Mohon tunggu...
Nikmatul Sugiyarto
Nikmatul Sugiyarto Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Berekspresi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gerakan Garis Lurus Hitam-Putih Pasca Fenomena Rambut Putih

20 Juli 2023   16:14 Diperbarui: 20 Juli 2023   18:02 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wejangan bapakku terus mengudara saat berpamitan keluar rumah. Pesan khususnya saat berkendara dalam jarak jauh adalah "hati-hati, jangan ragu-ragu kalau di jalan raya".

Maksudnya begini kawan, di jalan raya itu bukan tempat yang pas buat berpikir panjang soal pilih sisi mana untuk melajukan sepeda motor. Jangan bimbang, pilih sisi kanan atau kiri dan gunakan sein dengan baik dan benar pastinya.

Jangan sekali-kali memilih jalur tengah karena selain membahayakan, hal tersebut membuat geram pengguna jalan. Ya kalau kamu gesit, kalau lelet dapat klakson mulu dong. Itu tafsir pertama, ada yang lain.

Kalau di jalan itu tinggalkan ketakutan, harus berani. Mau melaju mendahului kendaraan di depan atau stay di kecepatan ternyamanmu. Bila ragu mau mendahului, bisa-bisa ditenggel sopir bus ataupun truck yang sedang dikejar target waktu mereka masing-masing.

Ya inti dari semua itu jangan berpusing ria mengambil sisi mana yang mau dipilih saat berkendara di jalan. Memori itu tercetak jelas ketika melihat pemaparan Ganjar Pranowo atas latar belakang dari baju bergaris hitam-putih, yang dikenakan saat menemui relawannya di Senayan.

Deep maknanya terukir dibalik motif dan warna baju Ganjar itu. Tidak jauh dari wejangan yang ada pada cerita awalku tadi, kenapa hitam dan putih? Tentu untuk menghindari warna tengah dari perpaduan dua warna tersebut, yakni abu-abu.

Warna hitam yang pudar memutih itu memang selalu mengingatkan kita pada sebuah makna keraguan. Bahkan dulu pernah dosenku mengomentari baju abu-abu milik segerombol mahasiswanya, yang tergabung dalam sebuah organisasi.

Celanya sih kenapa harus abu-abu, analoginya memperlihatkan tidak tegas terhadap visi dan misi yang mereka junjung dalam ranah kampus. Wal akhir, sentilan itu yang membuat para mahasiswa meringis malu karena kesalahan pilih warna.

Memang abu-abu bisa membuat fatal pemakainya, makaya itu hitam dan putih lebih baik disuguhkan kepada setiap mata yang memandang. Semua tidak terlepas dari makna besar di dalamnya. Karena hitam dan putih itu simbol dua opsi yang mengarahkan sikap politik tegas seorang Ganjar, ya atau tidak.

Ya, rasanya jika kita sudah masuk ke dunia politik, pilihannya hanya dua dalam mengambil keputusan, tidak boleh ragu-ragu. Karena banyak jebakan batman di sana yang membuatmu rungkad jika salah pilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun