Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

2022, Menggabungkan "Tajam Peluru" dan "Tajam Jarum"

15 Desember 2021   10:30 Diperbarui: 16 Desember 2021   11:28 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah sakit harus ditingkatkan kualitasnya, tenaga medis yang gugur karena covid diganti dan ditambah, akses kesehatan diperluas. Budaya hidup sehat dibangun. 

Pandemi kali ini mengungkapkan realitas tidak seimbangnya kualitas sarana kesehatan antar daerah. Pada awal pandemi, rumah sakit di wilayah timur bingung menangani pasien. 

Alat pelindung diri saja tidak ada. Alat tes covid juga belum dimiliki. Petugas kesehatan harus bersaing dengan dukun dan mitos-mitos lokal tentang penyakit.

Bukan tidak mungkin muncul pandemi baru setelah covid. 'Jarum suntik' yakni rumah sakit berkualitas harus diperbanyak. Yang ada ditingkatkan kualitasnya. Riset dan kemampuaan membuat vaksin perlu dipikirkan. Hanya dengan menggabungkan 'tajam peluru' dan 'tajam jarum' suntik, keamanan nasional yang seutuhnya bisa terjamin. 

Yang aman bukan hanya wilayah negara, tetapi warga negara yang hidup dan menemukan cinta di dalam wilayahnya. Tanpa keamanan warga, keamanan negara kehilangan relevansinya.

Menajamkan Mulut

'Tajam peluru' dan 'jarum suntik' mesti dilengkapi 'tajam mulut' yakni diplomasi internasional. Yang kita perangi sekarang dan di masa depan adalah pandemi dan ancaman keamanan lintas negara. 

Pandemi tak bergerak dan tak punya paspor karena itu tak bisa dicegah pihak imigrasi. Yang bergerak lintas batas itu orang dan pandemi menumpang di tubuh-tubuh yang bepergian. 

Perlawanan terhadapnya membutuhkan koordinasi lintas negara. Negara-negara harus saling berbagi informasi hasil tracking, berbagi pengetahuan tentang penularan, berbagi vaksin dan cara membuatnya. 

Sebuah perjanjian internasional tentang pandemi sudah saatnya dibuat. Diplomasi kesehatan Indonesia dapat diarahkan untuk mendorong pembentukan perjanjian tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun