Mohon tunggu...
Nikita Frisilia Saputri
Nikita Frisilia Saputri Mohon Tunggu... Lainnya - Nikita Frisilia Saputri_Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia_Universitas Sanata Dharma

Semua orang memiliki potensi masing-masing hanya saja keinginan dan tekat perlu diperkuat,karena berjuang itu harus. "Kejar mimpimu, dengarkan kata hatimu, percaya pada dirimu kamu bisa mewujudkannya."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kacamata Seni: Menilik Pergelaran Seni Virtual di Tengah Pandemi Covid 19

11 November 2020   08:07 Diperbarui: 11 November 2020   08:22 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Berdamai dengan teknologi

Seni pertunjukan sebagai kegiatan antara penonton dan keterlibatannya dalam  bingkai pertunjukan (Nick, 1994). Menurut pendapat ahli bahwa pergelaran seni indentik dengan pertunjukan dengan menggunakan "ruang pentas" yang disajikan secara fisik misalnya gedung, panggung, studio mini dan lain-lain dengan disaksikan oleh penomnton secara langsung. 

Pada masa pandemi saat ini membuat para seniman pergelaran seni harus mengolah sedemikian rupa karya yang telah dibuatnya jika tidak ingin hancur ditengah terpaan pandemi. 

Mereka harus bisa mengolah karyanya dari yang semula menampilkan pertunjukan pergelaran secara langsung didepan penonton dengan ruang gerak panggung dan jarak penonton cukup dekat, tetapi dimasa pandemi saat ini mereka harus merubahnya dengan pola penyajian yang berbeda yaitu dengan media virtual. Mengubah ruang pentas menjadi virtual jelas menjadi sebuah tantangan terbesar yang dialami oleh para seniman dengan waktu yang secara mendadak mereka harus secepatnya mengubah semuanya. 

Hal ini membuat para seniman pergelaran seni mau tidak mau harus perlu dirubah dengan teknologi dengan mengolah kembali daya artistiknya terhadap ciptaannya supaya dapat memenuhi kriteria atmosfir virtual. Hal ini menjadi tantangan terbesar yang dialami oleh para seniman. Pasalnya mereka harus belajar dengan waktu yang lebih lama guna memenuhi syarat untuk bisa mempublikasikan karyanya dengan menggunakan media virtual.

Dunia virual berbeda dengan ruang pentas yang tampak secara langsung. Dalam dunia virtual unsur estetika menjadi perhatian utama dan menjadi koreksi tajam. Kualitas karya rentan akan kritikan dan cibiran sehingga membuat suatu gejolak yang harus diterima oleh para seiman. Menyiapkan diri untuk berusaha menerima segala resiko yang diterima dengan media penayangan yang baru. 

Hal ini membuatnya harus berdamai dengan teknologi merubah pola penyajian dalam proses pagelaran menjadi sebuah hal yang perlu ditinjau lebih jauh. Pasalnya jarak menonton dengan seniman pergelaran seni yang perlu diperhitungkan secara cermat karena terpisah oleh sekat layar digital yang terdapat dalam handphone, laptop maupun televisi. 

Hal semacam ini yang harus dipelajari lebih lanjut oleh para seniman. Mungkin dalam hal ini seniman harus mulai bekerjasama dengan orang yang sudah paham dan mengerti terkait dengan teknologi dan  dunia penayangan dalam media virtual. Sehingga banyak juga seniman yang telah menciptakan kerjasama baru terhadap beberapa orang yang dikatakan ahli dalam bidangnya. Hal ini menjadi catatan terpenting dan tantangan baru bagi sebagian besar seniman.

Wujud nyata realisasi penyajian pargelaran virtual ditengah pandemi.

Pemerintah ikut serta dalam  mendorong seniman untuk mewujudkan karya dengan cara memberikan dana terhadap para pekerja seni dan grup seni pertunjukan supaya dapat menjaga kestabilan seni ditengah wabah pandemi COVID-19. Dengan adanya dana dari pemerintah para seniman mengakui terbantu terhadap dana yang diberikan oleh pemerintah guna menjaga atmosfer seni khususnya pertunjukan. Hal ini juga menjadi suatu dorongan untuk mewujudkan realisasi yang nyata guna mewujudkan pergelaran virtual ditengah masa pandemi yang kian hari semakin terpuruk. 

Tetapi beberapa pertanyaan juga kerap kali mandatangkan tanda tanya besar terhadap bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Akankah bantuan akan terus diberikan dan sampai kapan bantuan dapat diterima oleh para pekerja seni. Hal tersebut akan mempengaruhi suatu rencana yang akan dijalankan dalam jangka waktu yang panjang terutama dalam masa pandemi saat ini. Karena dalam sistem daring  atau online  para seniman mengalami kendala untuk mengakses "tiket" sebagai sumber pendapatan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun