Hari-hari seperti ini, bisanya mereka malas pulang ke rumah. Mereka lebih sering menghabiskan waktu di kelas bersama teman-teman yang selama 3 tahun ini menjadi keluarganya di sekolah. Itupun tidak bisa mereka lakukan karena aturan STAY AT HOME. benar-benar usai sebelum waktunya dan istirahat bukan pada jamnya.
Jika anda pernah menjadi murid putih abu-abu pasti bisa merasakan bahwa puisi ANGKATAN 2020 sangat dalam menggambarkan suasana hati mereka. Â Mereka akhirnya bercanda lewat media sosial, tanpa bisa bergelak bersama. Tidak lagi berkesempatan makan bakso atau siomay rame-rame sepulang sekolah lengkap dengan putih abu-abu mereka. Seragam kebanggaan itupun harus pensiun sebelum waktunya. Entahlah apa masih akan dipakai lagi ketika mereka mengambil ijsash atau saat mereka berkunjung ke sekolah untuk cap tiga jari.
Ending puisi itu selain menyemangati anak-anak ANGKATAN 2020 juga berhasil menyemangati para guru. Mereka telah bekerja keras menyiapkan materi dengan pelajaran tambahan, dengan perhatian lebih. Mereka harus mengecek persiapan Ujian Nasional Berbasis Komputer sampai 100%. Ketika semua ready datanglah berita mengejutkan itu. UN ditiadakan.
Pasti ada hikmah dibalik semua ini. Penulis memilih kata-kata penyemangat pada akhir puisinya. Angkatan 2020 adalah generasi terkuat. semua akan indah pada waktunya.
Wow, tayangan yang sangat keren dan kreatif, Mampu mengharu biru WAG keluarga yang kebetulan memiliki anak-anak yang termasuk angkatan 2020. Satu pesan untuk anak-anakku Angkatan 2020, nikmati masa-mu. Tuhan memberkati langkah kalian berikutnya ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H