Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Antara Ukraina dan Kuba

3 Maret 2022   18:03 Diperbarui: 4 Maret 2022   03:29 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran jangkauan rudal Soviet dari Kuba. ttps://intisari.grid.id/read/032356036

Serbuan Rusia masih berlangsung. Perlawanan Ukraina juga masih berlangsung. 'War of words' selama berbulan-bulan benar-benar mewujud ke dalam 'War of Bombs'. Rusia dikeroyok sanksi internasional sebagai hukuman atas invasi ke Ukraina. Negara-negara pendukung dan simpatisan Ukraina rame-rame memberi sedekah senjata dan berbagai peralatan militer.

72 Jam yang dipatok Putin sudah terlewati. Perang bakal lama. Putin menyebutnya bukan perang, tetapi demiliterisasi. Rezim Kiev, dalam padangan Putin, adalah rezim pembunuh. Siapa yang dibunuh? Warga turunan dan berbahasa Rusia yang mendiami Crimea, dan juga wilayah Donetsk dan Luhansk. Crimea sudah mardika, disusul dua wilayah terakhir. Dan Rusia berada di balik pemisahan tiga wilayah ini dari Ukraina.

Wilayah berbahasa Rusia sudah pisah. Pertanyaan kenapa Kiev dan wilayah lain juga tetap diserbu. Putin punya tujuan lain. Rezim sekarang harus tumbang, karena mau jadi anggota NATO. Ukraina itu bukan negara otonom. Ia harus tetap menjadi satelit Rusia. Keamanan nasional adalah kata kuncinya.

Dari perspektif keamanan, kasus Ukraina itu agak mirip dengan kasus  Kuba. Keduanya berada di dekat pagar rumah dua negara besar yang kebetulan saling bersaing. Ukraina dan Kuba pernah berada dalam blok Soviet. Sejak keruntuhan Uni Soviet, keduanya menempuh jalan berbeda. Ukraina bergerak mendekati Eropa dan AS. Kuba meski lebih otonomi, masih memiliki hubungan tradisional dengan Rusia sebagai pewaris Uni Soviet.

Kuba, Uni Soviet dan AS

Ceritera tentang Kuba mulai dengan revolusi Komunis tahun 1959 yang menempatkan Fidel Castro sebagai pemimpin Cuba. Oleh Castro, Kuba menjadi kawan dekat Uni Soviet, yang saat itu sedang bersaing dengan Barat dalam memperluas aliansi. Kuba menjadi sangat bergantung pada Soviet secara ekonomi maupun militer.

Ketegangan antara AS dan US menyangkut rudal nuklir di Kuba terjadi antara 16 Oktober- 27 Oktober 1962.  Drama yang kemudian mengilhami pembuatan filem Thirteen Days (2000). Filem ini dibintangi  antara lain oleh Kevin Costener sebagai penasehat Gedung Putih dan Bruce Greenwood sebagai  Presiden John F. Kennedy.  

Babak awal  drama adalah 14 Okober 1962 ketika pesawat mata-mata AS memotret aktivitas pembangunan basis rudal balistik di Kuba. Pangkalan rudal milik Soviet tersebut adalah bagian dari perlombaan senjata nuklir.

Saat itu adalah  puncak Perang Dingin. AS dan Uni soviet mengembangkan strategi militer yang disebut 'deterrence'. Ini adalah tindakan menggunakan ancaman mematikan untuk menakuti lawan untuk menyerang duluan.  Perimbangan kekuatan nuklir adalah bagian dari strategi ini. Menempatkan rudal nuklir di Kuba adalah upaya soviet mengimbangi penempatan rudal nuklir oleh AS-NATO di Italia dan Turki.

 Bagi Uni soviet, Rudal balistik di Kuba, memperkuat pengaruhnya pada kawasan Karibia. Selain itu, dari sudut pandang keamanan, rudal tersebut mendekatkan 'ancaman' nuklir ke Amerika Serikat sehingga menciptakan efek deterensi yang kuat. Kemungkinan kemenangan pada 'second strike' juga jauh lebih besar ketika perang nuklir terjadi. Dengan demikian, soviet memiliki posisi strategis militer yang jauh lebih kuat.

Bagi AS, Rudal nuklir di Kuba adalah ancaman nomor satu terhadap keamanan nasional. Kuba hanya berjarak 90 Mil (144, 841 Km) dari Pantai AS. Rudal yang akan ditempatkan adalah SS-4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun