Lewat ruang harapan
cahaya itu datang kawah gunung
kekal di utara
menjadi sebuah mata di ruang tengah
berpanas siang
berpendar malam
Saat mendengar  tangisan,
mata itu mengirim cahaya
ke piano di sudut ruangan
meloncat di antara tuts
bermain lagu dolanan
nada-nada  menjalar ke bibir-bibir
pecah jadi senyuman
Saat  ada rasa lapar,
mata  mengirim cahaya ke meja makan
Memenuhi tempat nasi, piring dan gelas
bola-bola terang dimakan anak-anak
rasa lapar berganti rasa gembira
dan tarian memuja
Tarian mengirim khabar
pada dahan mangga di halaman belakang
membujuk pucuk memekarkan cahaya
membisiki  murai bercinta
saat telurkan cahaya telah tiba
Melihat kemarahan,
mata itu mengirim cahaya pada awan
awan mengedipkan mata pada  hutan
: lepaskan oksigen  dalam sepoi
mencipta rasa tenang di paru-paru lapuk
jantung yang menderu agar berdegub  lembut
Pada malam  yang merangkul rasa bosan
mata cahaya itu  datang ke ranjang
yang telah direciki air suci
dua hati  yang berpendar, berjalin kelindan
menanak malam dalam  daya semesta
bangkitkan  cinta yang lupa menyala
kehidupan pun  berkecambah
dalam rumah cahaya perempuan
 Di rumah cahaya, kegelapan itu orang kalah.
Yogya, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H