Mohon tunggu...
NikenDe
NikenDe Mohon Tunggu... Guru - Vinsensia Niken Devi Intan Sari

Lahir di sebuah desa yang terletak ditengah hutan jati. Desa tersebut berada di wilayah kabupaten Banyuwangi. Daerah yang terlanjur terkenal kembali dengan sebutan Desa Penari. Niken kecil hidup diantara orang tua yang berprofesi sebagai guru. Guru jaman OLD. Dengan segala kekurangannya, namun tetap dan terus mensyukuri dan menyemangati anak-anaknya untuk berpendidikan tinggi. Dengan satu semboyan Ajaib dari mereka bahwa "Pasti ada jalan jika itu untuk biaya pendidikan." That is TRUE. Benarlah adanya. Kami, anak-anak guru SD di sebuah desa kecil tersebut mampu melanjutkan sekolah sampai lulus Sarjana. Mimpi Bapak Ibu terkabul. Hobi menulis menjadi sebuah kegiatan yang selalu memhadirkan CANDU. Menekuninya menghadirkan kegembiraan tersendiri. Semoga menjadikan manfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Money

Janji Asuransi Bumi Putera Lagi

8 Juli 2024   15:06 Diperbarui: 8 Juli 2024   15:38 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Wajahnya terlihat lelah meski selalu berusaha tersenyum.

"Yang sabar mas, pasti nasabahnya banyak yang kesel ya?"

"Iya ibu. Saya tidak pernah merasa kecewa atau terbeban menghadapi nasabah, bu. Karena saya paham betul yang dirasakan."

"Saya justru kecewa dengan menejemen yang selalu mengeluarkan kebijakan namun seringkali tidak terealisasi."

Memang benar yang dikatakan. Para petinggi Bumi Putera mungkin tidak pernah menghadapi kemarahan, kejengkelan, tangisan histeris bahkan mungkin ada yang sampai pingsan, ketika mengetahui dana yang dikumpulkan sedikit demi sedikit tak tahu rimbanya. Mereka yang ada di depan lah yang merasakan, menghadapi bahkan harus dengan tetap tersenyum.

Bisakah kita berharap kepada pemerintah untuk membantu menyelesaikan masalah Asuransi Jiwa Bumi Putera dan yang tak kalah penting menelusuri pihak-pihak yang menyebabkan hal tersebut terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun