Setelah pemilihan selesai saya jelas telah jadi RT terpilih, secara resmi acara serah terima jabatan RT dari yang lama kepada saya berlangsung 3 hari berikutnya disertai SK RT dari kelurahan. Semua telah beres saya mulai menjalankan amanat pemimpin lingkungan. Memang baru saya sadari bahwa sekalipun kita memimpin sebaik apapun bahkan hampir nyaris kita serahkan diri kita pun jadi tumbal segala permasalahan atau kepentingan masyarakat di lingkungan. Bukan tidak mungkin penilaian miring berdatangan. Padahal jujur saja periode saya terhitung banyak hal saya lakukan saat itu saya berhasil yang saya catat terkait apa yang telah saya lakukan
menghadirkan beberapa ruas jalan lingkungan, mengahdirkan fasilitas MCK dan sumur bagi warga, menghadirkan 6 unit rumah Bansos bagi para ibu janda berlatar belakang kurang/miskin tapi punya tanah dengan status jelas; Pengadaan raskin sesuai peruntukkan tanpa saya manfaatin untuk kepentingan bisnis pribadi seperti sebahagian besar RT lainnya; Setiap pengurusan bebas pungutan apapun, Segala urusan masyarakat terkait surat dari saya semua saya permudah tanpa pungutan apapun kapan saja 1 x 24 jam (stampel tanda tangan dan cap serta blangko surat keterangan apapun saya sediakan tinggal di sisi dan bawa pulang saat itu pula. Â
istri saya berdayakan sebagai pengganti saya jika berhalangan saya ditemui; Semua rumah masyarakat asli papua yang berada di garis kemiskinan saat punya kesempatan saya kunjungi rumahnya sekedar bercerita sepatah dua patah kata dengan maksud sekedar mengetahui apa yang jadi tuntutan, tak pandang bulu. mencari celah pemberian bantuan bagi warga masyarakat khusus yang sedang bersekolah tapi tak mampu bisa mendapatkan bantuan langsung dari bupati maupun Dinsos saat itu. Itu semua saya lakukan karena saya merasa benar terpanggil untuk memperhatikan lingkungan saya. Serta masih banyak lagi yang sulit saya certain. Semua adalah realitas pelaksanaan kerja saya ketika sebagai pemimpin kecil RT di usia yang relatif mudah di lingkungan. Jujur saja saya sangat berbangga karena telah berbuat banyak untuk warga saya.
Dipercayakan harus berani
Pengalaman saya semasa masih menjadi RT saat itu jujur di usia yang relative muda memang tidak mudah tapi bagaimana bisa dielakkan, membuat mau ataupun tidak harus berani memunculkan siap sosok dan kepasitas diri saya sebenarnya. Karena saya terlahir dari latar belakang keluarga biasa maka saya pun lebih cenderung biasa tak enonoh dan mampu membaca apa yang menjadi kewajiban saya dalam melayani kepentingan dan aspirasi masyarakat. Membuat untuk membuktikan semua saya harus berani dalam banyak hal berani menghadapi masyarakat yang boleh kata ugal-ugalan di lingkungan, berani menghadapi pihak mana saja yang menjadi sasaran misi membantu menyukseskan apa yang menjadi rencana saya dalam membantu rakyat seperti harus berhadapan dengan pihak pemerintah maupun polisi dan tentara, pada saat ada warga yang bermasalah saya harus berani membela jika mereka benar dan pantas diperjuangkan.
Jujur saja awal keberanian itu tak pernah ada sebelumnya di dalam diri saya tapi seiring waktu semua bisa saya peroleh atas dasar dorongan dan semangat untuk ingin memberikan yang terbaik bagi lingkungan yang telah mempercayakan saya sebagai ketua lingkungan.
Tak sedikit berlebih tapi lingkungan yang saya pimpim di bagi atas tiga lokasi ada kelompok Milter karena tepat berada di kompeleks asrama AD, komplek pemukimana masyarakat non pribumi Papua juga kelompok masyarakat mayoritas pribumi Papua. Yang pasti pusat aktivitas mensejahterakan saya pada masyarakat pribumi Papua saat itu.
Panggilan bapak dan Pak RT adalah beban dan kebangaan
Saat saya menjadi RT usia saya tergolong muda mulai dari usia 31 tahu hingga 39 tahun hingga saya memutuskan untuk beralih tempat tinggal saya ke tempat atau alamat baru saya untuk menjaga karena harus mewariskan sebahagian apa yang menajdi milik orang tua saya karena saya di dalam keluarga adalah anak tertua.
Ada hikmat dan kebanggan tersendiri di dalam diri saya. Meski saya tak pernah memperoleh apapun tapi yang saya tahu adalah saya mengabdi penuh. Sebagai tambahan saja padahal jika diperhatikan gaji RT saat itu harusnya saya dapat setiap triwula atau jika terhambat dari Pemda semesteran dengan jumlah per bulan 450 ribu tapi sepeser pun jujur saya tak pernah memperdulikan dan mengambilnya.
Saya terkadang berpikir betapa tulusnya saya bekerja saat itu sampai uang dikantong saya pun terkadang saya korbankan guna kepentingan masyarakat yang saya pimpin. Â Tapi jujur saja selam itupun saya tak pernah putus-putus pula diberikan banyak berkat dari mana saja terutama dalam tugas dan kerja di tempat pengabdian saya sebagai Abdi Negara. Dengan ada saja yang pasti bisa saya bawa pulang setiap dua atau tiga hari sekali, Â ketika saya dipercayakan pimpinan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kecilnya.