Pameran naskah ini menghadirkan berbagai naskah kuno dari Perpustakaan Kraton Yogyakarta Widyabudaya, Widyapustaka Pakualaman, Balai Bahasa dan Museum Sonobudoyo. Menurut penuturan guide yang bertugas, ada sekitar 27 naskah asli yang untuk pertama kalinya dipamerkan kepada masyarakat umum.
Naskah-naskah yang ditampilkan disini menceritakan tentang Babad Giyanti (tentang perjanjian Giyanti tahun 1755 yang membelah Mataram menjadi 2 kerajaan yaitu Surakarta dan Yogyakarta), Babad Ngayogyakarta, Geger Sepoy(Spehi), para raja yang pernah bertahta, prajurit Keraton, tembang macapat, kisah pewayangan dan berbagai macam serat salah satunya serat Pawukon yang berisi tentang ramalan.
Tidak  bisa baca tulisan jawa juga tidak menjadi masalah ketika mengunjungi pameran karena ada keterangan kecil yang tertulis di sekitar naskah. Kalau masih kurang puas dengan penjelasan yang ada di dekat naskah, ada para petugas yang siap untuk direpotin, tenang aja.
Sementara itu 75 naskah kuno yang dijarah Raffles dalam peristiwa Geger Sepoy dikembalikan ke Keraton Yogyakarta dalam bentuk digital oleh British Library. Penerimaan secara simbolis dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 7 Maret 2019. Naskah digital ini ditampilkan salam sebuah layar di Bangsal Pagelaran bagian barat. Sebagian besar naskah dituliskan menggunakan huruf Jawa.
Selain naskah, disini kita juga disuguhi ilustrasi geger sepoy, wayang dan lukisan-lukisan yang berkaitan dengan Keraton Yogyakarta. Tidak  bisa baca tulisan jawa juga tidak menjadi masalah ketika mengunjungi pameran karena ada keterangan kecil yang tertulis di sekitar naskah.
Profesor Oman Faturrahman pernah mengatakan bahwa naskah kuno seperti permata yang belum digosok. Untuk menggosoknya itu diperlukan para filolog yang berasal dari generasi muda karena bisa saja naskah kuno merupakan sumber primer bagi penulisan sejarah.
Jadi sebagai generasi muda, tidak pernah rugi ketika mengunjungi pameran naskah kuno seperti Pameran Naskah Keraton Yogyakarta karena disana banyak sekali sejarah yang bisa kita pelajari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H