Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ruang 414

4 Februari 2022   22:12 Diperbarui: 4 Februari 2022   22:30 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber  foto: https://www.utakatikotak.com/Bagaimana

Ini sudah perhentian ke berapa?

di antara kalimat yang ditertibkan tanda baca

kita mencari tempat berteduh

jika beruntung  akan bertemu makna

 yang sedang bergelung di antara huruf

tidak banyak yang dapat dipaham

karena pengertian  berubah seperti cuaca

tak pernah ada rupa yang kekal

Liukan pohon di halaman tengah

membentuk tanda tanya

"apakah kau telah memahami semesta?"

setelah bertahun-tahun berjalan

disemangati kopi basi  warisan angkatan lama

"tidak akan pernah" katamu tergesa

karena tafsir atas  senyumannya saja

menduduki begitu banyak paragraph

Di ruang 414

krusor telah menuntun kita ke halaman sekian

mari berkemah untuk merenung sebentar

karena bab 5 atau 6 itu perhentian sementara

untuk merendahkan hati

sebelum terus menjelajah ketakterbatasan.

 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun