Mohon tunggu...
Nikie NirmalaTama
Nikie NirmalaTama Mohon Tunggu... Koki - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sebagai seorang koki, saya menemukan kegembiraan dalam menciptakan sajian kuliner yang menggugah selera dan menyatukan berbagai rasa. Dapur adalah panggung saya, di mana saya menciptakan harmoni dari bahan-bahan segar dan teknik memasak yang beragam. Di sisi lain, sebagai penulis berita, saya menikmati eksplorasi fakta-fakta, menganalisis isu-isu kompleks, dan menyampaikan informasi dengan jelas dan obyektif. Saya percaya pada kekuatan kata-kata untuk membentuk opini dan mempengaruhi perubahan. Kedua hobiku memberi saya kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas dan berbagi cerita yang memotivasi, dari dapur hingga tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Perlukah Pilkada Dipertahankan? Begini Kata Dr. Djonggi M. Simorangkir, SH, MH

2 Juni 2024   17:54 Diperbarui: 2 Juni 2024   17:57 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dr. Djonggi Simorangkir, SH, MH. Dok. Pribadi.

Pesta demokrasi Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) yang berlangsung di Indonesia sering kali menelan biaya yang sangat besar. Pertanyaannya adalah, apakah biaya besar ini sebanding dengan manfaatnya bagi pembangunan rakyat dan negara? Dalam pandangan beberapa pakar, seperti Advokat Senior Dr. Ida Rumindang Aritonang Radjagukguk, SH. MH., dan Dr. Djonggi M. Panggabean Simorangkir, SH. MH., biaya besar yang dikeluarkan oleh para calon selama kampanye dapat menimbulkan potensi korupsi.

Dr. Djonggi M. Panggabean Simorangkir,SH, MH menyatakan bahwa jika jabatan kepala daerah diisi melalui karir birokrasi, tanpa melalui Pilkada, maka tidak ada uang yang keluar untuk kampanye. Menurutnya, hal ini dapat mengurangi potensi korupsi, karena para kepala daerah tidak perlu mengembalikan dana besar yang telah dikeluarkan untuk kampanye.

Advokat Senior Dr. Ida Rumindang dan Dr. Djonggi Simorangkir. Dok. Pribadi.
Advokat Senior Dr. Ida Rumindang dan Dr. Djonggi Simorangkir. Dok. Pribadi.

"Para calon yang kalah akan merana meratapi nasibnya yang telah mengeluarkan biaya yang sangat besar, bahkan ada yang masuk penjara karena tidak mampu mengembalikan uang yang dipakainya untuk biaya Pilkada," kata Dr. Djonggi.

Dr. Djonggi juga berpendapat bahwa pemilihan wakil rakyat untuk menduduki DPRD Tk. 2, DPRD Tk. 1, DPR RI, dan DPD RI tetap diperlukan. Wakil rakyat ini dipilih oleh rakyat untuk mengontrol jalannya pemerintahan di parlemen. Dengan demikian, menurutnya, tidak mungkin ada kolusi antara wakil rakyat dan kepala daerah yang jabatan karir, sehingga pemerintahan dijamin bersih.

"Para kepala daerah tidak mengeluarkan biaya untuk menduduki jabatan kepala daerah karena jabatan karir, sehingga pemerintahan dijamin bersih," tambahnya.

Melihat dari sudut pandang ini, ada argumen kuat yang menyarankan bahwa Pilkada mungkin perlu dipertimbangkan kembali. Dengan mengangkat kepala daerah dari jabatan karir, potensi korupsi dapat diminimalkan, dan dana besar yang biasanya dihabiskan untuk Pilkada dapat dialokasikan untuk kepentingan pembangunan lainnya.

Sementara itu, tren di Indonesia saat ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi memprioritaskan kualifikasi akademik tinggi atau kecerdasan luar biasa dalam memilih pemimpin. Hal ini menambah kompleksitas dalam pemilihan kepala daerah, di mana kualitas kepemimpinan dan integritas harus lebih diutamakan daripada gelar akademik.

Advokat Senior - Penasihat Hukum - Pengamat Sosial Politik, Dr. Djonggi M. Panggabean Simorangkir, SH. MH. menutup pandangannya dengan harapan agar sistem pemerintahan bisa lebih bersih dan efisien tanpa Pilkada yang mahal. 

"HORAS," tutupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun