Mohon tunggu...
NIKMATUS ZAHRO
NIKMATUS ZAHRO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi PIPS UIN Malang

A girl who is blessed with beauty and intelligence

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Mengenal Ibnu Katsir: Biografi, Pemikiran, Karya, dan Metode Tafsirnya

19 Januari 2025   19:18 Diperbarui: 19 Januari 2025   19:18 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibnu Katsir, tokoh Islam termahsyur karena karya dan pemikirannya yang luar biasa. Karyanya berkontribusi besar dalam ilmu tafsir, hadits, bahkan sejarah. Pendapat dan gagasannya memberikan corak dan cara pandang yang mudah untuk dipahami, tak heran jika karyanya tetap eksis hingga saat ini. Untuk lebih mengenal siapa Ibnu Katsir, berikut penulis sajikan biografi, pemikiran, karya, hingga metode tafsir Ibnu Katsir. 

Biografi Ibnu Katsir

    Ibnu Katsir bernama lengkap Imam ad-Dn Abu al-Fida Isma'il ibn Amr ibn Katsr ibn Zara al-Bushra al-Dimasyqi. Beliau lahir pada tahun 701 H/1302 M di Busrah, Damaskus, Suriah. Ayahnya bernama Shihab ad-Din Abu Hafsh Amar Ibn Katsir Ibn Dhawb Ibn Zara' al-Quraisyi, yang merupakan seorang ulama besar penganut mazhab Syafi'i. Ibnu Katsir merupakan anak bungsu dalam keluarganya. Ayahnya meninggal ketika beliau masih kanak-kanak. Setelah itu Ibnu Katsir kecil tinggal bersama kakaknya yang bernama Abdul Wahab dan menetap di kota Damaskus.

      Sejak kecil Ibnu Katsir sudah dikenalkan dengan ilmu-ilmu agama. Ketika genap berusia 11 tahun, Ibnu Katsir selesai menghafalkan Al-Qur'an. Ibnu Katsir hidup pada masa pemerintahan Dinasti Mamluk, yang mana hal ini sangat menguntungkan bagi perjalanan pendidikan Ibnu Katsir, sebab pada saat itu Dinasti Mamluk merupakan pusat studi Islam, banyak ulama ternama yang lahir pada era ini. Setelah menyelesaikan hafalan Al-Qur'an, Ibnu Katsir melanjutkan perjalanan menuntut ilmunya dengan berguru ke beberapa ulama besar, yaitu Burhan al-Din al-Fazari, Kamal al-Din Ibnu Qadhi Syuhbah, Ibnu Taimiyah, Jamaluddin al-Mizzi, dan lain-lain. Karena kecerdasan dan kemampuannya dalam menguasai beberapa bidang keilmuan, Ibnu Katsir mendapatkan sejumlah gelar, yaitu Al-Hafidz, Al-Muhaddits, Al-Faqih, Al-Mufassir, Al-Mu'arrikh.

   Ibnu Katsir kemudian menikah dengan Zainab, putri dari Jamaluddin al-Mizzi yang merupakan gurunya. Ibnu Katsir meninggal dunia pada 26 Sya'ban 774 H atau bulan Februari tahun 1373 M.

Pemikiran Ibnu Katsir

     Ibnu Katsir memiliki banyak pemikiran yang beliau curahkan dalam karya-karyanya. Pemikiran Ibnu Katsir meliputi bidang tafsir, hadits, fiqih, dan sejarah. Salah satu pemikiran Ibnu Katsir yang paling fenomenal terdapat dalam karya tafsirnya, yaitu tafsir Al-Qur'an al-Adzim atau biasa dikenal tafsir Ibnu Katsir.  Manna' al-Qatthan dalam Mabahits fil Ulum Al-Qur'an berkata bahwa Ibnu Katsir merupakan pakar fiqih yang dapat dipercaya, pakar hadits yang cerdas, sejarawan ulung, dan pakar tafsir yang paripuna. 

Karya Ibnu Katsir

    Karya Ibnu Katsir di bidang tafsir Al-Qur'an yang sangat termasyur adalah tafsir Al-Qur'an al-Adzim atau lebih dikenal dengan Tafsir lbnu Katsir yang terdiri dari 10 jilid. Hingga kini Tafsir lbnu Katsir tetap menjadi sumber rujukan tafsir diberbagai dunia. Di samping itu, Ibnu Katsir juga menulis buku Fada'il Al-Qu'ran (Keutamaan Al-Qur'an) yang berisi ringkasan sejarah Al-Qur'an. Selain dua karya tersebut, masih banyak karya-karya lain Ibnu Katsir, antara lain: 

a. Al-Bidayah wa an-Nihayah Fi al-Tarikh 

b. Jami' al-Masanid 

c. Qasas al-Anbiya 

d. Al-Takmil fi Ma'rifat al-Tsiqat wa al-Dhu'afa wa al-Majahil. 

e. Adillah at-Tanbih li Ulum al-Hadits 

f. Dll. 

Metode tafsir yang digunakan Ibnu Katsir

      Metode tafsir yang digunakan oleh Imam Ibnu Katsir untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an adalah metode tahlili, tepatnya tafsir bi al-matsur. Ibnu Katsir menafsirkan seluruh ayat-ayat Al-Qur'an dari berbagai aspek (kandungan lafadz, asbabun nuzul, munasabah, dan sebagainya) sesuai dengan susunannya dalam Al-Qur'an, ayat demi ayat, surat demi surat; dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas. Terdapat 4 cara yang dilakukan Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat Al-Qur'an, yaitu menafsirkan ayat Al-Qur'an dengan ayat Al-Qur'an yang lain, menafsirkan ayat Al-Qur'an dengan hadits, menafsirkan ayat Al-Qur'an dengan riwayat sahabat, dan menafsirkan ayat Al-Qur'an dengan pendapat tabi'in. Dari 4 cara tersebut, Ibnu Katsir lebih mengutamakan cara yang pertama yaitu menafsirkan ayat Al-Qur'an dengan ayat Al-Qur'an yang lain (tafsir Al-Qur'an bi Al-Qur'an). Dalam karya tafsir Al-Qur'an al-Adzim karya Ibnu Katsir juga ditemukan beberapa corak tafsir yang lain, yakni corak fiqih, corak ra'yi, dan corak qira'at. Corak-corak tersebut karena dipengaruhi dari beberapa bidang kedisiplinan ilmu yang dimiliki Ibnu Katsir.


     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun