Mohon tunggu...
Nikmatul Sugiyarto
Nikmatul Sugiyarto Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Berekspresi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencla-Mencle

18 November 2022   17:03 Diperbarui: 18 November 2022   17:12 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Detik.com ; CNN Indonesia

Dihadapkan pada dua pilihan selalu membuat anak kecil bingung. Dulu aku hanya memilih yang menarik saja buatku.

Seperti saat disuruh memilih antara jus stroberi dan kopi, tentu aku memilih minuman yang berwarna merah menyala itu daripada warna gelap pekat pada kopi, dari warna memang sudah menarik perhatianku.

Beda saat pilihannya itu jus stroberi dan jus mangga, keduanya memiliki daya pikat tinggi untukku.

Jadi jika pilihanku pertama jatuh di jus stroberi, karena penasaran akhirnya aku juga akan mengambil jus mangga.

Penampilan memang selalu bisa mencuri perhatianku. Tak heran jika permen yang berwarna-warni menjadi iming-iming besar untuk mengendalikan tangisku kala itu. Diam bukan karena ingin, melainkan karena sogokan yang disodorkan orang lain. Mereka berhasil menakhlukkan anak kecil beraura imut ini.

Ya memang seperti itu aku saat kecil, rasanya bukan hanya aku saja, anak kecil lain pun juga akan seirama sepertiku. Anak-anak memang begitu, cenderung plin-plan, justru itulah yang menandakan kepolosannya.

Beda lagi dengan orang dewasa yang sudah matang pikirannya, perlu ditanyakan lagi sebab keplin-planannya. Seperti yang menimpa Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa yang seenak judatnya mengatakan, Ganjar telah melakukan pelanggaran di Wadas.

Padahal 4 hari yang lalu, dia mengatakan bahwa gubernur Jawa Tengah itu telah melaksanakan tugasnya dengan baik dalam menyelesaikan masalah Wadas. Semua rekomendasi Komisi III dipenuhi dan prosedur penyelesaiannya sudah tersistem dengan baik.

Kedua statementnya bertolak belakang. Sangat amat mencurigakan, kira-kira apa yang mempengaruhi Desmond mengatakan hal sekeji itu?

Pertanyaan itu berani keluar dari pikirku, dugaan besar pun juga mencuat, ada oknum dibalik plin-plannya Desmond. Seperti netizen pada umumnya, aku bagian dari mereka. Spekulasi-spekulasi terus muncul tanpa komando. 

Kemungkinan besar Desmond itu dibayar, atau lebih parahnya ditawari hal yang sangat besar lagi dari pada uang. Pak Desmond yang terhormat, dibayar berapa sih sampai tega banget menjatuhkan fitnah kepada sosok jangkung itu?

Wuah, pikiranku jahat sekali, tapi lebih jahat lagi apa yang dilakukan Ketua DPP Partai Gerindra itu. Dia terang-terangan memfitnah Ganjar Pranowo dalam kasus Wadas. Kasus itu cukup sensitif, tapi Desmond nekat mempermainkan kepercayaan rakyat kepada Ganjar.

Tidak kusangka orang yang mengatakan kebenaran kemarin, di kemudian hari mengatakan tuduhan yang berbanding terbalik dengan faktanya. Desmond mencoba merusak kepercayaan rakyat pada gubernur satu itu.

Kebenarannya, sudah 92% warga Wadas pemilik tanah telah menyetujui pembebasan lahan. Mereka pun sudah menerima pembayaran. Tuan tanah mendapatkan keuntungan yang jauh dari perkiraan. Ada yang mendapat ratusan juta, hingga milyaran rupiah.

Mereka yang dulu berhati keras kini melunak karena sudah tahu-menahu perihal proyek pemerintah itu. Dengan hati yang lapang, mereka bersedia menjual tanahnya kepada pemerintah. Tentu tidak ada paksaan dalam keputusan yang mereka ambil. Semua murni dari kerelaan hati mereka. 

Memang, masih tersisa 8% yang belum bisa mengorbankan tanahnya untuk proyek besar itu. Namun pembicaraan dari hati ke hati terus berlangsung, situasinyapun sudah berbeda, sudah jauh kondusif. 

Lalu suasana tenang itu coba diporak-porandakan oleh Desmond. Bejatnya tindakan Desmond itu tidak mencerminkan dengan posisinya saat ini. Dia bukan lagi wakil rakyat tapi sudah turun jabatan menjadi provokator.

Kenapa targetnya hanya Ganjar? Padahal proyek Bendungan Bener yang menjadi sebab kebutuhan batu Andesit dari Wadas itu adalah proyek besar yang dicanangkan oleh Kementerian PUPR Cq BBWS Serayu Opak.

Kejadian represifitas kepada warga pada waktu pengukuran lahan itu juga merupakan tanggung jawab dari pihak kepolisian. Tapi kenapa bisa nama Ganjar yang terus diseret?

Apakah hanya karena posisi Wadas yang berada di Purworejo, yang masuk wilayah Jateng, lalu semua kesalahan dilemparkan untuk gubernur berambut putih itu? 

Banyak pertanyaan yang mencuat, banyak pula dugaan dari berbagai sudut pandang. Semakin banyak hipotesis yang bermunculan. Tapi yang jelas, ini semua berkaitan dengan politik.

Tentu hal itu mengalir ke satu tujuan untuk menenggelamkan Ganjar, memadamkan cahayanya, membungkam geraknya.

Rakyat bukan hanya anak-anak, mereka yang sudah naik level dari anak-anak tidak akan menutup mata terhadap tindakan Desmond yang mencoreng nama Ganjar Pranowo.

Plin-plannya Desmond hanya tindakan kekanakan yang menimbulkan huru-hara di tengah kedamaian rakyat. Ingat bukan tentang kebenaran, yang akan terus menemani mereka dalam setiap perjalanan hidup. Orang jujur macam gubernur satu itu tidak akan mengalami krisis kepercayaan hanya karena segelintir orang yang bertindak tidak sesuai akal sehatnya. 

Ganjar bukan pemimpin yang tidak memedulikan rakyat, apalagi menempatkan rakyat dalam bahaya. Dia bukan tipe pemimpin yang seperti itu. Ia akan membuat rakyat dalam posisi yang aman, sehingga keresahan tidak menghinggapi hati tuannya.

Nikmatul Sugiyarto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun