Menurut Pak Timbul, becak yang sekarang menjadi kendaraan tetap Rismawati adalah pemberian Ricky. "Saya ditanya, sudah punya becak sendiri apa belum? Mau tidak dikasih becak? Ya saya jawab mau," kenangnya.Â
Kini Pak Timbul sudah tidak menarik becak lagi, karena harus merawat Risma. Setiap hari Pak Timbul dan Risma berkeliling kota. Â Risma senang diajak berkeliling dengan becaknya.Â
Risma senang naik becak. "Saya biasanya keluar malam hari jam delapan (20.00 WIB). Mangkal di Sami Luwes atau Gendengan. Pagi pulang ke rumah setelah membantu mengatur lalu lintas dan menyeberangkan orang di daerah Takmirul," Pak Timbul menambahkan.Â
Hari itu, ban becak Pak Timbul pecah. Dia harus ganti ban. "Alhamdulillah banyak yang memberi uang setelah saya bantu menyeberang. Uangnya cukup buat ganti ban," ujar Pak Timbul sambil menunjukkan ban bekas yang sudah sobek.Â
Saat kami temui, Pak Timbul dan Risma hendak pulang ke Cemani untuk beristirahat. Malam harinya, Pak Timbul akan kembali membawa Risma berkeliling kota, untuk menyenangkan hati buah hatinya itu. Pak Timbul tulus ikhlas merawat dan menjalani rutinitas itu setiap hari demi Risma.
Pak Timbul dan Risma berlalu. Kami pun pulang ke arah yang berlawanan.Â
Dan hari itu, saya dan kawan saya belajar tentang kasih sayang orangtua yang tak terbatas kepada anaknya.
Tanpa terasa butiran hangat mengalir membasahi pipi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H