"Allah itu maha pengampun pak" ku anggukkan kepalaku.
Seumur hidup pak Asril disibukkan mencari dunia, dan sekarang semua nampak sudah di depan mata. Bersenang-senang tanpa ada batasnya. Keluarga pak Asril berasal dari aliran abangan, beliau juga  berkeingin bertaubat ingin lebih dekat lagi pada allah dan melakukan hal-hal yang lebih shalih dengan mengajak perubahan ini pada keluarganya. Beliau juga menceritakan pengalan spiritual yang pernah beliau alami.
Tepatnya malam terawih perdana tahun sebelumnya adalah shalat tarawih berjamaah sekaligus tadarus bersama dikomplek jalan pramuka ini. Semua orang berduyun-duyun pergi ke masjid melaksanakan shalat berjamaah dilanjutkan tadarus bersama dengan jamaah yang membludaki sampai di halaman masjid dikomplek waktu itu. Dibulan yang penuh berkah dan maghfirah ini semua orang merindukannya dan berlomba-lomba dalam kebaikan.. Kali ini dibuka dan sekaligus diimami oleh pak asril permintaan dari jamaah. Karena dianggap sudah sempurna karena sudah beberapa kali melakukan umrah ditambah lagi usia yang paling sudah berumur. Wajar jika warga memintanya untuk menjadi imam waktu itu.
"Hati saya berdetak kencang, saya mau mengelak juga tidak enak mbk" begitu cerita pak asril
Memang pak Asril mengakui jika beliau bisa baca iqra' tapi ketika tulisan itu bersambung sama sekali dia tidak bisa, jangankan menghafal, membaca saja masih terbata-bata. Beliau melihat masjid bagaikan momok karena tidak pandai mengimami dan membaca bahkan hafalan surat yang banyak. Beliau menginginkan betul bisa membaca al-Quran dibulan yang akan datang ini dia targetkan memberanikan diri untuk menjadi iman dan memimpin tadarus. Aku melihat semangat membara itu pada wajah pak Asril.
Setelah les cucunya selesai aku lanjutkan les sama pak Asril. Pengucapan dan pembacaan yang diulang-ulang makin hari makin lancar sejak awal memang kami mengajarkannya pengulangan sampai beberapa hitungan  tiga puluh  kali pun pernah  kami lakoni. Begitu seterusnya dari pertemuan ke pertemuan. Tapi tidak mengapa semua ada buahnya. Bismillah lillahi taala dengan sabar, telaten dan kesungguhan pak Asril kini bisa membaca al-quran.
Wajah sumringah terpancar di wajah pak asril yang tak sabar bertemu bulan yang penuh berkah ini. Kalimat khamdalah terucap di bibir pak Asril yang tak henti-hentinya. Sebentar lagi  tamu agung datang menghampiri kita, bulan dimana banyak orang menanti karena bulan yang penuh berkah dan penuh ampunan, dilipat gandakan pahala kita dengan segala kebaikan apa yang kita lakukan. Selalu tebar kebaikan dimanapun kapanpun kamu berada kepada siapapun itu yang membutuhkannya.wallahu a'lam bi shawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H