Tentu lukisan itu menjadi simbol yang identik untuk Ganjar dalam mengemban amanah rakyat yang dipikulkan ke pundaknya. Tentu Ganjar akan selalu mengingat akan pesan yang tersimpan dalam lukisan apik itu.
 Tidak hanya sekali ini Ganjar mendapat nasehat untuk menegndalikan keserakahan manusia dalam mengemban amanah. Sebelumnya, Ganjar selalu diwanti-wanti ibunya untuk menjadi seorang pemimpin yang jujur, tidak neko-neko.
 Tidak hanya sekali, dua kali, ibunya selalu mengingatkan Ganjar saat dirinya pulang ke rumah mengunjungi sang ibu. Pesannya selalu sama, untuk tidak neko-neko, tidak mengkhianati rakyatnya, tidak perlu menjadi serakah jika dirinya sudah mendapatkan gaji yang cukup untuk makan dan bertahan hidup.
 Tentu dari pesan itu, Ganjar bisa menjadi seorang pemimpin yang jauh dari keserakahan. Kali ini teman lamanya yang mengingatkan Ganjar. Itu adalah bukti tresnonya kawan-kawan lama ini dengan pak Gubernur satu itu. Terbukti dengan gamblang Butet menyampaikan pesannya agar bisa menjadi pemimpin yang selalu bisa 'ngerem keserakahan'. Â
Â
Nikmatul Sugiyarto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H