Tembang Jawa yang menjadi genre musik Mas Didik Kempot tidak bergeser. Tetap seperti Stasiun Balapan, Klayar, dll. Penyanyi yang beberapa kali berkunjung ke Suriname ini bahkan menciptakan lagu berjudul "Kangen Nickery." Syairnya Super Melow. Bahkan lagu yang sengaja diciptakannya untuk pengendang beliau ini, beberapa kali membuat Dori Harsa (Pemain kendangnya) mewek di atas penggung.
Jeritan histeri penonton membuat setiap konser pria yang dijuluki Lord Didi ini menghadirkan sisi menarik. Penonton bahkan dengan sepenuh hati berekspresi ketika lagu-lagu patah hati itu dinyanyikan. Silahkan anda membuka link konsernya. Mereka ada yang menangis, ada yang ekspresif dengan menepuk dada berkali-kali.
Mas Didi memang luar biasa. Ketika generasi muda kita larut dengan musik K-Pop, ternyata berhasil mencuat dengan tembang-tembang Jawa yang mewakili perasaan mereka. Jatuh cinta, patah hati, diingkari janji, di PHP, kangen dan segala efek yang yang mengikutinya.
Perhatikan syair lagu "Kangen Nickery", seringkali kata Nickery yang merupakan nama satu wilayah di Suriname ini diganti dengan nama-nama kota di Indonesia yang disiingahi. Bisa Purwosari, Kediri, Singosari, dll. Ini trik jitu yang membuat setiap penonton terhanyut.
Sepine wengi iki
Ning kene aku ngneteni
Kesuwen suwene wes pirang sasi kowe ra bali
Neng Nickery tak enteni
Lihatlah betapa histerisnya anak-anak muda itu. Apalagi jika Mas Didi Kempot mendaulat Dori Harsa untuk melantunkan lagu itu. Langsung semua teriakkan namanya.
"Mas Dori ..."
Dori adalah ikon baru dalam setiap konser Mas Didi. Wajah ganteng dan kisah patah hatinya seakan mewakili setiap kesedihan dan kerinduan yang melekat dalam lagu-lagu Lord Didi. Hastag dengan tagar #nangiso tak kendangi menjadi identik dengan Dori Harsa.