Mohon tunggu...
Nikmatul Sugiyarto
Nikmatul Sugiyarto Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Berekspresi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepentingan Rakyat atau Dukungan Pilpres?

15 November 2022   22:28 Diperbarui: 15 November 2022   22:37 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Tribun; Humas Jateng

 

Dulu dalam mata pelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan (PPKN) di bangku sekolah dasar, aku dan kawan-kawan selalu diingatkan tentang satu sikap yang harus dimiliki setiap rakyat terhadap negaranya.

Ya, sikap lebih mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Sikap itu selalu digaungkan para guru untuk membentuk karakter anak bangsa pada diri setiap muridnya. Masalahnya apa ajaran dasar itu masih terpatri diingatan mereka saat ini.  

Seperti pejabat negara, kepala daerah hingga pemimpin negara, tentunya bukan sekedar ingatan tapi setiap langkah dalam bertugas seharusnya prioritas mereka adalah rakyat.

Rakyat sudah menaruh kepercayaan pada orang-orang penting itu untuk menjalankan pemerintahan yang baik. Mereka menitipkan sebagian kehidupan bernegara kepada mereka. Apa jadinya kalau mereka justru menelantarkan kepercayaan rakyat?

Dari setiap huru-hara atau berita miring tentang penyimpangan yang merka lakukan, rakyat masih memiliki secuil keoptimisan akan perbaikan yang mereka lakukan. Tapi nyatanya hal itu tidak dilakukan oleh pejabat negara sekelas Anies Baswedan, capres besutan Surya Paloh.

Setelah membuat resah rakyat dari kepemimpinannya di DKI Jakarta dan ketika menduduki kursi dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kini ia kembali melancarkan taktik gilanya.

Demi meraih predikat capres berprestasi Anies kembali tega menipu rakyat dengan mengaburkan berita. Dirinya menjadi speaker dalam salah satu rangkaian acara KTT G20 yang digelar di Bali. 

Dalam penuturannya di media sosial, kehebatan dia menjadi pembicara itu dilakukan dalam rangka memenuhi undangan pada rangkaian acara KTT G20 itu. Pendukungnya ikut meramaikan prestasi sang capres. Pamer sana-sini, membandingkan dengan kepala daerah dan pejabat lain.

Namun fakta terkuak setelah kebanggaan itu meluap di berbagai penjuru, yang dihadiri Anies ternyata bukanlah sebuah undangan melainkan pendaftaran terbuka bagi siapa mereka yang berminat menjadi seorang speaker apada salah satu rangkaian acara akbar itu.

Urat malu eks gubernur satu itu sudah benar-benar putus, hingga menghalalkan segala cara untuk mendompleng citra baiknya di hadapan rakyat.

Oh No..., rakyat harus tahu apa yang disembunyikan Anies dibalik mejanya.

Sepandai-pandainya seseorang menyembunyikan bangkai, baunya akan tercium juga. Anies tidak hanya pandai dalam bersilat lidah namun juga mengasah kemampuan untuk bermain petak umpet dengan menyembunyikan kebenaran.

Amat disayangkan apa yang dipamerkan Anies dan pendukungnya selalu menyimpan hal yang luar bisa mencengangkan publik. Seperti halnya pertemuannya dengan salah satu duta besar Amerika Serikat yang baru-baru ini dipertontonkan sang capres.

 

Kali ini masih dalam rangkaian acara KTT G20, entah kejadiannya bisa beruntun begitu, mungkin skenario apik sudah tertulis rapi dalam buku agendanya.

Bukan, kali ini bukan kebohongan dalam pertemuan dua tokoh itu, tapi satu hal yang berhasil mengusikku. Apalagi kalau bukan bahasan dalam obrolan mereka yang banyak tersebar di media. 

Topik obrolan yang Anies usung kali ini tentang transformasi Jakarta di eranya. Wow, apa yang coba Anies banggakan dari deretan program-programnya yang tidak beres itu? 

Opiniku kembali tergiring menuju tujuan Anies memamerkan apa yang dikerjakan selama ini. Ya tentunya untuk menunjukkan siapa dirinya saat ini, sang capres dalam pesta demokrasi mendatang. 

Tak habis pikir dengannya, dirinya memang sudah satu tahap menduduki posisi capres nanti, tapi tindak-tunduknya semakin tidak karuan.

Memang betul dapat mengundang perhatian, tapi jangan lupa perhatian itu tertuju karena keborokan sang capres yang dari hari hari semakin terklihat nyatanya. 

Berbeda dengan Anies yang bertemu dengan dubes untuk mencari dukungan dalam pilpres nanti, Ganjar Pranowo justru menggunakan waktu bertemunya dengan para dubes untuk membahas urusan rakyat.

Tidak hanya sekali dua kali saja dirinya dihampiri dubes. Sudah kubilang yang namanya bunga akan selalu mengundang ketertarikan banyak orang, entah baunya yang semerbak atau rupanya yang fantastik indahnya.

Kebanyakan dari dubes ini membahas tentang bagaimana potensi Jateng di luar negeri, dan tentang produk UMKM Jateng yang sudah berkembang di kancah internasional.

Terbaru ini datang dari Dubes indonesia untuk Perancis, keduanya membahas tentang ekspor UMKM dan progres investor dari negara yang terkenal akan menara eiffelnya itu.

Ganjar memang selalu menjadikan rakyat sebagai prioritasnya. Gubernur satu itu tidak memiliki niat sedikitpun untuk mencelakai rakyatnya. Tentu hal itu tergambar jelas dari semua tindak-tanduknya dalam menjalankan amanah sang tuan. 

Hari ke hari hanya ia gunakan untuk terus mengupayakan kenyamanan rakyatnya. Sosoknya yang sederhana sudah merasa cukup jika tuannya itu hidup dengan nyaman dan aman.

Apalagi jika rakyat bahagia, lega dan senang akan tambah menyelimuti hati sosok jangkung itu. Ganjar memang tidak berjanji akan selalu membuat senang rakyatnya, tapi dalam usahanya dia akan selalu mencari hal yang membuat rakyatnya bahagia.

Dari Anies dan Ganjar, kerasionalan pikirku berjalan. Mana capres yang mengutamakan kepentingan rakyat dan mana yang hanya sekedar memperlihatkan kehebatannya untuk berkuasa, semakin jelas terlihat. 

 

Nikmatul Sugiyarto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun