Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rumah Hujan

30 Oktober 2020   13:27 Diperbarui: 30 Oktober 2020   13:40 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kamu yang berumah dalam hujan

berapa butir gerimis telah dipanen

Dengan telapak tangan menengadah

pada langit  maha dermawan

Dikumpulnya napas laut dalam paru-paru

Disemburkannya iringan awan

yang jatuh cinta pada taman kota

Turun berdetak-detak

Jatuh derderap-derap

Lepas berkepak-kepak

Sebelum rumah hujan dibongkar tangan badai

Hendak dikumpulkan tergesa rasa sejuk

Yang melata cepat pada tubuh daun

Engkau dapat menabung dalam lumbung hati

Dieram menjadi rasa sabar

Untuk menenangkan   amarah atau rasa kecewa

oleh cinta yang tak taat pada nazar

Yogya, Januari 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun