Mohon tunggu...
niken nawang sari
niken nawang sari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Ibu Rumah Tangga yang suka jalan-jalan ke bangunan kolonial, suka menulis hal berbau sejarah, dan suka di demo 2 ekor kucing. Blog pribadi www.nickenblackcat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Pengalaman Ganjil Saat Melintasi Hutan Tutupan

29 Agustus 2019   23:52 Diperbarui: 30 Agustus 2019   01:17 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kucing yang aku temui mirip seperti ini, dengan dominan warna abu-abu tapi hidungnya tidak pesek. Dok : kucing pedia

Malam jumat itu seru kalau bercerita tentang yang nyerempet misteri dan horor gitu ya. Apalagi habis baca artikelnya teman yang bercerita pengalaman horornya, kan aku juga terpancing untuk ikut bercerita.

Pengalaman ini berdasarkan pengalaman pribadi yang masih tersusun rapi di kepalaku. Jadi boleh percaya, boleh juga tidak percaya, yang penting tidak menghujat.

Hutan tutupan, begitu nenek dan warga desa menyebutnya. Hutan ini merupakan hutang yang dimana warga tidak boleh menebang pohon sembarangan, tetapi lahannya boleh diolah menjadi lahan pertanian palawija tanpa menebang pohon-pohonnya.

Hutan tutupan secara administratif tidak masuk ke dalam desa tempat tinggal nenek, tetapi letaknya dekat dengan desa nenek dan sering dijadikan jalan pintas menuju pasar atau ibukota kabupaten. Sebenarnya ada jalan lain yang tidak perlu repot melewati hutan tutupan, tapi muter ke arah barat dan melewati jalanan di danau tadah hujan.

Pengalaman  Pertama Lewat Hutan Tutupan Bersama Teman dari Desa Lain

Lemah Abang dulu jalannya seperti ini, tapi saat kejadian itu sudah diaspal. Kalau belokannya lebih tajam dari foto ini, jadi foto hanya gambaran saja. Dok : regional kompas
Lemah Abang dulu jalannya seperti ini, tapi saat kejadian itu sudah diaspal. Kalau belokannya lebih tajam dari foto ini, jadi foto hanya gambaran saja. Dok : regional kompas
Sejak sekolah menengah, aku dan teman-teman sebaya terbiasa melewati hutan tutupan dari tempat pemberhentian bus. Tetapi sejak aku tidak tinggal di tempat nenek, aku jadi jarang lewat hutan ini. Sampai pada pertengahan 2008, aku melewati hutan ini diantar seorang teman. 

Waktu itu sudah hampir adzan magrib saat aku melalui hutan tutupan. Teringat pesan nenek untuk berdoa sebelum melewati hutan, kami pun merapalkan doa supaya perjalanan menuju rumah nenek lancar.

Ada tikungan yang dikenal dengan nama Lemah Abang (berarti Tanah Merah, karena disini banyak tanah liat berwarna merah), medannya berupa tikungan tajam lurus yang kalau salah nikung bisa jatuh ke jurang. Nah kebiasaan masyarakat desa saat lewat Lemah Abang adalah membunyikan klakson.

"Ojo lali diklakson ya," pesanku kepada teman saat akan melalui Lemah Abang.

Temanku tidak lupa membunyikan klakson, dan  aku tidak sengaja melihat ular panjang berwarna putih menyebrang jalan pas di tikungan Lemah Abang. Tapi aku tidak berani bercerita sebelum sampai di rumah nenek.

Akhirnya setelah sampai di rumah nenek, aku beranikan bercerita kepada nenek dan temanku tentang apa yang aku lihat. 

"Aku mau yo weruh tapi aku meneng wae (aku tadi juga lihat tapi aku diem aja)", timpal temanku saat aku selesai bercerita. 

Setelah itu nenek menyarankan kepada temanku untuk pulang melalui arah barat, "Lewat kulon wae sing rame tur akeh omah warga", begitu pesan beliau pada temanku. 

Walaupun rumah temanku ada di desa sebelah timur, tapi hari itu dia lebih memilih jalan yang memutar lewat barat sesuai saran nenek. Sebelumnya aku pernah dilewatkan hutan tutupan oleh sepupuku yang termasuk penduduk desa, tidak pernah ada kejadian seperti ini.

Pengalaman Kedua Lewat Hutan Tutupan Bersama Teman dari Luar Pulau

Kucing yang aku temui mirip seperti ini, dengan dominan warna abu-abu tapi hidungnya tidak pesek. Dok : kucing pedia
Kucing yang aku temui mirip seperti ini, dengan dominan warna abu-abu tapi hidungnya tidak pesek. Dok : kucing pedia
Kalau pengalaman kedua ini kejadiannya juga sama di Lemah Abang juga dan hampir magrib di pertengahan tahun 2016. Ya kami saat itu sebenarnya sudah mencari jalan tercepat untuk menuju desa nenek, tetapi kami sempat nyasar.

Jadi saat menjelang adzan maghrib, lagi-lagi aku harus melalui hutan tutupan dengan teman. Tidak lupa klakson dibunyikan saat akan melewati Lemah Abang, dan saat melintas kami melihat seekor kucing ras berwarna abu-abu di pinggir jalan.

Sebagai orang yang suka kucing, rasanya aku ingin berhenti dan menggendong kucing itu. Tapi beruntungnya tidak aku lakukan karena ada target sebelum adzan magrib harus sudah sampai rumah nenek.

Walaupun suasana desa nenek sudah tidak terlalu sepi seperti tahun 2008 tapi tetap saja hutan tutupan itu terasa sepi. Beruntung sekali kalau ada orang desa yang melintas sehingga kita merasa ada teman saat lewat hutan.

Sesampainya di rumah nenek, kembali aku bercerita kepada nenek bahwa aku melihat kucing ras di Lemah Abang. 

"Wis arep magrib ki ora usah aneh-aneh nggowo kucing barang, iyo nek kucing tenana. Nek udu njuk meh kepiye? Opo meneh kancamu rung kenal daerah kene to", ujar Nenek saat aku selesai bercerita.

(Artinya : Udah mau magrib nggak usah aneh-aneh bawa kucing segala, ya kalo kucing beneran. Kalo bukan, terus gimana? Apalagi temanmu kan belum kenal daerah sini).

Pengalaman Ketiga Lewat Hutan Tutupan Bersama Suami

Snowy aku masukkan pet carrier yang digendong seperti pada gambar. Dok : digstraksi
Snowy aku masukkan pet carrier yang digendong seperti pada gambar. Dok : digstraksi
Nah kali ini lewat hutan tutupan udah sama suami ya, bukan sama teman lagi. Jadi ada rasa udah aman aja lewat hutan tutupan. Saat itu aku tengah hamil muda dan mau tidak mau kucing-kucing kesayanganku harus ikut ibu terlebih dahulu di rumah nenek.

Untuk menuju tempat nenek, dibutuhkan waktu 1,5 jam berkendara dengan motor. Suami berinisiatif memakai motor matic karena barang bawaan kami banyak. Dua ekor kucing dewasa (mix dome) dan dua kandang lipat kucing yang ditaruh di bagian depan motor.

Belum lagi tas yang digunakan untuk membawa perlengkapan menginap di rumah nenek. Kucingku yang bernama Snowy masuk ke dalam pet carrier yang aku gendong karena berat badannya lebih ringan daripada Shiro. Sementara Shiro masuk pet carrier jinjing yang bisa dipangku.

Memasuki hutan tutupan mungkin sudah sekitar jam 7 malam, dan tidak ada warga yang melintas. Kami juga tidak lupa membunyikan klakson saat melewati Lemah Abang. 

Tetapi setelah itu, semuanya jadi terasa sangat berat. Bahkan suami menyetir motor sampai rodo ngglayar (agak oleng). Snowy mulai gelisah di gendongan pet carrier tapi tidak mengeong sementara Shiro mengeong tanpa henti. 

"Ada yang tidak beres", pikirku dalam hati saat itu tapi aku tidak berani bilang kepada suami. Akhirnya, kami sampai di gapura desa dan melewati jalanan yang menanjak. Anehnya di jalanan yang menanjak ini tidak terasa seberat waktu melintasi hutan tutupan. 

Sesampainya di rumah nenek, kami tidak bercerita apapun pada nenek. Nah keesokan harinya suami baru bercerita kalau semalam mungkin ada yang nebeng sampai gapura. Merinding sekaligus lega karena kami sudah melewati itu semua.

Sejak kejadian tersebut, kami selalu berusaha melewati hutan tutupan saat hari belum senja karena kata suami senja itu bagaikan pagi di dunia "mereka" jadi "mereka" bersiap untuk beraktifitas.

Akar tumbang seperti ini akan dibiarkan saja di hutan tutupan selama tidak mengganggu jalan. Dok : pixabay
Akar tumbang seperti ini akan dibiarkan saja di hutan tutupan selama tidak mengganggu jalan. Dok : pixabay
Alam semesta ciptaan Tuhan ini sangat luas, manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna sebaiknya juga menghargai sesama makhluk ciptaan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun