Rasa kehilangan memenuhi hati yang terdalam, menjadikannya terasa sesak di dada sekaligus membuat buliran-buliran bening terjatuh. Berita duka datang dari salah satu putera terbaik bangsa sekaligus presiden ke 3 Republik Indonesia, Prof. Dr. Ing. H. B.J Habibie yang menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 11 September pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.Â
Putera bangsa yang mengharumkan nama Indonesia itu kini telah menghadap sang Pencipta untuk selama-lamanya.
Sosok Habibie menjadi sosok inspiratif bagi Kanjeng Papi (panggilan untuk suamiku). Kami sering mendiskusikan sosok Habibie bersama-sama dimanapun. Â Karya-karya inspiratif pak Habibie, penghargaan internasional, hak paten, dan masih banyak lagi, Â seperti tidak ada habisnya saat mendiskusikan sosok Habibie.
Sekilas Tentang Putra Terbaik Bangsa bernama B J Habibie
Presiden RI ke 3 ini memiliki nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie, beliau lahir pada tanggal 25 Juni 1936 di Afdeling Pare-pare, Celebes, Hindia Belanda. Beliau merupakan putera ke 4 dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A Tuti Marini Puspowardjojo.Â
Kembali ke Tanah Air Untuk Mengabdi Bagian 1
Di awal tahun 1960an, para insinyur penerbangan masih mencari cara untuk mengatasi keretakan bagian pesawat agar kecelakaan pesawat berkurang. Keretakan bagian pesawat saat lepas landas atau landing karena mengalami tekanan udara yang sangat besar ini akhirnya berpengaruh pada faktor keselamatan.
Adalah seorang Habibie, insinyur muda bertubuh kecil yang berhasil menemukan bagaimana cara menghitung keretakan pesawat sampai ke atom-atomnya (crack propagation on random). Dengan ditemukannya teori yang dikenal dengan nama Crack Progression atau Theory of Habibie sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko kecelakaan pesawat. Bahkan dengan menggunakan komposit buatan Habibie, pesawat lebih mudah melakukan manuver, lebih efisien, hemat bahan bakar dan lebih mudah take off.
Kembali ke Tanah Air Untuk Mengabdi bagian 2 sampai akhirnya Berpulang ke pangkuan Sang Pencipta
Setelah selesai masa jabatan sebagai presiden di tahun 1999, Habibie kembali ke Jerman untuk melanjutkan kehidupannya. Namun pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beliau kembali lagi ke Indonesia dan kemudian aktif sebagai penasihat presiden melalui organisasi Habibie Center sampai akhirnya beliau memutuskan untuk menetap di Indonesia bersama sang istri.Â
Pada tahun 2010, Ainun Habibie dipanggil Sang Pencipta, sebuah cobaan berat karena kehilangan separuh jiwa yang telah menemaninya selama 48 tahun. Tetapi kepergian sang istri tidak membuat beliau larut dalam kesedihan. Beliau tetap aktif memberikan masukan dan ide pembangunan untuk Indonesia di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Sugeng Tindak Pak Habibie, namamu akan selalu abadi di relung hati bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H