Urat malu eks gubernur satu itu sudah benar-benar putus, hingga menghalalkan segala cara untuk mendompleng citra baiknya di hadapan rakyat.
Oh No..., rakyat harus tahu apa yang disembunyikan Anies dibalik mejanya.
Sepandai-pandainya seseorang menyembunyikan bangkai, baunya akan tercium juga. Anies tidak hanya pandai dalam bersilat lidah namun juga mengasah kemampuan untuk bermain petak umpet dengan menyembunyikan kebenaran.
Amat disayangkan apa yang dipamerkan Anies dan pendukungnya selalu menyimpan hal yang luar bisa mencengangkan publik. Seperti halnya pertemuannya dengan salah satu duta besar Amerika Serikat yang baru-baru ini dipertontonkan sang capres.
Â
Kali ini masih dalam rangkaian acara KTT G20, entah kejadiannya bisa beruntun begitu, mungkin skenario apik sudah tertulis rapi dalam buku agendanya.
Bukan, kali ini bukan kebohongan dalam pertemuan dua tokoh itu, tapi satu hal yang berhasil mengusikku. Apalagi kalau bukan bahasan dalam obrolan mereka yang banyak tersebar di media.Â
Topik obrolan yang Anies usung kali ini tentang transformasi Jakarta di eranya. Wow, apa yang coba Anies banggakan dari deretan program-programnya yang tidak beres itu?Â
Opiniku kembali tergiring menuju tujuan Anies memamerkan apa yang dikerjakan selama ini. Ya tentunya untuk menunjukkan siapa dirinya saat ini, sang capres dalam pesta demokrasi mendatang.Â
Tak habis pikir dengannya, dirinya memang sudah satu tahap menduduki posisi capres nanti, tapi tindak-tunduknya semakin tidak karuan.
Memang betul dapat mengundang perhatian, tapi jangan lupa perhatian itu tertuju karena keborokan sang capres yang dari hari hari semakin terklihat nyatanya.Â