Mohon tunggu...
Nikmah Mentari
Nikmah Mentari Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik dan Konsultan

Penulis, Pendidik, Konsultan Hukum

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Artikel Utama

Sayonara G20: Menuju 2023

18 November 2022   12:50 Diperbarui: 23 November 2022   15:01 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Zabur Karuru/aww.)

Usai 2 hari (15-16) November 2023 publik begitu fokus pada perhelatan akbar G20 yang berada di Bali, mulai dari pesona cantiknya first lady, Kim Keon Hee, asal Korea, hingga kain Endek Bali yang digunakan para pemimpin dari berbagai belahan dunia. 

Telah tercapai kesepakatan dalam bentuk 52 deklarasi penting terhadap nasib perekonomian global khususnya pasca pandemi Covid-19 termasuk kecaman terhadap perang Rusia-Ukraina. Dilansir dari kompas.com,  terdapat 5 poin utama yakni: 

1. Komitmen Negara anggota G20 secara fleksibel terkait kerjasama kebijakan ekonomi makro. 

2. Upaya Negara anggota G20 dalam rangka melindungi stabilitas ekonomi makro dan keuangan dengan menggunakan semua alat yang tersedia. 

3. Komitmen Negara anggota G20 mempromosikan ketahanan pangan dan energi, mendukung stabilitas pasar serta menyediakan dukungan sementara dan terarah dalam rangka meredam kenaikan harga

4. Negara anggota G20 akan membuka investasi bagi negara berpenghasilan rendah, menengah serta negara berkembanga lainnya, dimana sumber investasi berasal dari instrumen pembiayaan inovatif yang lebih beragam.

5. Negara anggota G20 berkomitmen dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDG'S) bagi kemakmuran seluruh rakyat.

Kelima poin penting tersebut seyogianya dapat terselenggara dalam kurun waktu satu tahun sebelum Presidensi G20 tahun 2023 di India mendatang, dengan deklarasi lainnya yang berbeda. 

Pasca pandemi, memang seluruh sektor mengalami pergolakan hingga harus merubah kebiasaan serta cara dalam melakukan aktifitas harian. 

Selain masalah kesehatan dan keselamatan yang mengancam jiwa akibat Covid-19 itu sendiri, pandemi yang telah berselang selama 2 tahun turut  menggerus sektor pendidikan, sektor perbankan dan jasa keuangan lainnya, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sektor angkutan umum dan jalan, sektor properti, dll. 

 (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Zabur Karuru/aww.)
 (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Zabur Karuru/aww.)

Komitmen tersebut setidaknya menjadi angin segar atas bayang-bayang kekhawatiran resesi tahun 2023. Namun, apakah semudah itu terealisasikan? 

"Let us recover together, recover stronger", semboyan yang membersamai Presidensi G20 2022, bukanlah tanpa alasan. Kita dijenukan oleh lockdown, isu berkembangnya Covid-19 yang terus bermutasi, PHK, perang Rusia-Ukraina, resesi. 

Menuju akhir 2022, sudah sepatutnya pemimpin dunia dapat bersatu suara, bergandengan tangan  demi kehidupan yang lebih baik. 

Tidak hanya baik bagi negaranya sendiri yang dipimpin, namun sebagai alasan kemanusiaan, kehidupan yang baik adalah tanggung jawab bersama. 

Sudah bukan saatnya menjadi adidaya seorang diri lalu 'menindas' negara lain, akan tetapi, harus bersama-sama memberdayakan diri melalui kolaborasi dan kerjasama yang terintegrasi. 

Meskipun bukan merupakan hal yang mudah untuk dijalankan, mengingat agenda kerjasama dalam rangka pemulihan ekonomi secara global adalah untuk meningkatkan kualitas negara-negara anggota khususnya dan negara-negara non anggota pada umumnya. 

Upaya implementasi komitmen negara anggota G20 tersebut harus berdampak secara nyata bagi rakyat dan lingkungan sekitar. 

Tidak hanya berfokus pada pembangunan semata, namun keberlanjutan terhadap lingkungan harus menjadi prioritas. Hal ini mengingat bahwasannya, pembangunan acapkali dilekati stigma negatif adanya perusakan lingkungan. 

Selain itu, rakyat juga harus merasakan komitmen nyata dari Presidensi G20 terhadap pekerjaan, upah, ketersediaan pangan untuk mencegah kelaparan, ketersediaan energi yang aman, murah dan terjangkau serta segala hal yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. 

Ancaman maupun hambatan yang akan dihadapi dalam implementasi komitmen tersebut juga harus  dimitigasi sesegera mungkin, mengingat deklarasi komitmen Presidensi G20 terus berubah sesuai dengan seremoni tahunan. 

Karena saat ini adanya internet dan teknologi digital menjadi alat bagi rakyat global untuk mengawasi dan menilai kinerja lintas pemimpin negara, maka dalam hal ini rakyat global turut serta mengawal implementasi deklarasi tersebut. 

Kepercayaan rakyat global dengan suksesnya Presidensi G20  secara berkala jangan sampai luntur, hanya karena komitmen tersebut berakhir 'manis di seremoni' karena egosentris masing-masing pemimpin dunia untuk menjadi adidaya dan adikuasa. 

Menekan, menindas, mencurangi dan segala bentuk tindakan yang mengabaikan isi dari deklarasi itu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun