misalnya, hanya berjarak 1883 km dari Kuba. Jika AS hendak membalas serangan dari pangkalan rudal di Jerman Barat, sebuah rudal harus menempuh jarak 2.102 km sebelum mencapai Moscow. Jika ditembak dari AS, jarak jadi lebih jauh yakni 6575,7  Km.

Kondisi ini diperkuat oleh dua aspek dilema keamanan yakni soal interpretasi dan respons (Both and Wheeler, 2008).  Penempatan rudal meski untuk tujuan perimbangan dan defensif oleh negara A, juga merupakan ancaman keamanan bagi B. A merasa makin aman, tetapi B merasa makin tidak aman.

Kondisi ini muncul karena (1) dilema interpretasi apakah senjata merupakan bagian dari postur defensive atau ofensif. Senjata yang sama  dipakai untuk melindungi diri sendiri, tetapi juga bisa digunakan untuk menyerang. (2) Dilema kedua adalah soal respons yang sesuai dalam situasi penuh ketidakpastian. Diajak omong atau menyerang duluan.

Reaksi Presiden Kennedy sangat tegas. Selama 13 hari (15-27  Okober), 4 langkah ditempuh sekaligus (1) ancaman menyerang Kuba, (2) diplomasi rahasia tingkat tinggi, (3) menekan Soviet melalui Dewan Keamanan dan (4) Blokade AL agar kapal pembawa rudal tidak bisa merapat ke pantai Kuba.

Kennedy ditekan oleh Angkatan Bersenjata agar AS segera menyerbu Kuba. Tekanan ini menguat pasca pesawat mata-mata U-2 ditembak jatuh rudal Soviet dan menewaskan pilotnya. "Tembakan pertama" adalah semacam pengumuman perang dalam kebiasaan militer. AS berhak membalas dengan alasan bahwa Soviet telah meletuskan senjata.

Kennedy saat itu sadar bahwa jika AS membalas dan menyerbu Kuba, maka akan terjadi perang dunia yang mungkin melibatkan  nuklir. Ia yakin bahwa perintah penembakan pesawat U-2 tidak datang langsung  dari Nikita Kruschev. Melalui diplomasi rahasia, kesepakatan dicapai bahwa Uni soviet menarik rudal dari Kuba. Sebagai ganti,  AS tidak akan menyerbu Kuba.

Ukraina, Rusia dan AS

Dalam kasus Kuba, sikap keras AS menolak penempatan rudal nuklir di Kuba adalah alasan keamanan. Alasan yang sama menjadi dasar dari invasi Rusia ke Ukraina. Rencana keanggotaan Ukraina dalam NATO mengancam keamanan nasional Rusia.

Bagi Ukraina, aliansi dengan NATO adalah upaya 'external balancing' dalam menghadapi musuh potensial yaitu Rusia. Aliansi ini akan meningkatkan keamanan Ukraina, tetapi mengurangi keamanan Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun