Mohon tunggu...
Niko Ardian
Niko Ardian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cerita dari Festival Kabupaten Lestari 2018

3 Agustus 2018   18:25 Diperbarui: 3 Agustus 2018   18:45 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Danau Ulak Lia

Hari menjelang petang ketika kami menginjakkan kaki di Danau Ulak Lia. Sejauh mata memandang, danau yang berbentuk menyerupai tapal kuda ini tampak memesona dengan airnya yang tenang dan pepohonan yang menyelimutinya di sisi kiri dan kanan danau. Perpaduan antara danau dan rimbunnya pepohonan semakin menawan kala matahari mulai turun secara perlahan.

p-20180726-164038-01-5b643e7fcaf7db7a413a7333.jpeg
p-20180726-164038-01-5b643e7fcaf7db7a413a7333.jpeg
Danau Ulak Lia: Atraksi wisata baru di Sekayu

p-20180726-164144-01-e1533204701954-5b643e50d1962e7edb73da67.jpeg
p-20180726-164144-01-e1533204701954-5b643e50d1962e7edb73da67.jpeg
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan di Danau Ulak Lia: Mendayung

"Bapak tinggal dimana?", pertanyaan pembuka dari saya kepada bapak yang menemani saya di atas biduk (istilah untuk perahu di Sekayu). "Dekat, mbak. Di seberang saja", sahut Bapak yang menemani saya berkeliling danau. "Oh, berarti sering kesini dong, Pak? Sudah banyak wisatawannya?". "Sering, mbak. Biasanya suka mancing ikan juga disini. Tapi, kalau wisatawan belum terlalu banyak. Paling masyarakat di sekitar sini saja", lanjut beliau.

Sebagai anak pariwisata, mudah bagi saya untuk mengonfirmasi bagaimana perspektif masyarakat apabila Danau Ulak Lia menjadi destinasi pariwisata di Sekayu. Ditambah lagi, rencana pemerintah kabupaten untuk menjadikan danau ini sebagai kebun raya disambut baik oleh masyarakat. Asik, sebentar lagi masyarakat Sekayu mempunyai kebun raya , nih!

PT Pinago Utama Group

Hari berikutnya, kami berkunjung ke salah satu perusahaan sawit dan karet yang sudah berdiri sejak tahun 1979. Butuh waktu sekitar 1,5 jam dari kota Sekayu untuk tiba di pabrik ini. Seperti biasa, pemandangan selama perjalanan hanya berupa pohon sawit dan pohon karet. Mendekati pabrik, barulah pemandangan berubah menjadi rumah-rumah warga. Kunjungan ke PT Pinago diawali dengan mendengarkan company profile yang disampaikan oleh staf disana.

"Menjadi perusahaan yang baik dan berkelanjutan dengan kualitas produk didukung oleh sumber daya manusia"

Karena penasaran dengan unsur berkelanjutan dalam salah satu misi PT Pinago, saya jadi tertarik untuk terus mengikuti presentasi yang disampaikan. Sama halnya dengan aspek keberlanjutan yang meliputi ekonomi, sosial, dan lingkungan, begitupun aspek keberlanjutan yang dijalankan oleh PT Pinago.

Presentasi selesai, kami melanjutkan kunjungan ke kawasan pabrik. Sayangnya, perjalanan dilakukan di dalam bis, sehingga kami tidak dapat melihat dengan dekat bagaimana kondisi di lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun