Mohon tunggu...
NikeRosdiyanti
NikeRosdiyanti Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Manusia Balik Layar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelupuk

3 April 2020   12:11 Diperbarui: 3 April 2020   12:14 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di pelupuk yang memeluk

Setumpuk rindu beradu menerjang gemuruh

Pada tiap hati yang kian terasa pilu

Bisakah sejenak seakan bisu

Agar dalih yang kian menumpuk, tak luput tergerus

Di pelupuk yang berserah

Aku mengadu pada desah yang semakin renyah

Aku terhanyut pada letak yang berikan bungah

Dan pada tiap usaha yang terasa semakin payah

Palungku makin lama makin menyerah pada  siksa yang sengaja dicipta

Manusia pelebur sekaligus pelipur asa

Pada jiwa nyata yang mencipta, hanyutku pada rupa laksana sihir yang mendekap paksa

Betapapun menginginkan untuk sudahi, namun seperti tak peduli

Ingin segera diakhiri, tapi diri memasung kelabui sendiri

Hingga pura-pura pergi, berusaha agar tak diikuti untuk kesekian kali

dan bertemulah aku dengan pandemi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun