Tujuan dari manajemen kas adalah untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya keuangan perusahaan dengan mengatur arus kas masuk dan keluar dengan baik. Beberapa tujuan utama dari manajemen kas antara lain:
1. Memastikan Ketersediaan Dana yang Cukup
Manajemen kas bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi kewajiban keuangan yang ada, seperti membayar gaji karyawan, membayar tagihan, dan membeli bahan baku. Dengan manajemen kas yang baik, perusahaan dapat meminimalkan risiko kekurangan kas.
2. Mengoptimalkan Penggunaan Dana
Manajemen kas juga bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan dana yang ada. Ini bisa dilakukan dengan menginvestasikan kas yang tidak digunakan secara efektif, atau dengan meminimalkan. biaya pinjaman.
3. Mengurangi Risiko Kehilangan Dana
Manajemen kas bertanggung jawab untuk mengurangi risikokehilangan dana perusahaan karena pencurian, kecurangan, atau kesalahan administratif.
4. Meningkatkan Keuntungan.
Dengan mengatur arus kas masuk dan keluar dengan baik, manajemen kas dapat membantu perusahaan meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya keuangan yang ada.
5. Memastikan Kelangsungan Operasional
Manajemen kas juga bertanggung jawab untuk memastikan kelangsungan operasional perusahaan dengan mengelola arus kas secara efektif dan efisien. Dengan manajemen kas yang baik, perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Adapun sumber manajemen kas yaitu terdiri dari beberapa sumber yang menjadi arus kas masuk dan keluar perusahaan. Beberapa sumber utama dari manajemen kas antara lain:
1. Penjualan
Sumber utama arus kas masuk perusahaan adalahdari penjualan produk atau jasa. Semakin banyak produk atau jasa yang terjual, semakin banyak arus kas masuk yang diterima perusahaan.
2. Investasi
Arus kas masuk juga dapat berasal dari investasi yang dilakukan perusahaan, seperti dividen saham, bunga bank, atau pendapatan dari investasi lainnya.
3. Pinjaman
Perusahaan dapat meminjam uang dari bank atau lembaga keuangan lainnya untuk memenuhi kebutuhan kasnya. Arus kas keluar akan dikeluarkan untuk membayar bunga dan cicilan pinjaman.
4. Pembayaran
Arus kas keluar juga berasal dari pembayaran kepada pemasok, karyawan, pajak, sewa, dan biaya lainnya yang harus dibayar perusahaan.
5. Modal sendiri
Modal sendiri atau ekuitas merupakan sumber pendanaan internal yang dapat digunakan perusahaan. Arus kas keluar terkait dengan pembayaran dividen atau pengembalian modal sendiri.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kas perusahaan, antara lain:
1. Penjualan
Tingkat penjualan produk atau jasa akan mempengaruhi arus kas masuk perusahaan. Semakin tinggi tingkat penjualan, semakin besar arus kas masuk yang diterima perusahaan.
2. Biaya Operasional
Biaya operasional yang rendah dapat membantu meningkatkan arus kas bersih perusahaan, sedangkan biaya operasional yang tinggi dapat menurunkan arus kas bersih perusahaan.
3. Kebijakan Kredit
Kebijakan kredit yang ketat dapat membantu mengurangi risiko piutang tidak tertagih, tetapi juga dapat mengurangi arus kas masuk perusahaan. Kebijakan kredit yang longgar dapat meningkatkan arus kas masuk perusahaan, tetapi juga meningkatkan risiko piutang tidak tertagih.
4. Pilihan Investasi
Keputusan investasi yang tepat dapat membantu meningkatkan arus kas masuk perusahaan, tetapi keputusan investasi yang salah dapat mengurangi arus kas perusahaan.
5. Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi arus kas masuk dan keluar perusahaan. Tingkat bunga yang tinggi dapat meningkatkan biaya pinjaman perusahaan, sedangkan tingkat bunga yang rendah dapat membantu mengurangi biaya pinjaman perusahaan.
6. Tingkat Pajak
Tingkat pajak yang tinggi dapat mengurangi arus kas bersih perusahaan, sedangkan tingkat pajak yang rendah dapat membantu meningkatkan arus kas bersih perusahaan.
7. Persediaan
Persediaan yang terlalu banyak dapat mengurangi arus kas perusahaan karena memerlukan biaya untuk membeli dan menyimpannya, sementara persediaan yang terlalu sedikit dapat mempengaruhi penjualan dan arus kas masuk perusahaan.
Model-model manajemen kas meliputi beberapa pendekatan, antara lain:
1. Model Cash Budgeting
Model ini melibatkan pembuatan anggaran kas untuk jangka waktu tertentu, biasanya dalam interval bulanan atau tahunan. Anggaran kas ini mencakup estimasi penerimaan dan pengeluaran kas, serta menyediakan. panduan untuk mengelola arus kas perusahaan.
2. Model Cash Conversion Cycle
Model ini melibatkan pengelolaan waktu siklus konversi kas, yaitu periode waktu yang dibutuhkan untuk mengubah persediaan menjadi penjualan dan piutang menjadi kas. Dalam model ini, perusahaan berupaya memperpendek waktu siklus konversi kas untuk meningkatkan arus kas.
3. Model Cash Pooling
Model ini melibatkan penggabungan kas dari beberapa unit bisnis atau cabang perusahaan ke dalam satu rekening kas pusat. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan dana yang tersedia dengan lebih efisien dan mengoptimalkan arus kas perusahaan secara keseluruhan.
4. Model Cash Flow Statement
Model ini melibatkan penggunaan laporan arus kas untuk memantau dan menganalisis arus kas masuk dan keluar perusahaan. Laporan arus kas ini memungkinkan perusahaan untuk memahami sumber dan penggunaan kas, serta memantau kesehatan keuangan perusahaan.
Dalam prakteknya, perusahaan seringkali menggabungkan beberapa model manajemen kas untuk memastikan bahwa arus kas perusahaan terkelola dengan baik dan mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
4. Strategi Manajemen Kas
Terdapat beragam strategi yang dapat diterapkan dalam manajemen kas, seperti pengelolaan persediaan, piutang, dan hutang. Selain itu, investasi kas yang optimal juga merupakan bagian penting dari strategi manajemen kas. Dengan memilih instrumen investasi yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan pengembalian dan meminimalkan risiko keuangan.
Strategi manajemen kas merupakan rencana yang dibuat oleh perusahaan untuk mengelola arus kasnya dengan efisien, termasuk pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas, serta investasi yang optimal. Ini bisa meliputi pengaturan kebijakan penagihan yang ketat, manajemen persediaan yang efisien, dan strategi investasi yang sesuai dengan profil risiko perusahaan.
Beberapa strategi manajemen kas meliputi:
- Pengelolaan persediaan: Mengelola persediaan dengan efisien untuk mengoptimalkan aliran kas.
- Pengelolaan piutang: Mempercepat pembayaran piutang untuk meningkatkan arus kas masuk.
- Pengelolaan hutang: Mengelola pembayaran hutang agar sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan.
- Investasi kas yang optimal: Menginvestasikan kas berlebih untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang optimal tanpa mengorbankan likuiditas.
Adapun sistem pengumpulan dan pembayaran kas merujuk pada proses pengelolaan arus kas masuk dan keluar perusahaan. Beberapa sistem pengumpulan dan pembayaran kas yang umum digunakan oleh perusahaan antara lain:
1. Pembayaran tunai
 Sistem ini melibatkan penerimaan dan pembayaran kas secara tunai dalam transaksi bisnis. Transaksi tunai seringkali terjadi dalam bisnis ritel, restoran, dan sektor jasa lainnya.
2. Pembayaran dengan cek
Sistem ini melibatkan penggunaan cek sebagai alat pembayaran. Cek dapat dicairkan di bank untuk mendapatkan dana kas.
3. Pembayaran dengan kartu kredit
Sistem ini melibatkan penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran. Penjual menerima pembayaran dari perusahaan kartu kredit dan perusahaan kartu kredit kemudian mengumpulkan dana dari pembeli.
4. Transfer bank
Sistem ini melibatkan transfer dana dari rekening bank satu ke rekening bank lain. Transfer bank dapat digunakan untuk mengirim dan menerima pembayaran antara perusahaan.
5. Penagihan piutang
Sistem ini melibatkan proses penagihan piutang dari pelanggan. Perusahaan mengirim tagihan ke pelanggan untuk pembayaran dan kemudian mengumpulkan pembayaran dari pelanggan.
Dalam strategi manajemen kas, pengelolaan kas perusahaan penting untuk memastikan sistem pengumpulan dan pembayaran kas yang efektif dan efisien. Perusahaan harus memilih sistem yang paling sesuai untuk bisnis mereka dan memastikan bahwa proses pengumpulan dan pembayaran kas berjalan dengan lancar untuk memaksimalkan arus kas perusahaan.
5. Safety Level of Cash Balance
Tingkat keamanan saldo kas adalah jumlah minimum yang harus dijaga oleh perusahaan. Hal ini penting untuk memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk operasi sehari-hari dan menghadapi situasi darurat. Dengan menjaga tingkat keamanan yang tepat, perusahaan dapat menghindari masalah likuiditas yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis mereka.
 6. Aspek-Aspek Penting Dalam Manajemen Kas