Mohon tunggu...
Nikmah Mahanani
Nikmah Mahanani Mohon Tunggu... Guru - Alur takdir berjalan seiring rotasi waktu. Daya juang diri diuji peluh berkucur beri pengalaman diri.Mencerdaskan diri bersosialisasi mengenali karakter pribadi untuk lebih mawas diri dapatkan ridho Illahi.

Saya Guru Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1 Tulungagung. Yang sedang mengembangkan diri untuk menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengulik Diferensiasi Murid dalam Menuntaskan Pendidikan

28 Februari 2022   20:40 Diperbarui: 28 Februari 2022   20:44 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengulik Diferensiasi Murid dalam Menuntaskan Pendidikan 

Urgensi pembelajaran berdiferensiasi 

Standar Nasional Pendidikan Indonesia mengamanatkan bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana  mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara  aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,  pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang  diperlukan dirinya serta masyarakat (Kusuma, O.D. & Luthfah, S. 2022).

Mengacu pada hal tersebut dalam konteks pendidikan, kegiatan yang dilakukan adalah untuk mengembangkan potensi anak dan harus  rencanakan dengan cermat. Standar Kompetensi Lulusan menjelaskan tentang kualifikasi kemampuan  lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik sebagai syarat  penyelesaian masa belajar  di jenjang pendidikan tertentu. Profil dari kualifikasi lulusan merupakan perwujudan kompetensi lulusan peserta didik sebagai  ejawantah tujuan pendidikan nasional.  Profil kualifikasi lulusan diwujudkan dalam penjabaran  Standar Kompetensi Lulusan. Untuk diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik  dengan optimal.

Standar isi ditetapkan oleh Pemerintah dapat membantu murid mencapai kompetensi lulusan. Standar isi ini merupakan dasar pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Standar isi perlu disikapi  semua pihak salah satunya adalah  guru. Guru dapat menyediakan pengalaman belajar, dengan segala keragamannya untuk memenuhi  kebutuhan belajarnya, sehingga mereka dapat menunjukkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan setelah lulus atau menyelesaikan setiap jenjang pendidikan.

Standar Proses menjelaskan kriteria pelaksanaan pembelajaran,  seperti apa yang harus dipertimbangkan oleh guru dan sekolah beserta prinsip-prinsipnya. Pembelajaran berdiferensiasi  memberikan alternatif bagi  guru memaksimalkan potensi peserta didik dengan meminimalisir kesenjangan belajar (learning gap) melalui proses identifikasi kebutuhan belajar murid yang tepat.  Kebutuhan belajar yang mencakup 3 aspek yaitu kesiapan belajar murid (readiness) , minat murid dan profil belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan tidak hanya  murid berkembang potensinya secara maksimal, namun proses pembelajaran akan lebih memberikan banyak ruang bagi murid untuk membuat dan menentukan pilihan dan beraktualisasi, sehingga proses belajar akan lebih menyenangkan.

Standar Penilaian Pendidikan, bertujuan menciptakan proses penilaian yang mengarah pada capaian standar kompetensi lulusan. Proses penilaian bukan hanya untuk menilai hasil akhir dari proses pembelajaran, namun digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran. Proses pengumpulan dan pengolahan informasi tentang hasil belajar murid harus dilaksanakan berkesinambungan.  Praktek penilaian pembelajaran berdiferensiasi sangat penting  dilakukan guru secara terus, karena strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru akan sangat bergantung pada informasi yang didapat oleh guru melalui proses penilaian.

Pembelajaran berdiferensiasi 

Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. (Tomlinson, 1999) Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Kebutuhan Belajar Murid

Ada tiga aspek kebutuhan belajar murid menurut Tomlinson (2001)  yaitu kesiapan belajar murid (readiness), minat murid dan profil belajar murid.

Kesiapan belajar (readiness) merupakan kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001) berpendapat  dalam merancang pembelajaran mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Kombinasi suara terbaik, akan di dapat dari menggeser-geser tombol. Tombol yang tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut sebenarnya menggambarkan beberapa perspektif yang dapat kita gunakan untuk menentukan tingkat kesiapan belajar murid.

Enam perspektif Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (2001) adalah

  • Bersifat mendasar -- Bersifat transformatif
  • Konkret – Abstrak
  • Sederhana – Kompleks
  • Terstruktur - Terbuka (Open Ended)
  • Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent)
  • Lambat – Cepat

Minat murid merupakan  keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Menurut Tomlinson (2001) tujuan pembelajaran berbasis minat adalah membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar; mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran; menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan; meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

Minat dapat dilihat dua  perspektif , yang pertama sebagai minat situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Yang kedua adalah minat individu  yaitu minat  dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu.

Untuk menarik minat murid ada cara yang dapat dilakukan oleh guru antara lain dengan menciptakan situasi pembelajaran  menarik , menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid;  mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid, menciptakan kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).

Selain itu untuk membantu guru mempertimbangkan pilihan yang dapat diberikan pada murid, guru dapat mempertimbangkan area minat dan moda ekspresi yang mungkin digunakan oleh murid-murid mereka. (Tomlinson, 2001). Bentuk  moda ekspresi antara lain lisan, tertulis, rancang bangun, artistik dan abstrak.

Profil Belajar murid mengacu pada cara sebagai individu paling baik belajar. Mempertimbangkan  kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah  memberikan kesempatan kepada murid belajar secara alami dan efisien. Sebagai guru harus memiliki kesadaran tentang kebutuhan profil belajar murid sehingga dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Diantaramya adalah pertama   preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur. Kedua adalah pengaruh budaya yaitu santai , terstruktur, pendiam,  ekspresif, personal dan impersonal. Ketiga  adalah preferensi gaya belajar yang terdiri dari gaya belajar visual yaitu belajar dengan melihat, auditori yaitu belajar dengan mendengar dan  kinestetik yaitu  belajar sambil melakukan (misalnya sambil bergerak. Dan keempat adalah preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Hal ini dikuatkan teori tentang kecerdasan majemuk bahwa manusia memiliki delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia. Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily  kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic matematika.

Berikut cara yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui kebutuhan belajar murid yaitu mengamati perilaku murid saat beraktivitas dalam pembelajaran, mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait materi pembelajaran ; melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut; kolaborasi dengan orang tua atau wali murid untuk mendiskusikan kebutuhan murid;  bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid, memanfaatkan data  rapor murid dan mencari infomasi dari guru yang sebelumnya. Selanjutnya adalah dengan membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini; menggunakan penilaian diagnostik untuk memastikan murid  berada dalam level yang sesuai; melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid dan mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran untuk mengetahui efektivitas pembelajaran.

Strategi Diferensiasi

Strategi Diferensiasi ada tiga yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Strategi diferensiasi dijelaskan sebagai berikut :

  1. Differensiasi konten . Konten adalah sesuatu  yang diajarkan kepada murid-murid. Konten yang berbeda adalah  tanggapan terhadap kesiapan, minat atau profil belajar murid yang berbeda atau kombinasi dari ketiga unsur tersebut. Equalizer  menurut tokoh Tomlinson adalah alat untuk mengukur kesiapan murid yang membantu guru  memetakan  murid sesuai dengan kebutuhan murid. Konten atau bahan ajar disesuaikan dengan hasil pemetaan sehingga pengembangan diri murid sesuai dengan kemampuannya.
  2. Diferensiasi Proses. Diferensiasi Proses adalah  proses  murid  memahami ,  memaknai materi yang dipelajari. Serta proses guru bisa memenuhi kebutuhan murid yang dilakukan secara mandiri atau kelompok yang disusun rancangan  pelaksanaan pembelajaran. Differensiasi Proses terdapat berbagai cara yaitu melalui kegiatan berjenjang, memberikan pertanyaan pemandu, membuat agenda individual murid.memvariasikan  lama waktu menyelesaikan tugas, mengembangkan kegiatan bervariasi  sehingga gaya belajar visual, auditori dan kinestetik bisa terakomodir, menggunakan kelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, minat dan kemampuan.
  3. Deferensiasi Produk. Produk adalah hasil pekerjaan dan  unjuk kerja murid sebagai hasil pembelajaran yang ditunjukkan kepada guru yang berupa teks, video, diagram, pertunjukan dan masih banyak lagi bentuknya yang nantinya guru akan memberikan hasil karya tersebut. Produk dibuat  menggambarkan pemahaman murid dan berhubungan dengan  tujuan perbelajaran yang diharapkan sebagai capaian pembelajaran. Diferensiasi produk dapat dilakukan dengan cara menganalisis  kebutuhan belajar murid dulu sebelum penugasan. Pada Diferensiasi produk pada dasarnya memberikan tantangan atau variasi serta memberikan   kesempatan murid mengekspresikan pembelajaran sesuai ekspektasi dari murid, kualitas pekerjaan, konten dalam produk , cara mengerjakannya dan sifat dari produknya.

Penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi 

Standar Penilaian Pendidikan, bertujuan menciptakan proses penilaian yang mengarah pada capaian standar kompetensi lulusan. Proses penilaian bukan hanya untuk menilai hasil akhir dari proses pembelajaran, namun digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran. Proses pengumpulan dan pengolahan informasi tentang hasil belajar murid harus dilaksanakan berkesinambungan.  Praktek penilaian pembelajaran berdiferensiasi sangat penting  dilakukan guru secara terus, karena strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru akan sangat bergantung pada informasi yang didapat oleh guru melalui proses penilaian

Proses penilaian digunakan guru untuk  mengetahui kebutuhan belajar murid. Guru berkomunikasi , membangun hubungan saling percaya, mengetahui perasaan, latar belakang, keinginan, minat dari murid-muridnya. Guru harus melakukan diagnose atau identifikasi  kebutuhan belajar murid. Ada  3 perspektif dalam penilaian  yaitu assesment for learning, assesment of learning dan assesment as learning . Teknik yang dapat dilakukan antara lain  tiket keluar (seperti post test), tiket masuk (semacam pre test,     berbagi 30 detik, nama dalam toples,  3-2-1,  refleksi,  pojok pemahaman,  strategi 5 jari


Learning Community 

Pembelajaran diferensiasi dibangun berdasarkan Learning Community (Komunitas Belajar). Learning Community adalah Komunitas yang semua anggotanya pemelajar. Guru-guru akan memimpin murid untuk mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik yang saling mendukung tumbuhnya lingkungan belajar. Guru mempunyai peran yang penting dalam membentuk atmosfir lingkungan kelas yang positif

Komunitas belajar yang mendukung pembelajaran diferensiasi antara lain setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik.  Setiap orang di dalam kelas tersebut saling menghargai. Murid akan merasa aman. Ada harapan bagi pertumbuhan . Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan. Ada keadilan dalam bentuk yang nyata. Adil dalam hal ini berarti berusaha memastikan semua murid mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk tumbuh dan sukses. Guru dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama. Guru dan murid akan bekerja sama untuk kesuksesan bersama.

Perubahan paradigma pembelajaran ini memberikan peran sebagai guru penggerak . Guru Penggerak diharapkan menjadi motor dalam pengembangan komunitas belajar baik di sekolah atau di luar lingkungan sekolah. Guru Penggerak dapat mengajak rekan guru lain untuk menjadi tim untuk menggerakkan komunitas komunitas  belajar yang akhirnya menjadi komunitas praktisi.

Guru Penggerak dapat membagikan kepada teman sejawat disekolah  pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensinya secara aman dan nyaman. Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam merancang alur dan tujuan pembelajaran yang berorientasi pada masa depan.  Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam mengevaluasi pembelajaran berdasarkan data dan tingkat pencapaian murid. Sehingga amanat dari Standar Nasional Pendidikan Indonesia dapat dilaksanakan dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi tentu saja tetap ada. Tetapi meyakinkan diri bersifat positif, optimis dan unjuk kerja untuk mendapatkan dukungan sebagai saeorang penuntun. Seperti yang disampaian Ki Hajar Dewantara.

Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Dan sebagai pendidik, harus meyakini bahwa tugasnya adalah melayani murid-murid dengan segala keberagaman dan  menyediakan lingkungan dan pengalaman belajar terbaik bagi muridnya.

Seorang guru harus meyakini semua murid kita bisa berhasil dan sukses dalam pembelajarannya.  Fairness is not sameness artinya bersikap adil itu bukan berarti menyamaratakan perlakuan kepada semua murid. Setiap murid memiliki pola belajarnya sendiri yang unik. Praktik-praktik pembelajaran perlu ditelaah efektifitasnya lewat bukti-bukti yang diambil dari pengalaman demi pengalaman.

Guru adalah kunci dari keberhasilan pengembangan program pembelajaran murid-murid di kelasnya sehingga membutuhkan dukungan dari komunitas yang lebih besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua siswa. Dibutuhkan kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas sehingga bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga murid-muridnya. Regulasi yang jelas pelaksanaan sebuah kurikulum juga diperlukan sehingga penerapan pembelajaran diferensiasi ini lebih terarah.

Dibutuhkan peningkatan kemampuan  guru menanggapi atau merespon kebutuhan  belajar muridnya, menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid sehingga memerlukan pelatihan berkaitan konsep tersebut. Dukungan sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Guru membutuhkan kemampuan  menciptakan manajemen kelas yang efektif. Guru membutuhkan kemampuan penilaian berkelanjutan

Meyakini dukungan tersebut akan terwujud adalah hal penting memahami dan menerapkan pembelajaran diferensiasi .Tetap semangat menjadi sang pengukir . Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.” (Ki Hajar Dewantara)

Koneksi Antar Materi - Modul 2.1 

“Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yang menyenangkan adalah membuat koneksinya.” (Arthur Aufderheide)

Nikmah Mahanani, M.Pd

SMA Negeri 1 Tulungagung

Calon Guru Penggerak  Angkatan 4 Wilayah Tulungagung Jawa Timur 

Fasilitator: Suyatno, M.Pd., M.Kom

Pengajar Praktik: Imatul Awaliyah, M.Pd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun