Belum lagi, pengecatan dan pembangunan jalur untuk pengguna sepeda, beberapa kritikan dilayangkan untuk sang gubernur dan jajarannya mengenai hal itu. Pengamat tata kota dari universitas Trisakti, Nirwono, angkat bicara mengenai jalur sepeda permanen, mulai dari pembangunan hingga pengecatannya.
 Dalam penuturannya, Nirwono menyarankan kembali pada Pemprov DKI kala itu, untuk mengevaluasi penggunaan jalur sepeda. Karena dirasa hal tersebut bukanlah kebutuhan DKI yang mendesak. Tak sungkan-sungkan Nirwono juga menyarankan agar sang gubernur menggerakkan masyarakat terlebih dahulu untuk menggunakan transportasi alternatif, seperti sepeda ini, sebelum membangun jalur sepeda secara permanen.
 Justru waktu itu yang mendesak adalah memenuhi kebutuhan warga saat COVID-19 menyerang negara ini. Bukan pembangunan serta pengecatan jalur sepeda yang menghabiskan APBD milyaran hingga trilyunan rupiah.Â
 Tapi alasan yang tersampaikan justru bantuan COVID-19 diambilkan dari anggaran pembangunan rumah DP 0, sehingga target pembangunannyapun dari tahun ke tahun terus terpangkas.
 Gamang sekali dengan gubernur satu ini, terkesan menghambur-hamburkan APBD banget, bukan?
 Tidak berhenti di situ, hari-hari sebelum turunnya pak gubernur, ia digeruduk warga yang mengatasnamakan Koalisi Perjuangan Warga Jakarta (KOPAJA), mereka menggelar aksi demo di balai kota. Tuntutan dalam demo itu adalah pencabutan Pergub DKI 207/2016 yang melancarkan aksi penggusuran paksa.Â
 Masih mengungkit janji manis pak gubernur pada kampanye pilgub lalu, "Membangun tanpa menggusur". Tidak hanya KOPAJA, pencabutan pergub itu juga digemakan oleh Koalisi Rakyat Menolak Penggusuran (KRMP).
 Salah satu dari mereka menyampaikan bahwa di akhir jabatannya, Anis justru membiarkan ancaman praktik penggusuran paksa dapat terus gencar di DKI Jakarta dengan tidak mencabut Peraturan yang melegalkan penggusuran di ibu kota.
 Itu hanya beberapa dari banyaknya janji Anis yang diutarakan saat kampanye pilgub lalu. Dan kini dengan bangganya tim Anis yang diberi nama Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) menyatakan kebungahannya, atas usaha mereka selama 5 tahun ini.
 Ya, tim mereka patut diberi acungan jempol, tapi percepatan pembangunan tidak sebanding dengan kualitas bangunannya, kakak-kakak. Lihat atap halte Bundaran HI bocor saat peresmian, belum lagi JIS, stadium bertaraf internasional itu roboh pagarnya saat peresmian. Benar-benar harus dikaji ulang itu pembangunan infrastrukturnya.
 Hari ini, hari terakhir Pak Anis menjabat sebagai gubernur, jadwalnyapun sudah terpadati dengan acara pamitan sana-sini. Semoga PR yang ditinggalkan Pak Anis bisa digarap baik oleh Pak Heru, penggantinya Pak Anis nanti.