Hampir semua orang paham bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan, tapi banyak faktor yang membuat perokok sulit untuk berhenti.Â
"Saya mau beralih ke rokok elektrik, tapi kan harganya mahal", keluh seorang perokok yang sebenarnya sudah sadar bahaya merokok tapi tetap saja merokok. Mendengar keluhan tersebut, sepertinya memang Tobacco Harm Reduction harus dipublikasikan oleh orang yang tepat, salah satunya adalah apoteker. Loh kenapa Apoteker? Karena profesi apoteker masih memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat untuk melakukan edukasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Pada tanggal 9 November 2019 bertempat di Sheraton Mustika Hotel & Resort Yogyakarta, Indonesian Young Pharmacist Group (IYPG) bekerjasama dengan Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) mengadakan seminar  yang bertema " Pengurangan Bahaya Tembakau dan Upaya Berhenti Merokok Dalam Prespektif Farmasi dan Kesehatan Publik".
Tobacco Harm Reduction
Menurut Dr.drg Amaliya, Msc. dari Universitas Padjajaran sekaligus peneliti di Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), merokok juga menyebabkan berbagai problem di dalam rongga mulut. Oleh karena itu beliau selalu menerapkan 5A ( Ask, Advise, Assess Assist dan Arrange)
saat bertemu pasien yang merupakan seorang perokok. Tetapi jika perokok sulit untuk berhenti merokok walaupun resiko kesehatan sudah terlihat di depan mata, maka Tobacco Harm Reduction adalah solusinya.
Ada tiga jenis Tobacco Harm Reduction yang bisa dipilih oleh orang yang ingin berhenti merokok yaitu nikotin patch, permen karet nikotin dan inhlaer nikotin. Mungkin masih banyak yang beranggapan bahwa produk tembakau alternatif juga menghasilkan TAR sehingga perokok tidak mau beralih ke produk alternatif tersebut. Padahal penggunaan produk tembakau alternatif  tidak menghasilkan TAR dan asap, yang berarti bahwa produk ini memiliki resiko kesehatan jauh lebih rendah daripada rokok.
Sementara itu menurut Dr. Ardini Raksanagara dari Departemen Ilmu Kesehatan Universitas Padjajaran, apoteker bisa memberikan informasi yang akurat mengenai perbedaan nikotin dan TAR.Penjelasan oleh dr Andini Raksanagara dari Unpad. Dokpri
Selama ini masyarakat menganggap bahwa keduanya sama-sama berbahaya bagi kesehatan. Jadi walaupun menimbulkan efek adiktif, nikotin bukan satu-satunya penyebab penyakit yang terkait dengan rokok. Justru TAR yang banyak menghasilkan senyawa karsinogenik penyebab kanker.
Dokpri
Regulasi  Khusus Pengurangan Resiko

Pengertian tentang produk tembakau alternatif bukan satu-satunya cara untuk mengurangi resiko kesehatan akibat merokok. Peran serta pemerintah juga sangat diperlukan, salah satunya melalui regulasi khusus yang terpisah dari regulasi rokok selama ini. Realisasi konsep pengurangan resiko salah satunya dengan pengaturan tarif cukai bagi produk tembakau alternatif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI