Rumah sakit harus ditingkatkan kualitasnya, tenaga medis yang gugur karena covid diganti dan ditambah, akses kesehatan diperluas. Budaya hidup sehat dibangun.Â
Pandemi kali ini mengungkapkan realitas tidak seimbangnya kualitas sarana kesehatan antar daerah. Pada awal pandemi, rumah sakit di wilayah timur bingung menangani pasien.Â
Alat pelindung diri saja tidak ada. Alat tes covid juga belum dimiliki. Petugas kesehatan harus bersaing dengan dukun dan mitos-mitos lokal tentang penyakit.
Bukan tidak mungkin muncul pandemi baru setelah covid. 'Jarum suntik' yakni rumah sakit berkualitas harus diperbanyak. Yang ada ditingkatkan kualitasnya. Riset dan kemampuaan membuat vaksin perlu dipikirkan. Hanya dengan menggabungkan 'tajam peluru' dan 'tajam jarum' suntik, keamanan nasional yang seutuhnya bisa terjamin.Â
Yang aman bukan hanya wilayah negara, tetapi warga negara yang hidup dan menemukan cinta di dalam wilayahnya. Tanpa keamanan warga, keamanan negara kehilangan relevansinya.
Menajamkan Mulut
'Tajam peluru' dan 'jarum suntik' mesti dilengkapi 'tajam mulut' yakni diplomasi internasional. Yang kita perangi sekarang dan di masa depan adalah pandemi dan ancaman keamanan lintas negara.Â
Pandemi tak bergerak dan tak punya paspor karena itu tak bisa dicegah pihak imigrasi. Yang bergerak lintas batas itu orang dan pandemi menumpang di tubuh-tubuh yang bepergian.Â
Perlawanan terhadapnya membutuhkan koordinasi lintas negara. Negara-negara harus saling berbagi informasi hasil tracking, berbagi pengetahuan tentang penularan, berbagi vaksin dan cara membuatnya.Â
Sebuah perjanjian internasional tentang pandemi sudah saatnya dibuat. Diplomasi kesehatan Indonesia dapat diarahkan untuk mendorong pembentukan perjanjian tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H