Mohon tunggu...
Nikmatul Sugiyarto
Nikmatul Sugiyarto Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Berekspresi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Politik

PDIP Akan Berlaku Adil

21 Oktober 2022   20:37 Diperbarui: 21 Oktober 2022   20:43 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: detik news

Jadi dalam klarifikasinya, Megawati hanya menganggap itu sebagai guyonan saja. Begitu pula dengan dewan kopral hanya guyonan untuk menanggapi dewan kolonel saja. Kukira permasalahan itu akan mandeg di situ, dan dewan itu sudah bubar masing-masing, tapi nyatanya berhembus kabar PDIP mengeluarkan surat peringatan untuk dewan kolonel.

Dari kabar itu artinya, setelah adanya klarifikasi dari Bu Mega, dewan kolonel masih terus melancarkan aksinya hingga detik ini. Wuah, padahal sang ketua sudah bilang itu hanya guyon saja, karena tidak ada AD/ART yang mengaturnya, tapi masih tetap tidak dihiraukan oleh para loyalis itu.

Hingga sekarang turunlah SURAT PERINGATAN KERAS DAN TERAKHIR yang dikeluarkan oleh PDIP, ditandatangani oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun. Bukan lagi surat peringatan biasa, tapi ada embel-embel "KERAS DAN TERAKHIR" di akhirnya.

Itu menandakan bahwa dewan kolonel sudah bertindak jauh dari guyonan yang dimaksud oleh sang ketua. Jadi jika tidak segera dibubarkan, pastinya akan berujung dengan pemberian hukuman bagi loyalis yang bergabung di dalamnya. Dalam surat peringatan itu sudah dijelaskan ulang perihal capres yang diusung oleh PDIP adalah hak prerogatif sang ketua umum.

Dengan adanya surat peringatan yang ditujukan untuk dewan kolonel juga menandakan bahwa partai banteng akan bersikap adil untuk para kadernya, tidak membeda-bedakan kadernya. PDIP sudah tidak menolerir lagi tim-tim yang dapat memecah belah internal PDIP. 

Seperti yang diketahui khalayak umum, loyalis yang tergabung dalam dewan kolonel adalah orang-orang yang sering menjatuhkan kader PDIP macam Ganjar Pranowo. Tercatat salah satu loyalis yang berperan besar dalam tim pendukung Puan itu ialah Trimedya Panjaitan. 

Trimedya Panjaitan memang terkenal dengan statemennya yang menjelekkan nama Ganjar Pranowo melalui penuturannya yang mempertanyakan prestasi apa saja yang dilakukan Ganjar selama menjabat gubernur di Jawa Tengah. Loyalis satu itu memang dikenal sebagai Pendukung Mbak Puan garis keras, hingga tak jarang dia getol mengomentari tindak-tanduk Ganjar.

Trimedya tidak objektif dalam memberikan penilaian siapa bakal capres yang lebih baik diusung oleh partainya. Beda dengan Ganjar yang menganggap rakyatlah yang banyak berperan dalam menilai unggah-ungguh pemimpinnya, Trimedya tidak melibatkan rakyat dalam setiap opini yang dikeluarkannya. Hal itu terbukti dengan caranya membandingkan Puan dan Ganjar, saat membicarakan siapa bakal capres yang pantas diusung PDIP nanti. 

Beda halnya dengan dewan kolonel yang harus diberi SP dulu agar berhenti dari aksi mendukung Puan, FX Rudi, Ketua DPC PDIP Kota Solo, yang dari awal sudah menyatakan sikap untuk mendukung Ganjar menjadi capres 2024, menyatakan kesiapannya jika diberi sanksi oleh DPP PDIP.

Dalam penuturannyapun, lelaki berkumis tebal itu mengaku akan tetap setia menjadi kader partai banteng, sekalipun disanksi karena mendukung Ganjar maju dalam pilpres nanti.

Hal itu diungkapkan Rudy karena dirinya sangat menghormati sang ketua umum. Rudy memang dikenal dekat dengan Bu Mega, namun dalam beberapa hal ia sadar semua tidak boleh semena-mena dengan sang ketua. Rudy sangat mengenal Bu Mega, beliaulah yang paling objektif di partainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun