Mohon tunggu...
Nikita Puspita
Nikita Puspita Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Mentor, Coach, and Trainer

Dosen STEI Indonesia nikita_puspita@stei.ac.id dan Mentor Business Coaching Magister Manajemen Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Belajar dari Buku The Outliers, Sukses Tanpa Privilage? Bisa!

20 Februari 2022   07:11 Diperbarui: 27 Februari 2022   10:15 1553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Privilage. (sumber: unsplash.com/@avawburton)

Ada yang sudah pernah baca buku The Outliers?

Jika dilihat dari judulnya, ini berarti tentang segelintir individu yang menonjol dibandingkan dengan orang lain pada umumnya. 

Di sini, sang penulis yaitu Malcolm Gladwell, mengambil cuplikan beberapa biografi orang-orang sukses dan menonjol dari beragam bidang, seperti olahraga, teknologi, business, dan lain sebagainya. 

Lalu, Malcolm Gladwell coba menyimpulkan apa sih yang menyebabkan kenapa orang-orang ini sukses? dan apakah kita bisa mengikuti jejak kesuksesan orang-orang tersebut? Ini adalah salah satu poin penting yang coba dibahas dalam buku ini.

Salah satu cerita yang menarik adalah dari bidang olahraga, khususnya ice hockey. Di tahun 1980an, ada psikologis Kanada  yang tiba-tiba menyadari bahwa "kenapa pemain hockey di Kanada yang jago itu lahirnya diantara bulan Januari, Februari, atau Maret?". 

Memangnya apa hubungan antara bulan kelahiran dengan skill bermain hockey.  Secara sepintas, rasa-rasanya tidak ada pengaruh ya. 

Namun ternyata, di buku karya ketiga Malcolm Gladwell ini mengupasnya lho. Ada hubungan antar kedua variabel tersebut, dan hal itu terjadi karena sistem pendidikan di Kanada yang memberi batas usia untuk anak yang mau belajar hockey profesional, yaitu 1 Januari.

Contohnya begini, misal ada club junior yang memberikan syarat dimana peserta didik yang ingin mengkuti pelatihan di club tersebut minimal berusia 10 tahun. Sekarang kita ada di tahun 2022. 

Jadi kalau ada anak yang lahirnya tanggal 2 Januari 2012, anak tersebut belum bisa daftar. Karena batas yang digunakanan adalah 1 Januari, maka usia anak tersebut masih masih 9 tahun 364 hari. Hanya kurang 1 hari memang, tapi tetap tidak bisa mendaftar.

ilustrasi buku The Outliers. (via @KurtisHanni/Twitter)
ilustrasi buku The Outliers. (via @KurtisHanni/Twitter)

Beda halnya dengan anak lain yang misal lahirnya 31 Desember 2011. Kembali, karena batas yang digunakanan adalah 1 Januari, maka usia anak tersebut sudah 10 tahun 1 hari, maka Ia bisa mendaftar ke club meskipun hanya lebih 1 hari.

Apa hubungannya dengan skill bermain ice hockey? 

Anak-anak yang lahir di bulan-bulan awal, seperti Januari hingga Maret seperti contoh anak yang tidak berhasil mendaftar tadi, akhirnya harus menunggu tahun depan untuk bisa daftar. Ketika mereka daftar, usianya tentu jadi yang paling tua diantara anak-anak seangkatannya.

Disisi lain, kita tau bahwa ice hockey adalah olahraga yang cukup banyak mengedepankan fisik. Sehingga, perbedaan usia menjadi sangat menentukan. 

Dari hal ini kita bisa hubungkan bahwa orang-orang yang lahir di bulan-bulan awal seperti Januari, Februari, dan Maret, otomatis akan lebih menonjol permainan hockey nya dibandingkan dengan teman-teman satu angkatannya. 

Dengan begitu, dia akan terlihat stand out, lalu menarik perhatian para pencari bakat, bisa masuk seleksi tim yang lebih senior, dan lain sebagainya. Itulah mengapa, pemain hockey di Kanada yang jago itu lahirnya di bulan Januari, Februari, dan Maret.

Cerita ini hanya salah satu contoh menarik dari buku The Ouliers. Ada lagi tentang Bill Joy, Bill Gates, The Beatles, dan lain sebagainya. 

Dari cerita Bill Joy dan Bill Gates, ada fenomena menarik juga yang bisa kita pelajari. Nama Bill Gates mungkin sudah lebih familiar ya di telinga kita dibandingkan dengan nama Bill Joy.

Bill Joy dikenal sebagai most studious student di almamater SMA nya, dengan nilai matematika sempurna pada scholastic aptitude test. Simplenya, Bill Joy ini luar biasa cerdas hingga akhirnya bisa menjadi programmer handal. 

Jika dilihat dari bidang programmernya, maka Bill Gates juga memiliki profil yang hampir sama. Bill Gates juga mahir dalam bidang tersebut dan memiliki perusahaan raksasa Microsoft. 

Namun yang sedikit berbeda dan sangat di highlight dalam buku ini, Bill Gates terlahir di keluarga kaya raya, dimana ayahnya adalah seorang pengacara kaya dan ibunya seorang banker.

Dari kisah Bill Joy dan Bill Gates, ada fenomena yang menarik untuk dibahas, yaitu mengapa tokoh-tokoh penting terkait teknologi ataupun internet itu lahir di tahun 1950-an? 

Bill Joy, Bill Gates, dan bahkan Steve Jobs ternyata lahir di tahun yang hampir sama. Apa istimewanya tahun itu? Seperti cerita ice hockey sebelumnya, apa hubungannya tahun kelahiran dengan mahirnya seseorang dalam bidang teknologi, programming, ataupun internet?

Ternyata, jawabannya sangat sederhana, karena Bill Joy, Bill Gates, dan  Steve Jobs lahir dan tumbuh besar ketika teknologi itu tumbuh. 

Sehingga masuk akal ya, karena saat itu komputer masih menjadi "barang baru", komputer menjadi mainan sehari-hari. Banyaak waktu yang dihabiskan yang berhubungan dengan benda tersebut, muncul rasa ketertarikan hingga akhirnya mendalami bidangnya secara mendalam. 

Privilage dalam Hidup

Akhir dari buku ini, Malcolm Gladwell menarik kesimpulan bahwa ketika orang-orang sukses, secara umum mereka punya privilage. Privilage  ini bisa dalam bentuk apapun, baik yang bersifat harta ataupun diluar itu. 

Privilage dalam bentuk harta seperti yang didapatkan oleh Bill Gates, lahir dari keluarga kaya, sehingga memiliki kesempatan untuk sekolah di tempat yang elit, jejaringnya pun jelas akan terkoneksi dengan orang-orang hebat, dan beragam privilage lainnya.

Privilage diluar harta juga ada lho dan tadi sudah kita bahas sebetulnya, seperti lahir di bulan tertentu atau tahun tertentu. Bill GAtes lagi-lagi juga mendapat privilage itu, dengan lahir dan tumbuh ketika teknologi itu lahir.  

Nah, sekarang bagaimana kalau ada orang yang lahir tanpa beragam privilage tersebut, apakah bisa meraih kesuksesan juga? jawabannya BISA. Dalam buku ini, Malcolm Gladwell menjelaskan hal ini bisa terjadi, namun ada batas yang harus dikejar, yaitu 10.000 jam.

Teori 10.000 Jam

Meskipun tadi kita melihat sosok Bill Gates yang memiliki privilage, baik secara harta dan non harta, Bill Gates juga bekerja keras dengan teori 10.000 jam ini. 

Saat kelas tujuh, Bill Gates bersekolah di salah satu sekolah elit, Lakeside Public School. Di sekolah tersebut, Bill Gates mulai belajar pemrograman saat kelas delapan. 

Suatu saat, kegiatan Bill Gates bermain komputer di Lakeside mulai terhenti karena Lakeside mulai kehabisan dana untuk terus menjalankan komputernya, sehingga Bill Gates mencari cara lain untuk terus bisa menggunakan komputer.

Bill Gates muda mulai bermain dengan temannya ke Computer Center Universitas Washington. Disinilah tempat belajar yang baru bagi Bill Gates. Mereka mendapat izin menggunakan komputer dengan gratis, dengan syarat mereka harus mengerjakan sebuah software. 

Mereka menghabiskan 1.575 jam dalam tujuh bulan pada tahun 1971, sehingga jika dirata-rata mereka menghabiskan lebih dari delapan jam seharinya dalam satu minggu untuk menggunakan komputer. 

Dengan waktu 1.575 jam, Bill Gates hanya butuh waktu 3,7 tahun untuk mencapai 10.000 jam.

Kisah hampir serupa pun terjadi pada The Beatles. Siapa yang tidak kenal Beatles? salah satu band legendaris yang berasal dari kota pelabuhan Liverpool, Inggris yang terkenal akan aliran rock and roll-nya. 

Hamburg, kota terbesar kedua di Jerman, merupakan salah satu kota penting dan bersejarah bagi Beatles. Disini, banyak sekali waktu yang Beatles habiskan untuk tampil di atas panggung. 

Mereka tampil tujuh malam setiap minggu, hampir non-stop hingga dua belas tiga puluh malam saat klub tutup bahkan jika klub belum tutup mereka bisa tampil sampai jam dua dini hari.

Diketahui The Beatles pergi ke Hamburg sebanyak lima kali dalam selang tahun 1960 sampai 1962. Pada kepergian pertama, mereka tampil sebanyak 106 kali, lima jam atau lebih setiap malamnya. 

Pada kepergian kedua, mereka tampil 92 kali. Pada kepergian ketiga, mereka tampil 48 kali, dengan total jam tampil sebanyak 172 jam. Pada dua kepergian terakhir, menambahkan angka tampil sebanyak 90 jam. 

Dengan kata lain, mereka tampil sebanyak 270 malam hanya dalam satu tahun setengah. Jika ditotal sampai tahun 1964 pada titik kesuksesan mereka, mereka diperkirakan sudah tampil sebanyak 1200 kali.

Jika dibandingkan, Beatles telah berubah seratus delapan puluh dejarat jika dibandingkan antara sebelum dan sesudah pergi ke Hamburg. 

Sebelum mereka pergi ke Hamburg, mereka hanya band SMA pemula, tetapi setelah kepergian mereka ke Hamburg mereka berubah menjadi sebuah band rock star hingga bisa menjadi salah satu band tersukses dalam sejarah. 

Saat ini band pada umumnya tidak ada yang tampil sebanyak 1.200 kali dalam keseluruhan karirnya, tetapi The Beatles berhasil mencapainya. Tampil 1.200 kali dengan lima jam atau lebih sekali tampil, tantu angka 10.000 jam sudah ditembus oleh Beatles.

Dari beragam kisah ini kita bisa belajar bahwa kalau mau sukses di bidang apapun, kejarlah 10.000 jam untuk fokus belajar di bidang tersebut. 

Jika ingin jadi pebisnis handal, belajarlah minimal 10.000 jam terkait bisnis. Mau jago main alat musik, latihan 10.000 jam lah di alat musik yang ingin kamu kuasai, dan berbagai bidang lainnya.

Selamat mencoba !

Tentang penulis:
Nikita Puspita Ing Endit, Dosen STEI Indonesia nikita_puspita@stei.ac.id dan Mentor Business Coaching Magister Manajemen Universitas Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun